Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Kekuatan Iman

Inilah kekuatan iman dalam diri sahabat Nabi SAW yang hijrah karena iman.

Oleh IMAM NAWAWI

OLEH IMAM NAWAWI

Jika kita bertanya tentang kekuatan paling besar dan mendasar yang dibutuhkan umat manusia, jawabannya jelas dan tegas, yakni kekuatan iman. Oleh karena itu, berulang kali Alquran menyeru insan beriman.

Menurut Ibn Mas’ud RA, setelah seruan, “Wahai orang-orang yang beriman,” kita dianjurkan konsentrasi untuk siap mendengar, memahami, dan menjalankan perintah Allah sekaligus menjauhi larangan Allah. 

Pada ayat ini kita bisa perhatikan. “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa suatu berita, maka bersungguh-sungguhlah mencari kejelasan agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa pengetahuan yang menyebabkan kamu atas perbuatan kamu menjadi orang-orang yang menyesal.” (QS al-Hujarat [49]: 6).

Hal ini menunjukkan bahwa iman adalah dasar. Ibarat pohon, ia adalah akar yang bekerja menyuplai kebutuhan nutrisi ke seluruh bagian pohon dari batang hingga dedaunan, bahkan bunga dan bakal buah. Ibarat bangunan, iman adalah fondasi yang menopang beban berat hingga tetap kokoh dan tegak.

 
Ibarat bangunan, iman adalah fondasi yang menopang beban berat hingga tetap kokoh dan tegak.
 
 

Tidak heran jika kemudian Islam memandang dan menempatkan iman ini sebagai asas yang menentukan nilai, bobot, dan posisi hati seseorang di dalam segenap aktivitas kehidupannya. Rasulullah SAW pun menegaskan perihal betapa intinya perkara iman ini.

"Segala amal perbuatan bergantung pada niat dan setiap orang akan memperoleh pahala sesuai dengan niatnya. Maka, barang siapa yang berhijrah dengan niat mencari keuntungan duniawi atau untuk mengawini seorang perempuan maka (pahala) hijrahnya sesuai dengan niatnya itu." (HR Bukhari).

Secara historis, menjelang momentum hijrah, Nabi SAW mendengar ada seorang yang hendak hijrah ke Yatsrib dengan niat hendak menikahi seorang wanita di sana. Rasulullah SAW pun menyampaikan hadis di atas. 

Dengan demikian iman akan berpengaruh signifikan terhadap niat seseorang di dalam melakukan apa pun, termasuk segala amal ibadah yang diperintahkan di dalam Islam. Agar kebaikan yang dilakukan benar-benar bernilai di hadapan Allah, menguatkan iman untuk lahirnya niat yang ikhlas karena Allah adalah hal yang paling pertama dan utama untuk terus diperhatikan dan dikuatkan.

Menariknya, bukti akan kekuatan iman ini terhampar luas dalam kehidupan para sahabat Nabi SAW yang berangkat hijrah dengan niat yang benar. Abdurrahman bin Auf, misalnya, ia berangkat hijrah dengan tanpa kekayaan, bisa dikatakan dengan nol aset berupa kekayaan. 

Namun, karena ia hijrah dengan niat mendapat Allah dan Rasul-Nya, tawaran berupa harta, tempat tinggal, bahkan istri tak membuatnya merasa senang. Ia justru meminta diberitahu di mana lokasi pasar. Ia pun berdagang dan menekuni usaha itu hingga akhirnya menjadi saudagar yang amat kaya raya. 

Tidak itu saja, setelah dirinya menjadi orang yang sukses dengan usaha yang luar biasa, harta yang melimpah ruah itu ia belanjakan di jalan Allah. Inilah kekuatan iman dalam diri sahabat Nabi SAW yang hijrah karena iman.

Dalam kata yang lain, jika diri merasa hidup seperti biasa-biasa saja padahal ketaatan dan kebaikan telah banyak diamalkan maka coba cek lebih dalam, adakah itu dilakukan benar-benar karena iman sehingga melahirkan niat yang lurus atau ada pretensi yang menipu bercokol dalam hati.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat