Buku ini menyuguhkan hasil kajian Prof Sayyed Hossein Nashr tentang tasawuf.

Buku ini memaparkan ihwal pendidikan diri seorang Muslim seperti halnya sufi.

Al-Muhasibi disebut sebagai sang pelopor ilmu tasawuf.

Berkat Imam Ghazali, tasawuf sebagai ilmu menjadi kian kukuh dan diterima luas Muslimin.

Risalah al-Amin sangat kaya akan mutiara hikmah dari pemikiran sufistik.

Kekotoran jiwa yang dialami manusia tidaklah permanen.

Berkat Imam al-Ghazali, tasawuf sebagai ilmu kian diterima luas umat Islam.  

Tujuan tertinggi pelaku tasawuf ialah makrifatullah.

Misteri Maryam seolah memang memendam segudang rahasia.

Rasulullah tidak membedakan tamu meski dia seorang kafir.

Makrifat tentang tauhid agak complicated tetapi clear.

Jihad tanpa perhitungan matang, tidak tepat disebut jihad tetapi tindakan nekat.

Barang siapa yang mengenali dirinya maka ia akan mengenali Tuhannya.

Para penempuh jalan ini dituntut kesabaran dan istiqamah.

ekuatan imajinasi cerdas seseorang bisa membantu mengakses alam mitsal.

Tasawuf terkadang sulit dijelaskan kepada orang-orang yang selalu mengedepankan logika dan pragmatisme.

Inilah guru Imam Ghazali dalam hal tasawuf.

Islam dan seni keduanya mencitrakan hal-hal yang bersifat universal.

Keesaan dalam keragaman atau keragaman dalam keesaan diakui hampir di semua agama.

Orang-orang yang berjanji setia kepadamu, sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. (QS al-Fath [48]: 10).