Syekh Ali Jaber memberikan keterangan kepada wartawan terkait kejadian penusukan atas dirinya di Bandar Lampung, Senin (14/9). | Mursalin Yasland/Republika

Nasional

Mahfud Janji Ungkap Dalang Penusukan Syekh Ali Jaber

Penganiayaan terhadap ulama pada masa lalu akan diselidiki lagi.

 

PADANG – Penusukan terhadap Syekh Ali Jaber diidentifikasi mirip dengan pola serangan terhadap beberapa ulama yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah berjanji akan menjadikan kasus ini sebagai pintu masuk mengungkap dalang di balik semua teror terhadap para ulama.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Indonesia (BNPT) Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) telah diinstruksikan menyelidiki orang-orang yang terlibat di balik penusukan Syekh Ali Jaber dan ulama-ulama lainnya. Dia menduga, semua penyerangan itu terorganisasi.

“Sekarang itu sudah diselidiki lagi yang dulu-dulu (persekusi ulama pada 2016, 2017, 2019) itu, jangan-jangan ini diorganisasi oleh orang yang sama. Kita membaca juga diorganisasi oleh orang yang sama,” kata Mahfud di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Rabu (16/9).

Mahfud mengaku, mendapat laporan upaya penganiayaan terhadap ulama dilakukan dengan pola yang sama. Para pelaku yang digunakan sebagai eksekutor adalah orang-orang yang tinggal di sekitar lokasi penganiayaan. Setelah itu, pelaku akan diklaim gila atau gangguan jiwa.

 

“Di beberapa kejadian polanya sama. Pelaku orang yang tinggal tak jauh dari lokasi. Saat ada acara forum, pelaku datang dan melakukan penganiayaan,” ujar Mahfud.

Pemerintah, kata Mahfud, juga masih tidak percaya pelaku penusukan Syekh Ali Jaber gila atau gangguan jiwa. Dia menyebut, Alfin telah menjadi tersangka dan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) sudah dikirimkan ke kejaksaan. Artinya, proses hukum akan terus berjalan sampai pengadilan.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu tak ingin ada spekulasi bahwa pemerintah berusaha menutupi kasus ini. Apalagi, tak sedikit yang berspekulasi pelaku penusukan akan diklaim menderita sakit jiwa sehingga proses hukumnya tidak dilanjutkan.

Hal seperti ini, menurut Mahfud, sudah banyak terjadi di tahun-tahun sebelumnya ketika pelaku penganiayaan terhadap ulama atau tokoh-tokoh agama diklaim gila sehingga proses hukum tidak dilanjutkan. “Pemerintah tidak percaya, sekurang-kurangnyanya belum percaya pelaku gila,” ujar dia.

Pendakwah Syekh Ali Jaber ditusuk orang tak dikenal saat berceramah di Masjid Falahuddin, Jalan Tamin, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Kota Bandar Lampung, Ahad (13/9) petang. Syekh Ali ditusuk di lengan kanan bagian atas.

Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, saat ini, proses penyidikan tersangka penusukan terhadap Syekh Ali Jaber masih berjalan. Jika penyidikan sudah selesai, pihaknya akan memberi tahu lebih lanjut tersangka tersebut mengalami gangguan jiwa atau tidak.

“Proses penyidikan ini kan tengah berjalan terus sejak penetapan tersangka kemarin, bahkan kemarin sudah dikirim SPDP. Pengiriman SPDP itu tentunya kami mengumpulkan bukti-bukti yang ada untuk kami rampungkan. Kami kirimkan SPDP ke Kejari (Kejaksaan Negeri) Bandar Lampung,” kata dia.

Pihak Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lampung belum menerima tersangka Alfin Andrian hingga Rabu (16/9). Kehadiran tersangka di RSJ tersebut rencananya untuk dilakukan pemeriksaan kejiwaan secara intensif selama dua pekan.

“Sampai hari ini, kami belum menerima atau kedatangan tersangka. Kami juga tidak mengajukan diri, tapi kalau diminta kami bersedia. Jadi, sifatnya menunggu saja,” kata Kepala Humas RSJ Kurungan Nyawa, Pesawaran, Lampung, David, kepada Republika, Rabu (16/9).

Dokter Spesialis Kejiwaan RSJ, Tendri Septa, sebelumnya diminta kepolisian untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan pelaku setelah mendapati keterangan dari orang tuanya, M Rudi bahwa Alfin, mengalami gangguan jiwa sejak lama. Kepada Republika, dr Tendri Septa mengatakan, pihak kepolisian belum membawa tersangka ke RSJ untuk dilakukan pemeriksaan kejiwaan secara intensif. “Pihak kepolisian belum membawa dan memerintahkan VER-P pelaku ke RSJ,” kata dia.

Berdasarkan pemantauan Republika di lokasi kejadian di Masjid Falahuddin, Jalan Tamin, Sukajawa, Bandar Lampung, Rabu (16/9), panggung dan tenda pada acara Wisuda Tahfidz Quran anak-anak perdana tersebut masih belum dibongkar. Sedangkan, kegiatan shalat lima waktu tetap berjalan sebagaimana biasanya dan kondisi jamaah di dalamnya sudah berangsur normal.

Sementara, di Gang Kemiri, Jalan Tamin, sekira 300 meter dari lokasi kejadian, aktivitas masyarakat juga sudah normal kembali setelah sebelumnya ramai didatangi aparat kepolisian, intel, dan tim Inafis Polresta Bandar Lampung, termasuk para jurnalis. Gang Kemiri tersebut menjadi terkenal karena rumah tempat tinggal tersangka penusuk Syekh Ali Jaber.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat