IIBF 2020 | ikapi.org

Nasional

IIBF Daring Disambut Positif

Pagelaran secara daring justru mampu mengundang peserta dan pengunjung dari seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri.

JAKARTA—Ketua Panitia Indonesia International Book Fair (IIBF) 2020 Arys Hilman Nugraha mengakui ada peluang baru dari penyelenggaraan daring pameran buku tahunan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Menurutnya, pagelaran secara daring justru mampu mengundang peserta dan pengunjung dari seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri.

Arys menuturkan, untuk pertama kalinya IIBF digelar secara virtual sejak mulai jadi pameran tahunan pada 1980. Keputusan pameran secara daring untuk menghindari risiko tatap muka pengunjung di tengah pandemi Covid-19. Arys mengeklaim, pameran yang dimulai 28 September sampai 7 Oktober mendapat sambutan positif dari banyak pihak. Terutama dari penerbit luar Jakarta, karena selama ini mengalami kesulitan jika ingin ikut pameran di Jakarta.

Mereka terkendala masalah biaya ongkos membawa buku ke Jakarta hingga persiapan gerai pameran. "Pandemi ini jadi tantangan dan kesempatan baru, karena buka pintu bagi peserta dan pengunjung dari luar Jabodetabek yang selama ini mereka sulit jika ingin hadir. Begitu juga pengunjung bisa dari seluruh Indonesia dan luar negeri," kata Arys pada Republika, Ahad (20/9).

IIBF 2020 menggunakan berbagai platform untuk memaksimalkan pameran virtual. Dalam waktu dekat ini, IIBF 2020 bakal meluncurkan website sendiri untuk menampung semua kegiatan. Seperti jual beli buku, menyaksikan pameran dan mendapat informasi soal buku. Pengunjung juga bisa mengikuti pameran dan semua acara di dalamnya dengan memanfaatkan Zoom Meeting, kanal Youtube dan media sosial IIBF serta penerbit. 

Shopee selaku marketplace mitra IIBF ikut menyediakan kanal siaran langsungnya bagi IIBF 2020. "Semua platform kita kerahin. Pengunjung silakan pilih mau gabung ke yang mana, kami mudahkan," tegas Arys.

Meskipun digelar virtual, IIBF menjamin atmosfer layaknya menghadiri pameran secara tatap muka. Perubahan format acara dari tatap muka menjadi virtual dipastikan tak mengubah rangkaian kegiatan yang dilakukan setiap tahun.

"Kami diberi amanah agar penyelenggaraan virtual tapi atmosfernya seperti reguler. IIBF harus melingkupi segala kegiatan yang ada sebelumnya seperti diskusi buku, launching buku, transaksi jual beli buku, kehadiran tamu-tamu internasional, jual beli hak cipta, pelatihan, seminar," tutur sosok yang juga Direktur Operasional Republika Media Mandiri ini.

IIBF 2020 rencananya juga menyediakan peta tiga dimensi (3D) agar pengunjung bisa merasakan layaknya hadir secara langsung. Pengunjung bisa masuk kesana untuk berjalan-jalan mengitari gerai virtual sambil melihat-lihat buku yang dijual. Pengunjung tinggal mengklik katalog yang ditampilkan kalau ingin mendapat informasi soal buku yang dijual.

"Stand virtual ada tampilan 3D layaknya datang ke pameran. Pertama berada di hall, lalu bisa lihat-lihat stand untuk pilih buku, lihat acaranya juga bisa, ini baru ya untuk dunia pameran perbukuan," ujar Arys.

Sampai saat ini, ada 128 peserta yang mendaftarkan diri turut serta di IIBF 2020 untuk pameran dan jual beli buku. Kemudian ada 75 pembicara seperti Asma Nadia, Dewi Lestari, Rhenald Kasali dan 75 mata acara yang akan meramaikan IIBF 2020 di tahun Indonesia berulang tahun ke-75. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat