Ilustrasi robot dan manusia | Pixabay

Inovasi

Harmonisasi Bekerja Antara Manusia dan Robot

Di masa depan, manusia dan robot akan bekerja berdampingan.

Salah satu tantangan masyarakat Jepang saat ini, adalah kekurangan tenaga kerja. Populasi pekerja yang terus menyusut dalam beberapa tahun terakhir, telah menjadi masalah sosial yang serius. 

Meskipun banyak industri menghadapi masalah serupa, industri logistik menjadi salah satu industri yang paling terpukul. Istilah keruntuhan logistik pun mulai kerap terdengar. 

Hal ini berujung pada suatu skenario kejatuhan sosial yang jelas akan menjadi masalah yang harus ditangani secepat mungkin. Selama ini, Toshiba telah mengembangkan berbagai robot untuk memenuhi kebutuhan industri manufaktur, distribusi, dan logistik. 

Pada 1967, lebih dari setengah abad yang lalu, Toshiba telah mengembangkan perangkat pembaca dan penyortiran kode pos otomatis yang pertama di dunia. Mesin ini, disesuaikan dengan sistem kode pos yang akan diterapkan di Jepang pada tahun berikutnya, kemudian memekanisasi proses pra-penyortiran yang telah dilakukan dengan tangan selama bertahun-tahun. 

Hadirnya mesin ini juga membantu mendukung pembangunan Jepang selama periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi di negara tersebut. Salah satu pendiri Toshiba, Hisashige Tanaka, dikenal sebagai "karakuri giemon" atau sang jenius dalam hal mekanis. 

Automata-nya, yang merupakan cikal bakal dari robot, telah melakukan berbagai gerakan kompleks, seperti "Yumihikidoji" yang terkenal. Gerakan ini, menyerupai seorang anak laki-laki pemanah yang memasang panah ke busurnya dan menembakkannya ke sasaran. 

Menurut Tanaka kala itu, automata adalah sumber kekaguman dan hiburan. Tetapi, untuk robot yang hadir di saat ini lebih diperuntukkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. "Mereka harus mampu untuk melakukan sesuatu, memberikan solusi," ungkapnya.

Berada di tahun ke 20, pada abad ke-21, robot mekanik kreatif yang saat ini dibutuhkan industri adalah robot yang cerdas. Konsep robot yang cerdas adalah robot yang ampu melakukan pekerjaan yang tidak teratur, kemudian melihat, berpikir, dan bertindak. 

photo
Pemanfaatan robot untuk membantu pekerjaan manusia - (Dok Toshiba)

Robot-robot ini juga akan bekerja lebih dekat dengan manusia daripada sebelumnya. Oleh karena itu semua teknologinya harus didukung oleh teknologi keselamatan untuk melindungi manusia di sekitar mereka. 

Di masa depan, Toshiba memperkirakan, robot akan mengambil alih beberapa pekerjaan yang dulu dilakukan oleh manusia. Sementara dalam beberapa kasus tertentu, robot dan manusia akan bekerja berdampingan. 

Orang-orang juga akan bekerja lebih dekat dengan robot daripada sebelumnya. Hal ini, diperkirakan akan meningkatkan potensi munculnya kecelakaan besar. Teknologi keselamatan kerja di Toshiba dipandu oleh prinsip dasar. 

Salah satunya adalah prinsip pemisahan. Ini adalah prinsip yang mendorong pemisahan, atau tidak adanya tumpang tindih, antara area kerja robot dan manusia. “Toshiba percaya bahwa semua teknologi yang membentuk robot harus didasarkan pada keselamatan manusia. Karena itu, prioritas pertama harus ditempatkan untuk menghilangkan kemungkinan tejadinya insiden semacam ini dari tahap pertama pengembangan,” ujar Tanaka. 

Selain itu, Toshiba juga menggunakan algoritme pemilihan area kerja untuk mengembangkan sistem tempat robot memilih area kerja yang tidak tumpang tindih dengan area kerja manusia, dan berpindah ke area tersebut secara mandiri, untuk menjaga keamanan manusia. 

 
Toshiba percaya bahwa semua teknologi yang membentuk robot harus didasarkan pada keselamatan manusia.
 
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat