Peneliti menunjukkan alat deteksi cepat atau Rapid Test CePAD Antigen di Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatika Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/5). | M Agung Rajasa/ANTARA FOTO

Nasional

Tes Antigen Dinanti

Adanya tes cepat antigen akan sangat membantu untuk screening awal.

JAKARTA – Rapid test atau tes cepat antigen diyakini bisa meningkatan efektivitas pengendalian penyebaran Covid-19. Waktu yang cepat dan akurasi yang jauh lebih besar dari tes cepat antibodi sangat membantu dalam upaya pelacakan orang yang kontak dengan pasien terkonfirmasi positif.

PT Indofarma Tbk, anggota holding BUMN farmasi menyatakan siap mendukung pengadaan tes antigen untuk menggantikan tes cepat antibodi untuk pemeriksaan Covid-19. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat regulasinya bisa keluar sehingga nanti kita juga bisa siap mendukung pengadaan rapid test antigen,” kata Direktur Utama PT Indofarma, Arief Pramuhanto, dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Senin (5/10).

Arief mengatakan, tes cepat merupakan alat screening (penyaringan) awal untuk mendeteksi orang terinfeksi Covid-19. Karena kebutuhannya yang tinggi, tes cepat antibodi saat ini dinilainya masih diperlukan, walaupun standar pedoman infeksi harus berdasarkan tes berbasis polymerase chain reaction (PCR).

Di sisi lain, Arief mengakui, keakuratan tes cepat antibodi tidak terlalu tinggi. Maka, adanya tes cepat antigen akan sangat membantu untuk screening awal karena meningkatkan efektivitas sebagai penyaring sebelum swab test atau tes usap yang merupakan metode penentu paling valid.

photo
Peneliti melakukan formulasi Rapid Test CePAD Antigen di Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatika Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/5/2020). Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Tekad Mandiri Citra dan Pakar Biomedika Indonesia menciptakan dan memproduksi Rapid Test CePAD Antigen guna mendeteksi keberadaan virus dalam penanganan Covid-19 atau penyakit infeksi lainnya. - (M Agung Rajasa/ANTARA FOTO)

Arief berharap regulasi mengenai penggunaan tes cepat antigen akan bisa segera keluar guna menggantikan penggunaan tes cepat antibodi. “Kami mengharapkan juga pihak otoritas bisa memberikan aturan atau regulasi bahwa memang antigen ini bisa menjadi alternatif untuk menggantikan rapid test antibodi,” ujar dia.

Tes cepat antigen merupakan bentuk tes cepat yang memanfaatkan sampel usap, untuk mendeteksi ada tidaknya antigen Covid-19 dalam tubuh. Berbeda dengan tes cepat antibodi yang selama ini jamak dipakai di Indonesia yang menggunakan sampel darah.

Tes cepat antigen dianggap lebih akurat karena mendeteksi langsung bagian dari virus Covid-19. Sebagai pembanding, tes cepat antibodi selama ini mendeteksi ada tidaknya antibodi dalam darah, sebagai respons atas keberadaan virus.

Indonesia akan mengajukan diri untuk mendapatkan bantuan paket tes cepat antigen Covid-19 dari WHO. Sebenarnya, bantuan WHO sebanyak 120 juta kit rapid antigen ini diprioritaskan untuk negara berpenghasilan rendah.

Namun, Indonesia ikut mengajukan diri karena kasus Covid-19 yang dihadapi cukup tinggi. Bila tidak mendapat slot bantuan, pemerintah akan tetap mengupayakan alat tes cepat antigen ini bisa masuk ke Indonesia. 

photo
Petugas medis mengambil sampel usap dari pegawai pemerintah dalam rangkaian tes cepat antigen di Srinagar, Kashmir, India, Sabtu (3/10). - (EPA-EFE/FAROOQ KHAN)

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebelumnya mengatakan, Indonesia dimungkinkan bisa menggunakan tes cepat antigen sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Menurut dia, fungsi screening yang dilakukan tes cepat tersebut menjadi lebih efektif dan tidak menjadi beban untuk tes usap. Tes cepat antigen bisa mengeluarkan hasil tes Covid-19 hanya dalam beberapa menit.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sepakat tes cepat antigen lebih akurat dibandingkan tes cepat antibodi. Kendati demikian, menurut Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban, tes untuk mendeteksi Covid-19 yang terbaik atau paling akurat, yakni tes usap.

Harga tes cepat antigen juga relatif murah, yakni sekitar 5 dolar Amerika Serikat. Sementara tes usap telah ditetapkan pemerintah maksimal Rp 900 ribu. Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng M Faqih mengingatkan, tes cepat antigen hanya sebagai screening. “Untuk tes diagnostik tetap dengan swab test PCR,” ujar dia.

Kesembuhan meningkat

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan, angka kesembuhan pasien Covid-19 secara nasional saat ini makin meningkat. Di pekan pertama Oktober, angka kesembuhan bahkan tercatat mencapai 75,27 persen yang meningkat dibandingkan satu pekan sebelumnya, yakni sebesar 73,77 persen.

Total sebanyak 232.593 kasus sembuh secara kumulatif tercatat hingga Senin (5/10). Sedangkan kasus aktif secara nasional pada Senin (5/10) yang terhitung dalam 24 jam terakhir yakni sebanyak 63.274 orang. “Angka kesembuhan Covid di Indonesia atau recovery rate di pekan pertama Oktober tercatat 75,27 persen,” kata Reisa.

Dia melanjutkan, jumlah kasus meninggal dengan konfirmasi Covid19 per 5 Oktober tercatat sebanyak 11.253 kasus secara kumulatif. Rasio kematian terhadap total kasus pun mencapai 3,67 persen. Angka ini sedikit turun dibandingkan satu pekan sebelumnya yang sebesar 3,77 persen.

Reisa mengingatkan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan baik dan benar. Protokol kesehatan ini harus dilakukan secara masif dan serentak oleh seluruh masyarakat sehingga kasus Covid dapat ditekan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat