Petugas saat menyapu di depan gedung bioskop Metropole XXI Megaria, Cikini, Jakarta, Rabu (26/8). | Republika/Putra M. Akbar

Nasional

Bioskop Segera Dibuka

Satgas menilai bioskop bisa menghilangkan stres sekaligus meningkatkan imunitas.

JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana kembali membuka bioskop dan cinema di Jakarta dalam waktu dekat saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. Rencana pembukaan bioskop di Jakarta ini akan mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang ketat.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, dari pertemuan dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pada Rabu (26/8), diputuskan bioskop di Jakarta bisa dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan. “Protokol ini akan tercantum di regulasi yang detil dan dilakukan pengawasan ketat,” kata dia saat konferensi pers virtual, Rabu (26/8).

Dia mengatakan, aturan yang akan dibuat tersebut berisi kualifikasi terkait siapa saja yang bisa ikut menonton di bioskop, pemesanan tiket yang harus dilakukan secara daring atau online. Kemudian aturan lainnya yakni tentang masker, filtrasi udara, pembersihan bioskop secara teratur hingga pengaturan tempat duduk penonton.

Menurut Anies, keputusan ini diambil berdasarkan studi dan kajian para pakar terkait dengan penanganan dan pengelolaan kegiatan di dalam bioskop yang sudah dilakukan di berbagai negara. Kegiatan bioskop di 47 negara pada saat ini, kata dia, sudah berjalan seperti biasa.

Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mendukung rencana pembukaan bioskop yang akan dilakukan Pemprov DKI. Alasannya, bioskop dinilai sebagai tempat hiburan yang bisa menghilangkan stres dan meningkatkan sistem imunitas masyarakat di masa pandemi Covid-19.

“Bioskop dan cinema memiliki karakteristik dan kontribusi penting, terutama dalam memberikan hiburan kepada masyarakat, karena imunitas masyarakat juga bisa meningkat karena bahagia atau suasana mental atau fisik dari para penonton dan masyarakatnya ditingkatkan,” ujar Wiku.

Kendati demikian, Wiku menyampaikan, pembukaan aktivitas sosial dan ekonomi, seperti bioskop, harus memperhatikan aspek kesehatan secara ketat. Selain itu, ia mengatakan, harus melalui tahapan prakondisi, ketepatan waktu, prioritas, koordinasi pusat dan daerah serta monitoring dan evaluasi.

Hasil kajian tim pakar dari sisi medis dan kesehatan masyakarat terhadap pembukaan kembali bioskop atau cinema, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Yakni, memastikan antrean masuk dan keluar dari fasilitas bioskop dijaga dengan ketat dengan menjaga jarak yang baik, minimal 1,5 meter, sehingga tidak ada kontak pengunjung.

Satgas merekomendasikan pengunjung bioskop dengan usia rentang di atas 12 tahun dan di bawah 60 tahun. Di samping itu, mereka yang tidak memiliki penyakit penyerta, seperti jantung, kencing manis, paru-paru, ginjal atau penyakit imunitas rendah lainnya.

“Selain itu, dalam kondisi sehat, tidak ada gejala batuk, demam lebih dari 38 derajat celcius, sakit tenggorokan, pilek atau flu, bersin, atau sesak napas. Itu harus dijalankan dengan protokol yang ketat,” kata Wiku.

photo
Suasana gedung bioskop Metropole XXI Megaria, Cikini, Jakarta, Rabu (26/8). Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 berencana membuka kembali bioskop di masa pandemi Covid-19, dengan alasan bioskop berkontribusi untuk meningkatkan imunitas masyarakat yang berkaitan dengan penanganan Covid-19 - (Republika/Putra M. Akbar)

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta Zita Anjani meminta pemprov menunda rencana pembukaan operasional bioskop di Ibukota. Menurut dia, positive rate Covid-19 di DKI Jakarta terus melonjak, sehingga penularan virus menjadi risiko yang patut dipertimbangkan.

“Ya kalau saya saran tunda dulu lah, ini kita sedang berjuang lawan Covid-19, bukan sedang enak-enakan,” ujar Zita. Untuk kegiatan hiburan dengan kerumunan banyak orang, dia menyarankan seluruh pihak menahan diri. Khususnya di ruang tertutup seperti bioskop yang masih berpotensi tinggi menjadi titik klaster Covid-19.

“Sekarang datanya menunjukan positivity rate 10 persen di DKI, dan Pak Gubernur pernah bilang tidak akan segan untuk tarik emergency break,” ujar Zita.

Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua DPRD DKI Abdurrahman Suhaimi. Menurutnya, Pemprov DKI perlu menimbang dengan efektif rencana tersebut dengan mengedepankan aspek kesehatan dan keselamatan warga. “Soal bioskop mau dibuka, mall dibuka kemudian tempat hiburan mau dibuka itu harus dikalkulasi berdasarkan data di lapangan, manfaat dan mudharat-nya,” kata dia. 

photo
Suasana simulasi pembukaan dan peninjauan tempat hiburan bioskop CGV Cinemas di Bandung Electronic Center (BEC), Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/7). Simulasi tersebut dilakukan dalam rangka peninjauan kesiapan tempat hiburan bioskop dalam penerapan protokol kesehatan seperti penggunaan alat pelindung wajah bagi karyawan, pembatas jaga jarak, masker, sarung tangan dan cairan disinfektan seiring tatanan normal baru di tengah pandemi Covid-19 - (M Agung Rajasa/ANTARA FOTO)

Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah, berpendapat, yang paling penting terkait dengan pembukaan bioskop adalah soal pengawasan yang harus diperketat. Pemprov DKI Jakarta harus memastikan para pengusaha bioskop sudah siap dalam menjalankan protokol kesehatan, baik bagi karyawan maupun bagi pengguna bioskop.

Pasalnya, kata Trubus, munculnya klaster-klaster baru di berbagai tempat disebabkan oleh pengawasan yang lemah. “Kalau memang mau dibuka itu (bioskop) DKI Jakarta harus betul-betul memastikan penegakan protokol, sedangkan selama ini munculnya (klaster) kan persoalannya lemah pengawasan,” ujar Trubus.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat