Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Tilik Saat Pandemik

Tilik merupakan salah satu kebiasaan Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan ulama.

Oleh FAOZAN AMAR

OLEH FAOZAN AMAR

Beberapa waktu lalu, film pendek berjudul Tilik viral dan menjadi perbincangan publik. Tilik merupakan film pendek yang memenangkan penghargaan Maya Award of Best Short Film dan sudah ditonton lebih dari 24 juta kali. Sesuai dengan judulnya, tilik yang dalam bahasa Jawa artinya 'menjenguk’, film ini bercerita tentang sekumpulan ibu-ibu yang hendak menjenguk Bu Lurah yang sedang sakit. 

Tilik merupakan salah satu kebiasaan Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan ulama. Itu menjadi bukti perhatian Nabi Muhammad kepada para sahabatnya. Dan di Indonesia, tilik telah menjadi budaya yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

Ada beberapa keutamaan tilik orang sakit, sebagaimana dijelaskan dalam hadis: “Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang Muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya pada pagi hari maka 70 ribu malaikat mendoakannya agar mendapatkan rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya pada sore hari maka 70 ribu malaikat mendoakannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad dengan sanad sahih).

Tilik orang sakit merupakan kewajiban seorang Muslim. Dalam hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda: “Hak seorang Muslim terhadap Muslim lainnya ada enam.”

Sahabat bertanya, “Apa saja, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Bila engkau bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, bila ia mengundangmu maka hadirilah, bila ia meminta nasihat maka nasihatilah, bila ia bersin dan memuji Allah (mengucap alhamdulillah) maka jawablah (dengan mengucapkan: yarhamukallah), bila ia sakit maka jenguklah, dan bila ia meninggal dunia maka antarkanlah (jenazahnya hingga makam).” (HR Muslim).

Pada saat kita tilik, ada kebahagiaan dari yang sedang sakit dan keluarganya karena kepedulian yang kita berikan. Bagi orang yang membesuk, kita dianjurkan untuk mendoakan orang yang sakit, yakni “La ba’sa thahuurun insya Allah”. Artinya, “Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membersihkanmu dari dosa-dosa, insya Allah.” (HR al-Bukhari).

Lantas, bagaimana mau tilik orang sakit saat pandemik? Tidak semua orang yang sakit dapat kita tilik. Bisa karena larangan dari dokter dan keluarganya, bisa juga karena dikhawatirkan akan tertular dari penyakit yang dialaminya. Jika tidak memenuhi dua kriteria tersebut, tentu tidak ada masalah melaksanakan anjuran Nabi SAW untuk tilik orang sakit.

Namun, jika yang akan ditilik memiliki penyakit yang membahayakan orang lain, seperti terkena virus korona, maka tidak perlu ditilik karena mudaratnya lebih besar daripada manfaatnya. Namun sebaliknya, jika ternyata orang yang sakit aman untuk ditilik walaupun saat pandemik, maka sebaiknya dilakukan.

Tentu dengan tetap menggunakan protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizerWallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat