Suasana deretan gedung bertingkat di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019). Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan Indonesia masih cukup aman dari ancaman resesi, hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang masih bisa terjaga di | ANTARA FOTO

Opini

Antisipasi Resesi

Perlu sinergi pemerintah pusat dan daerah untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang sifatnya padat karya.

TASMILAH, Statistisi BPS Kota Malang

Indonesia hampir dipastikan resesi pada triwulan tiga ini. Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2020, minus 2 persen dan target pertumbuhan ekonomi 2020 direvisi antara -1,1 hingga 0,2 persen.

Bukan pesimistis, tetapi realistis agar pemerintah lebih siap mengantisipasi resesi. Apalagi, rilis resmi Indonesia resesi atau tidak, baru dilakukan BPS pada awal November nanti. Resesi atau tidak, kesejahteraan penduduk harus menjadi perhatian utama.

Benar, pertaruhan masih ada satu bulan lagi di September untuk mendorong perekonomian. Normal baru dan pelonggaran aktivitas yang diharapkan mendorong konsumsi dalam negeri, hasilnya belum maksimal.

 
Deflasi pada Juli dan Agustus, menunjukkan daya beli penduduk tertekan. Padahal, kunci mengerek perekonomian adalah konsumsi dalam negeri.
 
 

Kenyataannya, mobilitas penduduk hanya meningkat di awal Juni, memasuki Juli dan Agustus, mobilitas penduduk kembali melambat. Ini seiring melonjaknya kasus positif dan kematian pasien Covid-19 di Indonesia.

Deflasi pada Juli dan Agustus, menunjukkan daya beli penduduk tertekan. Padahal, kunci mengerek perekonomian adalah konsumsi dalam negeri yang menopang hampir 58 persen Pemerintah Indonesia.

Upaya mendorong daya beli dengan bantuan sosial tunai dan subsidi gaji, belum mampu mendorong permintaan dalam negeri. Ini karena porsi konsumsi penduduk 40 persen terbawah, hanya 17,73 persen dari seluruh konsumsi rumah tangga di Indonesia. 

Peranan terbesar justru pada penduduk kelompok pengeluaran 20 persen teratas dengan andil 45,49 persen. Sayangnya, kelompok ekonomi atas juga menahan belanjanya dan mengurangi konsumsinya dengan alasan kesehatan.

Indonesia telah mengerahkan segala sumber daya untuk menghindari resesi. Namun, hasilnya belum sesuai yang diharapkan karena faktor penyebab utamanya belum mampu dikendalikan yaitu pandemi Covid-19. 

Selain konsumsi dalam negeri, kunci untuk mengerek perekonomian adalah investasi. Menurut BKPM, prospek investasi meningkat bila dibarengi kasus Covid-19 yang terkendali. Selama pandemi belum terkendali, perekonomian Indonesia juga belum akan pulih.

 
Berkaca pada laporan perekonomian trilwuan II 2020, yang mampu tumbuh di tengah pendek, salah satunya pertanian. Namun, komoditas pertanian anjlok karena permintaan masih lesu.
 
 

Demikian juga dengan modal kerja yang disalurkan perbankan turun 1,7 persen pada Juli. Lesunya kredit modal kerja ini menunjukkan rendahnya ekspansi usaha sehingga tidak ada peningkatan produksi barang dan jasa.

Berkaca pada laporan perekonomian trilwuan II 2020, yang mampu tumbuh di tengah pendek, salah satunya pertanian. Namun, komoditas pertanian anjlok karena permintaan masih lesu. Akibatnya, kesejahteraan petani juga menurun.

Lesunya kegiatan restoran, rumah makan, dan menurunnya daya beli mengakibatkan menurunnya permintaan komoditas pertanian terutama produk hortikultura dan peternakan. Produksi melimpah tanpa permintaan mengakibatkan penurunan harga.

Ini terbukti pada rilis inflasi Agustus 2020, kelompok makanan memberikan andil terbesar pada deflasi Agustus. Penurunan harga pangan meringankan beban konsumen di tengah penurunan pendapatan, tetapi tak demikian bagi produsennya, yaitu petani. 

Informasi permintaan dan harga pasar penting bagi petani agar berproduksi sesuai kebutuhan. Yang tak diharapkan, saat permintaan menurun lalu harga menurun, sedangkan modal yang terbatas mengakibatkan petani/peternak menurunkan produksinya.

Ketika itu, terjadi secara jamak penawaran produk pertanian menurun hingga berpotensi meningkatkan harga pangan. Inilah yang dikhawatirkan ketika pangan mengalami inflasi tinggi di tengah penurunan pendapatan dan meningkatnya pengangguran.

 
Perlu sinergi pemerintah pusat dan daerah untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang sifatnya padat karya. 
 
 

Karena itu, petani juga harus memperoleh perhatian. Jika pelaku UMKM memperoleh bantuan produktif Rp 2,4 juta, petani dan peternak skala kecil juga seharusnya memperolehnya agar tetap berproduksi, meskipun terjadi penurunan harga.

Berkaca pada laporan perekonomian triwulan sebelumnya, ketika konsumsi rumah tangga turun 5,51 persen, pengeluaran untuk makanan dan minuman penurunannya sangat kecil dibandingkan komponen lainnya, yaitu 0,71 persen. 

Pengeluaran yang menurun tajam untuk transportasi, hotel, dan restoran/rumah makan. Artinya, dalam kondisi pertumbuhan ekonomi minus atau bahkan resesi sekalipun, kebutuhan pangan penduduk tidak akan banyak mengalami penurunan.

Rencana pemerintah menambah bantuan beras 15 kg per bulan untuk penerima bantuan PKH patut diapresiasi. Demikian pula bantuan Rp 500 ribu untuk penerima program kartu sembako non-PKH. Ini upaya menjaga kesejahteraan di tengah ancaman resesi.

Resesi meningkatkan pengangguran dan kemiskinan. Jika pandemi belum terkendali, kegiatan produksi harus berpegang pada protokol kesehatan yang ketat. Akibatnya, kapasitas produksi tak 100 persen. Perusahaan mengurangi tenaga kerja dan menahan ekspansi.

Sehingga, tak ada penyerapan tenaga kerja baru. Padahal, angkatan kerja di Indonesia terus meningkat 1,7 juta orang setiap tahun. Fenomena lainnya, ketiadaan pekerjaan dan lesunya permintaan barang dan jasa mendorong penduduk kembali ke desa.

Karena itu, perlu sinergi pemerintah pusat dan daerah untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang sifatnya padat karya. Ini penting untuk meningkatkan daya beli dan meminimalisasi dampak resesi terhadap kesejahteraan penduduk. n

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat