Petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Pekanbaru mengenakan alat pelindung diri saat memeriksa kesehatan warga binaan yang positif Covid-19, di Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (1/10). | FB Anggoro/ANTARA FOTO

Nusantara

Napi Positif Covid-19 Terus Melonjak 

Pihak lapas kini menambah ruang isolasi mandiri untuk napi yang sakit menjadi enam ruangan terpisah.

PEKANBARU -- Narapidana (napi) di Lapas Perempuan Kelas II A Pekanbaru, Provinsi Riau, yang terkonfirmasi positif Covid-19 terus bertambah. Hingga Senin (5/10), jumlahnya naik dari 28 orang menjadi 44 orang. Hal itu membuat keadaan lapas yang sudah kewalahan makin mencekam.

Perawat Lapas Perempuan Pekanbaru, Ina Kurniasih, mengatakan, penambahan 14 kasus baru itu hasil uji usap (swab) terhadap 50 napi pada Jumat (2/10). Hasil tes yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Riau itu baru keluar pada Senin. 

Sejak kasus Covid-19 pertama dialami seorang petugas lapas tersebut pada pertengahan September, lapas perempuan itu menjadi klaster penularan cukup besar. Pada awal Oktober, selain 28 napi, tiga petugas juga dinyatakan terpapar Covid-19. “Jumlahnya sekarang 44 orang yang terkonfirmasi dari warga binaan,” kata Ina, Senin (5/10).

Pihak lapas kini menambah ruang isolasi mandiri untuk napi yang sakit menjadi enam ruangan terpisah. Mereka dibagi berdasarkan kondisi kesehatan dari yang orang tanpa gejala (OTG), gejala ringan, dan yang sudah pulih dari gejala.

Ruangan itu berukuran 4 x 5 meter dan napi yang sakit wajib selalu mengenakan masker. Namun, tidak ada penjelasan bagaimana 44 napi terpapar diisolasi di enam ruangan itu.

photo
Sejumlah petugas mengenakan alat pelindung diri di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) IIA Perempuan Pekanbaru, Riau, Kamis (1/10). - (FB Anggoro/ANTARA FOTO)

Ina mengatakan, napi yang sakit diperiksa setiap hari serta diberi asupan makanan, vitamin, dan obat bergantung gejala yang muncul. Hingga kini belum ada warga binaan yang dinyatakan sembuh.

“Yang sembuh belum ada karena karantina belum 14 hari. Kondisi mereka setiap hari dipantau,” katanya.

Kepala Kanwil Kemenkumham Riau Ibnu Chuldun pada pekan lalu mengerahkan tenaga bantuan dokter untuk mengatasi kekurangan tenaga kesehatan di Lapas Perempuan Kelas IIA Pekanbaru. Saat ini, Lapas Perempuan tidak punya tenaga dokter, hanya terdapat dua orang perawat.

Pihaknya masih berupaya mengobati warga binaan dengan isolasi mandiri di fasilitas tersebut. “Kami masih berusaha keras melakukan isolasi mandiri kepada warga binaan pemasyarakatan,” katanya.

Kepala Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Kemenkumham Rika Aprianti pada Senin malam mengeklaim, ada 124 orang napi yang terkonfirmasi positif Covid-19 di lapas seluruh Indonesia. Namun, tidak ada penjelasan lebih lanjut keabsahan data tersebut, termasuk jumlah lapas dan penanganannya.

photo
Sejumlah warga binaan yang positif Covid-19 mengenakan masker di sel isolasi khusus, di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Pekanbaru, Riau, Kamis (1/10). - (FB Anggoro/ANTARA FOTO)

Rika juga masih enggan berbicara banyak terkait kondisi penularan Covid-19 di Lapas Perempuan Pekanbaru. "Saya harus cek dulu. Saya enggak mau bicara dulu tentang Pekanbaru karena ini masih banyak kasus lain, soal napi kabur Cai Chang Pan," kata dia. 

Rika mengatakan, Ditjenpas masih harus berkomunikasi terkait kondisi yang terjadi di lapas tersebut. Hal itu dilakukan agar bisa mendapatkan informasi terkait sejauh mana penularan yang terjadi.

"Saya cek dulu deh. Saya enggak mau sembarangan kasih statement. Nanti saya konfirmasi lagi sudah sejauh mana dan saya janji akan sampaikan tentang Pekanbaru ini, tapi harus konfirmasi dulu," kata dia.

Rika tak menjawab panggilan telepon Republika yang hendak mengonfirmasi kembali informasi tambahan pada Selasa kemarin.

Anggota Bidang Protokol Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Eka Ginanjar mengatakan, IDI ikut menganalisis bagaimana para napi di lapas saling tertular. Menurut dia, terbatasnya ruangan yang ditempati orang banyak membuat protokol kesehatan tidak diterapkan dengan baik di lapas.

"Tahanan bisa terinfeksi Covid-19 karena ruang tahanannya terbatas, kemudian ditempati banyak orang," ujar Eka, kemarin. Karena itu, ia meminta pengelola pengelola segera melakukan isolasi dan merawat warga binaan yang terinfeksi. "Misalnya, di dalam sel atau blok yang terpisah," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat