Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8). | Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO

Kabar Utama

Presiden Janjikan 290 Juta Dosis Vaksin 

Indonesia tetap mengembangkan vaksin Merah Putih. 

JAKARTA – Pemerintah mendapatkan komitmen pengadaan ratusan juta dosis vaksin Covid-19 dengan Pemerintah Cina dan Uni Emirat Arab untuk periode 2020-2021. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, total komitmen pengadaan vaksin sedikitnya 290 juta dosis hingga akhir tahun depan. 

Kerja sama pengadaan vaksin tersebut merupakan hasil kunjungan Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Cina dan UEA pada pekan lalu. Pengadaan 290 juta vaksin dilakukan secara bertahap. Pada tahun ini, kata Jokowi, komitmen pengadaan vaksin sekitar 20 juta hingga 30 juta dosis. 

“Sampai akhir 2020, kita akan dapat 20-30 juta dosis. Kemudian sampai akhir 2021 kira-kira 290 juta (dosis vaksin),” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/8).

Menurut Jokowi, jumlah vaksin yang akan disiapkan pemerintah tersebut sangat banyak. Apalagi, jika vaksin Merah Putih yang merupakan murni hasil riset dalam negeri juga dapat diproduksi secara massal. 

Jokowi mengatakan, jika jumlah produksi vaksin di Indonesia berlebih, dapat dijual ke negara-negara lainnya. “Karena negara lain, di ASEAN saja saya lihat belum ada yang siap dengan vaksin,” katanya. 

Jokowi mengeklaim langkah pemerintah untuk menangani pandemi Covid-19 sudah berada di jalur yang benar. Apalagi, kata Jokowi, banyak negara lain yang belum siap memproduksi vaksin dalam jumlah yang cukup besar.

“Sampai 2021 kita sudah mendapatkan komitmen kurang lebih 290 juta (dosis vaksin), baik yang diproduksi di sini maupuan di luar. Ini jumlah yang sangat besar. Negara lain, sejuta atau dua juta saja belum dapat." 

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kunjungan yang dilakukannya bersama Erick Thohir ke Cina dan UEA menelurkan sejumlah kesepakatan dalam pengembangan vaksin Covid-19. Sama seperti yang disampaikan Presiden, Retno menyebut Indonesia mendapatkan komitmen pengadaan vaksin hingga 30 juta dosis pada tahun ini. 

Retno memerinci, Pemerintah Indonesia bersama Cina dan UEA menyepakati komitmen pengadaan sebanyak 80 juta-130 juta dosis vaksin pada kuartal pertama 2021. Sedangkan untuk kuartal kedua hingga keempat 2021, pasokan yang sudah diamankan sebanyak 210 juta vaksin. "Dengan demikian kalau kita bicara hingga 2021, jumlah vaksin yang dapat di-secure adalah 290 juta-340 juta vaksin," kata Retno.

Retno mengatakan, pemerintah melakukan upaya jangka pendek dan jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19. Pengamanan pasokan vaksin dari Cina dan UEA merupakan upaya jangka pendek. Sedangkan upaya jangka panjangnya adalah mewujudkan kemandirian dalam memproduksi vaksin. "Kemandirian vaksin kita lakukan dengan pengembangan vaksin Merah Putih," katanya.

Diberitakan sebelumnya, perusahaan teknologi kesehatan UEA Group 42 (G42) Health Care AI Holding Rsc Ltd menyatakan komitmen untuk melakukan penyediaan awal 10 juta dosis vaksin Covid-19 bagi Indonesia yang bekerja sama dengan BUMN Kimia Farma.

Selain itu, perusahaan farmasi Sinovac Biotech Ltd di Cina menyatakan memprioritaskan penyediaan vaksin Covid-19 untuk Indonesia sampai akhir 2021 lewat kerja sama dengan Bio Farma.

Menteri BUMN Erick Thohir yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan PEN sebelumnya menyampaikan, kerja sama Indonesia dengan UEA tak hanya mencakup pengembangan vaksin, tapi juga meliputi rencana penggunaan teknologi pelacakan Covid-19. Kerja sama tersebut telah dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan di UEA, Sabtu (22/8). 

Kerja sama dilakukan antara Group 42 (G42) Healthcare, perusahaan kesehatan dan teknologi kecerdasan buatan yang bermarkas di Abu Dhabi, dengan dua perusahaan BUMN, Kimia Farma dan Indofarma. Dalam MOU dengan G42, Kimia Farma akan difokuskan pada pengembangan produk-produk vaksin, termasuk vaksin Covid-19 dan cakupan produk farmasi, layanan kesehatan, riset dan uji klinis, serta pemasaran dan distribusi.

Adapun dengan Indofarma, kolaborasi dengan G42 ditekankan pada pengadaan test kit intelligence dengan teknologi laser untuk membantu melacak orang yang terpapar virus korona.

Kerja sama ini akan berlangsung untuk jangka panjang. Karena antara G42 dengan Kimia Farma dan Indofarma akan melakukan penelitian bersama, alih teknologi, dan penggarapan pasar bersama vaksin untuk Timur Tengah dan Benua Afrika.

Terkait pengembangan vaksin, G42 diketahui sedang bekerja sama dengan perusahaan Cina, Sinopharm. Menurut Reuters, vaksin yang mereka kembangkan telah mencapai fase klinis terakhir alias tahap III. Tes massal itu diikuti sekitar 15 ribu orang dari berbagai ras di Abu Dhabi.

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengingatkan masyarakat tetap melaksanakan gerakan nasional disiplin protokol kesehatan. Ia mengatakan, kebiasaan menggunakan masker, jaga jarak, dan menghindari kerumunan serta mencuci tangan harus terus dilakukan, meskipun Indonesia telah memperoleh komitmen penyediaan vaksin Covid-19.

Kiai Ma'ruf menjelaskan, produksi vaksin Covid-19 masih proses uji klinis, sehingga produksi baru dapat dilakukan di akhir tahun 2020.

"Selama semuanya (vaksin) masih dalam proses, disiplin protokol kesehatan tidak boleh dikendurkan," kata Kiai Ma'ruf, kemarin. Kiai Ma'ruf menyampaikan pesannya tersebut melalui akun instagramnya. 

Ma'ruf mengatakan, dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo tentang laporan penanganan Covid-19, pemerintah juga menekankan jajaran kepala daerah, kementerian, maupun lembaga untuk mewaspadai peningkatan kasus Covid-19. Apalagi, sejumlah negara telah melaporkan kembali peningkatan kasus Covid-19.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat