(Ilustrasi) Malaikat Jibril dalam suatu hadis dikisahkan mendengar seorang penduduk neraka melafalkan zikirullah puluhan ribu tahun lamanya | DOK PXHERE

Kisah

Syafaat Jibril untuk Umat Nabi

"Wahai Muhammad, aku telah berbuat sesuatu di tempatmu (syafaat) kepada seorang umatmu ini.”

OLEH HASANUL RIZQA

Seluruh insan yang beriman pasti mengharapkan surga sebagai tempat kembalinya di akhirat kelak. Akan tetapi, amal dan perbuatan setiap manusia tidaklah sama.

Bagi mukminin yang beramal saleh dan ikhlas, insya Allah akan mendapatkan ganjaran berupa surga. Nasib yang nahas akan menimpa orang-orang yang zalim lagi ingkar terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya selama di dunia.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Seluruh umatku akan masuk surga kecuali yang enggan.” Mendengarnya, para sahabat kemudian bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah mereka yang enggan itu?”

Beliau menjawab, “Barangsiapa yang menaatiku, niscaya ia akan masuk surga, dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka sungguh ia enggan (masuk surga).”

Bahkan, umat Rasulullah SAW yang akhirnya disiksa di neraka tetap menyimpan harapan untuk berpulang ke surga. Kisah berikut ini menggambarkan kerinduan seorang Muslim yang lantaran amal kebaikannya kalah daripada maksiatnya maka harus merasakan pedihnya siksa Allah SWT di neraka.

Dalam kitab Al-Ushfuriyah karya Syekh Muhammad bin Abu Bakar, disampaikan bahwa Rasulullah SAW sedang berbicara di hadapan para sahabatnya. Kemudian, beliau menuturkan, pada Hari Kiamat, Malaikat Jibril ’alaihi salam berkeliling di sekitar neraka. Selama 40 ribu tahun lamanya, malaikat yang bertugas membawakan wahyu Allah SWT itu melakukan hal tersebut.

Suatu ketika, Jibril sayup-sayup mendengar suara seseorang dari arah neraka, “Ya Hannan, ya Mannan, ya Dzal Jalali wal Ikram.”

Jibril merasa, munajat itu tidak mungkin diucapkan kecuali oleh orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan perkataan lain, orang itu adalah umat Nabi Muhammad SAW.

Jibril kemudian menghadap Allah SWT. Ia bersujud di kaki Arsy.

“Ya Tuhanku, saat aku mengelilingi neraka kudengar suara seorang Muslim sedang menyebut asma-Mu. Ia mengucapkan, ‘Ya Hannan, ya Mannan, ya Dzal Jalali wal Ikram’ selama 40 ribu tahun. Aku yakin, ia merupakan salah satu pengikut nabi-Mu, Muhammad SAW,” kata Jibril dengan masih bersimpuh.

“Ya Tuhanku, Engkau mengetahui bagaimana persahabatanku dengan Muhammad. Oleh karena itu, aku ingin sekali berbuat baik melalui kedudukan nabi-Mu itu. Berilah kepadaku mandat untuk menyampaikan syafaat (pertolongan),” lanjut dia.

Allah Yang Mahamengetahui kemudian memberikan mandat syafaat itu kepada makhluk-Nya tersebut.

“Pergilah kamu kepada Malik. Sampaikan kepadanya bahwa Aku telah mengeluarkan hamba-Ku itu dan menyerahkannya kepadamu!” demikian firman Allah Ta’ala kepada Jibril.

Malaikat itu lalu segera menemui Malik ’alaihi salam.

“Wahai Malik, sesungguhnya Allah telah menyerahkan si fulan kepadaku. Jadi, keluarkanlah hamba Allah itu dari neraka,” kata Jibril kepada malaikat penjaga neraka itu.

Malik kemudian masuk ke dalam neraka, berupaya mencari orang yang dimaksud. Namun, seribu tahun lamanya malaikat tersebut memeriksa seisi neraka. Si fulan yang bermunajat “Ya Hannan, ya Mannan, ya Dzal Jalali wal Ikram” tak kunjung ditemukan.

“Wahai Jibril, sungguh neraka telah merintih panjang lagi menggelegak. Di sana besi bagaikan batu, dan manusia bagaikan besi. Aku telah mencarinya, tetapi tidak dapat menemukan si fulan yang dimaksud,” kata Malik.

Jibril kemudian melapor kepada Allah SWT, dengan bersujud di kaki Arsy. “Ya Tuhanku, Malik telah mencarinya, tetapi tidak berhasil menemukannya. Di manakah fulan berada?” tanya Jibril.

“Katakan kepada Malik, hamba-Ku itu ada di lembah ini, dasar ini, sudut ini, dan sumur ini dalam neraka,” demikian Allah memberikan petunjuk.

Jibril bergegas mengabarkan hal itu kepada Malik. Malaikat penjaga neraka itu lantas pergi menuju lokasi yang diterangkan Jibril. Benar saja, hamba Allah yang terus menerus bermunajat itu sedang berada di sana. Kepalanya berada di bawah, sedangkan kakinya mendongak ke atas. Seluruh tubuhnya dililit ular dan kalajengking.

Malik melepaskan belenggu pada kaki dan tangan orang itu, kemudian membawanya pergi.

“Apakah engkau datang kepadaku untuk menambah siksa atau menyelamatkan?” tanya si Muslim kepada Malik.

“Aku tidak tahu, tetapi di luar sana Malaikat Jibril menunggumu,” jawab Malik.

Di pintu neraka, si fulan diserahkan kepada Jibril. Malaikat itu kemudian memegangi tangannya dan mengajaknya menuju kaki Arsy.

Di setiap laluan, Jibril berseru kepada sekalian malaikat, “Ketahuilah, dia si fulan, sudah berada di dalam neraka 40 ribu tahun!”

Sesampainya di kaki Arsy, kedua makhluk itu bersimpuh kepada Allah SWT. Zat Yang Mahaperkasa itu kemudian berfirman kepada mantan penghuni neraka itu, “Wahai hamba-Ku, bukankah kalam-Ku ada di hadapanmu? Bukankah Aku telah mengutus seorang Rasul kepadamu? Bukankah Rasul-Ku telah memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran?”

“Benar, ya Rabb, tetapi aku telah berbuat aniaya terhadap diri sendiri. Aku telah mengakui dan menyesali dosa-dosaku. Ampunilah diriku, ya Allah. Kumohon ridha-Mu dengan munajat yang selalu kupanjatkan selama 40 ribu tahun di neraka, ‘Ya Hannan, ya Mannan, ya Dzal Jalali wal Ikram,’” kata si fulan.

“Aku telah mengampunimu dan menyerahkanmu kepada Jibril. Melalui syafaatnya, kamu telah dibebaskan dari neraka,” firman Allah SWT.

Jibril selanjutnya membawa si fulan ke pintu surga. Sebelum memasuki jannah, tubuh orang itu dimandikannya dengan air Telaga Kautsar. Maka luruhlah semua bekas siksaan neraka yang tadinya melekat pada dirinya itu.

Di surga, Jibril mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW, dan berkata, "Wahai Muhammad, aku telah berbuat sesuatu di tempatmu (syafaat) kepada seorang umatmu ini.”

“Baiklah, wahai Jibril,” jawab beliau SAW.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat