Warga menata baju dari hasil olahan limbah plastik di Kampung Ekonomi Kreatif untuk Masyarakat Mandiri (Kemiren Asri), Tegal Kamulyan, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (23/10). | Tahta Aidilla/Republika

Kabar Utama

Bantuan Tunai UMKM Dikebut Hingga September

Berbagai stimulus sedang dikebut untuk mendongkrak ekonomi kuartal III.

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan bantuan presiden (banpres) produktif berupa hibah modal kerja untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Bantuan ini menyasar 12 juta pelaku UMKM dengan nominal hibah Rp 2,4 juta per orang. Pemerintah menargetkan penyaluran bantuan tersebut tuntas pada September mendatang. 

Berbagai stimulus ekonomi memang sedang dikebut pemerintah untuk mendongkrak perekonomian pada kuartal III (Juli-September). Tujuannya agar ekonomi domestik bisa tumbuh positif sehingga terhindar dari resesi setelah pada kuartal II (April-Juni) terkontraksi 5,32 persen.

Hibah modal kerja untuk pelaku UMKM menambah deret stimulus yang sudah diberikan kepada pelaku UMKM. Sebelumnya, sudah ada bantuan likuiditas restrukturisasi kredit UMKM dan pemberian subsidi bunga bagi UMKM. 

"Hari ini kita tambah lagi untuk para pelaku usaha mikro kecil, yaitu yang namanya banpres produktif berupa tambahan modal kerja. Ini hibah, bukan pinjaman, bukan kredit, tapi hibah," kata Jokowi dalam sambutan penyerahan banpres produktif di Istana Negara, Senin (24/8). 

Jokowi mengatakan, bantuan ini bisa digunakan sebagai tambahan modal kerja bagi pelaku UMKM. Seperti diketahui, pelaku UMKM juga terdampak pandemi Covid-19. Padahal, porsi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional cukup tinggi, yakni sekitar 60 persen.

Hibah bagi pelaku UMKM akan disalurkan secara bertahap dengan total alokasi anggaran Rp 22 triliun. Sebanyak 1 juta pelaku UMKM diklaim telah menerima bantuan tersebut. Selanjutnya, penerima bantuan ditargetkan sebanyak 4,5 juta orang pada akhir Agustus dan bertambah menjadi 9,1 juta orang pada akhir September.

"Dan setelah itu 12 juta pelaku UMKM. Ini nanti dananya akan langsung ditransfer ke Bapak Ibu sekalian. Tidak melalui pihak lain, tapi langsung ke rekening Bapak Ibu sekalian," ujar Presiden.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menambahkan, banpres produktif untuk pelaku UMKM memanfaatkan data yang sudah terhimpun oleh Dinas Koperasi dan UKM provinsi seluruh Indonesia, kementerian/lembaga, koperasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta data dari bank-bank pemerintah dan lembaga pembiayaan.

Selain banpres produktif, pemerintah lebih dulu memberikan bantuan likuiditas berupa restrukturisasi kredit UMKM dengan pagu anggaran Rp 78 triliun. Sebanyak Rp 30 triliun sudah disalurkan kepada bank-bank pemerintah dan telah merestrukturisasi kredit atas 620 pelaku UMKM. Volume kredit yang direstrukturisasi sebesar Rp 35 triliun.

Tak hanya itu, ada juga kebijakan subsidi bunga bagi UMKM dengan pagu anggaran Rp 35 triliun. Namun, khusus untuk program ini, realisasinya masih kecil, yakni Rp 1,3 triliun. Hanya, angka realisasi tersebut telah sanggup membantu 13 juta UMKM dengan outstanding pinjaman Rp 204 triliun. Sisa pagu itulah yang akhirnya dialihkan ke program produktif lainnya, seperti hibah kepada UMKM ini.

 

 
Ini nanti dananya akan langsung ditransfer ke Bapak Ibu sekalian. Tidak melalui pihak lain, tapi langsung ke rekening Bapak Ibu sekalian.
PRESIDEN JOKO WIDODO
 

 

Teten menjelaskan, banpres produktif merupakan bagian dari program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Tujuannya membantu para pelaku usaha mikro menghadapi tekanan ekonomi akibat pandemi. 

Ia menyatakan, Kemenkop bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk Himpunan Bank Negara (Himbara) dalam menyalurkan banpres produktif. Dia menyebut, bantuan ini sudah disalurkan sejak 17 Agustus.  

“Bantuan ini diberikan kepada pelaku usaha mikro yang belum memiliki kredit, tapi memiliki usaha,” kata Teten. 

Pada tahap awal, dia menyebut, banpres produktif telah disalurkan kepada sebanyak 1 juta penerima manfaat melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI). Perinciannya, BRI menyalurkan banpres produktif kepada 683.528 penerima manfaat dengan total penyaluran Rp 1,64 triliun. Sedangkan, BNI telah menyalurkan kepada 316.472 penerima manfaat dengan total penyaluran Rp 760 miliar.

photo
Perajin membuka lapisan plastik kerupuk opak usai dijemur di Desa Meuria Paloh, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (21/8/2020). Meski sepi permintaan, pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kerupuk opak singkong industri rumah tangga tersebut tetap bertahan dengan mengurangi jumlah produksi di tengah pandemi COVID-19 - (ANTARA FOTO/Rahmad)

Hingga 19 Agustus, banpres produktif telah disalurkan di 34 provinsi untuk 1 juta penerima manfaat pada tahap awal. Total yang telah tersalurkan mencapai Rp 2,4 triliun.

“Kesuksesan banpres produktif ini karena adanya dukungan penuh seluruh rakyat Indonesia, pemerintah daerah, dan berbagai kementerian/lembaga terkait,” kata Teten. 

Warsiah, seorang pedagang minuman ringan dari Bekasi, Jawa Barat, yang telah menerima banpres produktif melalui BNI, mengaku bakal menggunakannya sebagai modal usaha. Begitu pula dengan Nia Maliana Pulanga, seorang pemilik usaha kelontong di Pasir Panjang, Kupang. Nia merasa dirinya sangat terbantu dengan adanya banpres produktif. 

"Setiap hari saya berjualan sembako. Dengan adanya bantuan dari Presiden melalui Kementerian Koperasi dan UKM, saya dapat dengan sangat mudah, di mana saya dibantu oleh petugas BRI. Bantuan ini saya gunakan sebagai tambahan modal usaha untuk membeli kebutuhan toko kelontong," kata Nia. 

Subsidi gaji

photo
Perajin menyelesaikan pembuatan gitar di sentra produksi dan perbaikan gitar rumahan di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (21/8/2020). Presiden Joko Widodo menyatakan akan membagikan Bantuan Presiden (Banpres) produktif atau bantuan modal kerja darurat mulai pekan depan sebesar Rp2,4 juta per pengusaha dengan tahap awal diberikan kepada 9,1 juta pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) - (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Bantuan hibah UMKM bukan satu-satunya stimulus tunai yang dikeluarkan pemerintah. Pemerintah juga memberikan insentif bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp 5 juta per bulan. 

Menurut Menteri keuangan Sri Mulyani, tahap pertama penyaluran insentif bagi pekerja mulai dilakukan pada Senin (24/8). Sri mengatakan, Kementerian Tenaga Kerja sudah mengeluarkan peraturan menteri tenaga kerja (permenaker) dan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA). "Sehingga mulai 24 Agustus ini sudah mulai bisa disalurkan tahap pertamanya,” kata Sri dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan, insentif akan diberikan kepada 15,7 juta pekerja yang merupakan anggota BPJS Ketenagakerjaan. Subsidi diberikan bagi mereka yang terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan sampai dengan Juni 2020, memiliki nomor rekening, dan memiliki gaji di bawah Rp 5 juta. 

Tak hanya itu, ia menyatakan guru honorer juga masuk ke dalam 15,7 juta penerima manfaat senilai total Rp 2,4 juta per orang itu. Guru honorer penerima manfaat insentif tersebut adalah mereka yang terdata dalam BP Jamsostek maupun yang sedang dalam tahap penyempurnaan data di Kemendikbud dan Kemenpan RB.

“Guru honorer yang dimasukkan di dalam mereka yang mendapatkan manfaat ini baik yang sudah terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan maupun yang dalam proses penyempurnaan basis data di Kemendikbud maupun Kemenpan RB,” katanya.

Sri mengatakan, insentif total senilai Rp 2,4 juta diberikan sebanyak Rp 600 ribu per bulan untuk empat bulan dan akan dibayarkan dalam dua kali penyaluran. "Untuk ini dilakukan transfer langsung dalam dua kali penyaluran. Anggaran yang disiapkan Rp 37,87 triliun,” kata Sri. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat