Pelajar mengikuti proses belajar mengajar dengan mengenakan masker dan pelindung wajah saat Simulasi Pembelajaran Sekolah Dengan Protokol Kesehatan di SMPN 8 Malang, Jawa Timur, Rabu (19/8). | ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA FOTO

Nusantara

Daerah Tunda Sekolah Tatap Muka

Tatap muka diundur karena Covid-19 belum terkendali.

BANDAR LAMPUNG – Pemkot Bandar Lampung memutuskan memundurkan jadwal masuk sekolah dengan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) tatap muka dari 31 Agustus menjadi 31 Oktober 2020. Masa belajar di rumah diperpanjang karena perkembangan pandemi Covid-19 di Kota Bandar Lampung masih tinggi dan belum terkendali.

“Sekolah (belajar tatap muka) diperpanjang lagi sampai 31 Oktober 2020,” kata Wali Kota Bandar Lampung Herman HN dalam keterangan persnya di Bandar Lampung, Senin (24/8).

Menurut dia, perpanjangan masuk sekolah tersebut, lantaran perkembangan kondisi pandemi Covid-19 di Kota Bandar Lampung masih tinggi. Ke depan, dia menyatakan, tetap melihat perkembangan kondisi Covid-19, bila masih terjadi peningkatan maka sekolah akan dimundurkan lagi bisa sampai Januari 2021.

Dia berharap wali murid dapat memaklumi kondisi pandemi Covid-19 saat ini, yang anak-anak mulai dari PAUD, TK, SD hingga SMP harus belajar di rumah secara daring (online). Hal tersebut karena untuk mencegah terjadinya penyebaran virus korona bila tetap memaksakan sekolah secara tatap muka.

photo
Seorang guru memberikan pelajaran jarak jauh kepada siswa menggunakan radio handy talky (HT) di SD Negeri Mojo, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Senin (24/8). Pihak sekolah memberikan fasilitas radio handy talky kepada siswa untuk mendukung sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena sebagian siswa tidak memiliki perangkat ponsel atau laptop yang didukung jaringan internet - (MOHAMMAD AYUDHA/ANTARA FOTO)

Sebagai konsekuensinya, Wali Kota Herman HN meminta setiap sekolah yang menyelenggarakan belajar di rumah secara daring, untuk menaikkan anak sekolah tanpa terkecuali. “Saya minta dengan semua kepala sekolah, anak-anak ini harus naik kelas semua,” ujarnya.

Dalam 24 jam terakhir, Provinsi Lampung mencatatkan tambahan tiga kasus positif Covid-19. Hingga Senin (24/8), secara kumulatif, Lampung mencatatkan sebanyak 365 pasien positif Covid-19.

Beberapa wali murid dan anak sekolah mulai mengeluhkan belajar di rumah. Selain kurang konsentrasi, juga banyak orang tua yang tidak bisa mendampingi anaknya belajar secara daring.

Wati, ibu dari Ifan, siswa SDN di salah satu Kecamatan Kemiling, mengeluhkan tak bisa mendampingi anak-anaknya belajar secara daring. Menurut pengakuannya, selama belajar daring, anaknya terkadang ikut dan juga tidak. Sedangkan ia sama sekali tidak mengerti teknologi di telepon seluler tersebut.

Istri penjual martabak tersebut mengakali dengan menemui gurunya untuk meminta materi pelajaran dan tugas, agar anaknya dapat belajar di rumah. Setelah selesai tugas dikerjakan, ia mengantarkan tugas tersebut kepada gurunya di sekolah.

photo
Sejumlah pelajar mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring di sebuah tenda yang dilengkapi jaringan internet nirkabel (WLAN) di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Senin (24/8). Tenda dengan WLAN gratis tersebut didirikan atas inisiatif warga untuk membantu murid sekolah yang terkendala jaringan internet dalam sistem belajar secara daring.- (Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO)

Di Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau proses uji coba pembelajaran tatap muka di tiga sekolah di Kabupaten Nganjuk, Senin (24/8). Tiga sekolah yang ditinjau, yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB) Shanti Kosala Mastrip Nganjuk, SMKN 1 Tanjung Anom Nganjuk, dan SMAN 2 Nganjuk.

Sebagai perbandingan, Jatim kini menjadi provinsi kedua dengan jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak secara kumulatif setelah Jakarta. Saat ini, jumlah total kasus positif di Jatim sebanyak 30.635 orang dengan tambahan sebanyak 320 orang dalam 24 jam terakhir. Uji coba pembelajaran tatap muka untuk siswa sekolah jenjang SMA/SMK dan SLB di Jatim mulai dilakukan pada Senin (18/8) pekan lalu.

Khofifah mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan, uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah di Jatim, dilakukan secara terbatas dan hati-hati. Yakni, dengan menjadikan keselamatan jiwa dan raga seluruh guru, siswa, beserta keluarganya sebagai prinsip utama.

“Yaitu melalui penerapan sepenuhnya protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19,” ujar Khofifah.

Sedangkan proses belajar tatap muka SMA sederajat di Kota Sukabumi menunggu hasil swab para guru. Hal ini dilakukan agar para guru pada saat sekolah tatap muka dipastikan negatif Covid-19.

Sebelumnya, sebanyak 34 sekolah tingkat SMA sederajat di Kota Sukabumi dinyatakan lolos verifikasi belajar tatap muka dari Gugus Tugas Covid-19 Kota Sukabumi. '' Proses belajar tatap muka masih menunggu hasil swab para guru,'' ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi kepada wartawan, Senin (24/8).

Sejauh ini, sudah ratusan guru yang telah menjalani swab beberapa hari lalu. Jika ada seorang guru yang dinyatakan positif Covid-19, maka yang bersangkutan tidak diperkenankan mengajar. Namun kata Fahmi, sekolah tersebut tetap membuka sekolah tatap muka. Ia berharap jika hasil swab guru keluar, maka kegiatan belajar tatap muka bisa segera digelar.

Sebelumnya, sebanyak tujuh tim gabungan dikerahkan untuk melakukan verifikasi ke puluhan sekolah SMA sederajat di Kota Sukabumi dalam penerapan belajar tatap muka, Selasa (11/8) lalu. Seperti diketahui wilayah dengan zona risiko rendah atau sering disebut zona kuning termasuk Kota Sukabumi akan diperbolehkan untuk melakukan proses belajar mengajar dengan cara tatap muka secara terbatas.

Tim ini dibentuk oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Sukabumi. Di mana tim terdiri dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS), Perkumpulan Guru Madrasah (PGM), dan Dewan Pendidikan.

Mereka disebar ke 58 sekolah tingkat SMA sederajat yang sebelumnya dinyatakan siap menggelar belajar tatap muka baik oleh KCD Dinas Pendidikan Wilayah V Jabar dan Kementerian Agama. Dalam verifikasi dilihat kesiapan sekolah menerapkan protokol kesehatan seperti sarana cuci tangan dengan air mengalir dan menyiapkan sabun. Selain itu apakah sekolah tersebut telah membentuk satgas Covid-19 dan berkoordinasi dengan layanan fasilitas kesehatan terdekat.

Jika sekolah itu dinilai layak, maka pada 18 Agustus 2020 nanti diperbolehkan menggelar belajar tatap muka terbatas. Selain itu kata Fahmi, harus ada izin dari orangtua anak belajar tatap muka. Di sekolah juga harus menerapkan protokol kesehatan yakni memakai masker dan menjaga jarak.

Menurut Fahmi, sekolah tatap muka hanya untuk sekolah SMA sederajat lebih dulu. Sementara untuk SMP sederajat setelah evaluasi jenjang SMA. Fahmi mengatakan, sekolah akan diverifikasi dua tahapan. Pertama dilakukan lembaga terkait misalnya SMA oleh Kantor Cabang Dinas (KCD), Dinas Pendidikan Wilayah V Jawa Barat dan Kantor Kementerian Agama untuk tingkatan MA.

Ketika lolos verifikasi KCD dan kemenag kata Fahmi, tahap kedua gugus tugas Covid-19 Kota Sukabumi akan merespon usulan dari KCR dan kemenag. Nantinya akan dikeluarkan izin dari gugus tugas tingkat kota.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat