Sejumlah relawan menata bantuan dari individu dan lembaga kemanusiaan di dapur umum korban banjir bandang di Desa Rogo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (18/9). | BASRI MARZUKI/ANTARA FOTO

Nasional

Satgas: Waspadai Klaster Pengungsian

Satgas mengingatkan ancaman klaster penularan virus Covid-19 di tempat pengungsian.

JAKARTA – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengingatkan ancaman klaster penularan virus korona SARS-CoV2 (Covid-19) di tempat pengungsian. Hal itu berpotensi terjadi jika ada korban terdampak bencana berkumpul di satu tempat pengungsian yang sama.

“Kita semua harus siap. Di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang belum selesai, ternyata masih ada tantangan bencana lainnya, yaitu banjir yang berpotensi memunculkan klaster baru pengungsian,” kata Kepala Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah, Rabu (7/10).

Dewi meminta pemerintah daerah (pemda) harus menyiapkan inovasi ketika terjadi banjir agar di pengungsian tidak terjadi kerumunan. Pemda, menurut dia, harus menyiapkan sedini mungkin sebuah inovasi dan memetakannya sehingga model tempat pengungsian tidak seperti biasanya yang terkumpul dalam satu tempat.

Terkait protokol kesehatan di tempat pengungsian, Dewi mengatakan, yang harus dipastikan adalah sanitasi. Sebab, korban bencana bisa berkumpul dalam satu tempat, kemudian saat pengungsi di tempat tidur kemungkinan tidak menjaga jarak antara satu orang dengan lainnya, termasuk pengungsi anak-anak yang pastinya berkumpul dan tidak mungkin bisa diam. 

photo
Sejumlah korban banjir mengungsi di Bele Li Mbui, Kota Gorontalo, Gorontalo, Sabtu (25/7). Sebanyak 510 warga dari Kecamatan Kota Timur dan Dumbo Raya mulai memadati posko induk pengungsian banjir akibat meluapnya Sungai Bone - (Adiwinata Solihin/ANTARA FOTO)

Dewi meminta pemda memastikan ruangan di tempat pengungsian, tempat makan, dapur, hingga kamar mandi aman dari penularan. Warga di tempat pengungsian juga wajib menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

Dia menambahkan, potensi bencana harus diantisipasi jauh-jauh hari, terlebih saat ini dalam situasi pandemi. Terlebih, Indonesia punya potensi bencana yang cukup besar. Ketika pemda sudah memahami bagaimana cara mengantisipasi bencana, Dewi percaya upaya ini sangat berpengaruh untuk menekan fatalitas ketika terjadi bencana. “Jadi bukan hanya mengendalikan pandemi,” ujar dia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengingatkan agar semua pihak mewaspadai perubahan cuaca ekstrem. Hal ini harus diantisipasi dengan baik untuk memastikan tidak terjadi klaster baru penyebaran Covid-19 jika masyarakat harus mengungsi akibat bencana.

“Tiga bulan ke depan kita harus bersiap dengan perubahan cuaca yang ekstrem, ditakutkan akan timbul klaster baru karena faktor tersebut,” kata dia, Selasa (6/10).

Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional itu mengatakan, perubahan cuaca juga dapat menimbulkan penyakit demam berdarah yang gejalanya mirip dengan Covid-19. “Kita harus mampu mengakomodir keduanya pula, jangan sampai satu orang terjangkit keduanya,” ujar Luhut.

photo
Warga mengamati proses evakuasi akibat banjir bandang di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (22/9). Banjir bandang tersebut terjadi pada Senin (21/9) dan menyebabkan ratusan kepala keluarga mengungsi. - (Republika/Thoudy Badai)

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebelumnya juga mengingatkan pemerintah daerah agar menyiapkan pengungsian yang patuh terhadap protokol kesehatan. Pemda juga diminta terjun langsung untuk mengawasi kondisi pengungsian dan memastikan seluruh masyarakat yang mengungsi tetap menjalankan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, jaga jarak, dan mencuci tangan. 

"Banyaknya pengungsi di lokasi pengungsian berpotensi besar lokasi ini berkembang menjadi sebuah klaster baru apabila tidak diantisipasi sejak sekarang. Tidak ada lagi langkah yang paling tepat selain kedisiplinan pengungsi itu sendiri untuk mematuhi protokol kesehatan dengan 3M," kata Wiku dalam keterangan pers di kantor presiden, Selasa (6/10). 

Selain menjalankan protokol kesehatan, Wiku juga mengingatkan agar lokasi pengungsian harus dijaga kebersihannya. Alasannya, ancaman penyakit bukan saja Covid-19 namun juga penyakit lain yang berkaitan erat dengan kebersihan lingkungan. 

"Dalam hal ini, Pemda diharapkan lebih proaktif untuk memetakan dan  merencanakan dengan baik terkait penyediaan kelayakan fasilitas pegungsian sebagai langkah antisipatif," ujar Wiku. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat