

Rasulullah menganjurkan ziarah kubur agar mempersiapkan diri menghadapi mati.

Rasulullah memberi apresiasi khusus atas dedikasinya di dunia perawatan.

Keberanian dan kecerdasan Asma’ binti Yazid ini jarang ditemui pada masa Nabi.

Kata-kata Miqdad mengalir laksana anak panah yang lepas dari busurnya, hingga merasuk ke dalam hati orang-orang mukmin.

Dhubaah Binti Zubair adalah salah satu sahabiyah yang banyak meriwayatkan hadis.

Khaulah lantas mengangkat tangannya dan berdoa dengan kesungguhan, penuh harap kepada Allah SWT, dan rasa kesedihan dalam hatinya.

Asy-Syifa bint Abdullah mampu membaca dan menulis sejak zaman jahiliyah.

Meski tidak dianugerahi penglihatan, Ibnu Ummi Maktum mendapat keistimewaan berupa kecintaan terhadap agama meski nyawa taruhannya.


Zaid menguasai bahasa Ibrani, baik lisan maupun tulisan.

Iman yang lemah ibarat pohon yang buruk, akarnya hanya merambat di permukaan bumi.

Kematian ayahnya menjadi sebab turunnya hukum waris.

Abdullah bin Rawahah tampil membawa pedang ke medan tempur Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyah, dan Khaibar.
