Tasyakuran awal muharram dan pemberian santunan untuk 750 santri di Pesantren Ulumul Quran Sawangan Depok Jawa Barat pada Sabtu (22/8) | Erdy Nasrul/Republika

Khazanah

Ukhuwah Menjadi Inspirasi Muslim Membangun Kehidupan Sosial

Setiap Muslim berkewajiban membangun ukhuwah keimanan dan kebangsaan

Ukhuwah atau persaudaraan menjadi ajaran Islam yang didakwahkan sejak lama. Ajaran ini membangun inspirasi, bahwa sesama Muslim adalah saudara yang saling peduli. 

Dalam lintasan sejarah, ukhuwah yang dibangun Rasulullah dan para sahabat menjadi kunci keberhasilan dakwah Islam yang sejak 14 abad silam disebarluaskan dan sampai ke masa sekarang. Pada saat mereka didiskriminasi, diancam, bahkan diperangi oleh kaum kafir di Makkah, Rasulullah dan para sahabat berhijrah ke Madinah.

Rasulullah dan para sahabat berangkat sebagai kaum muhajirin atau yang berhijrah. Sedangkan umat Islam di Madinah disebut dengan kaum anshar atau para penolong. Mereka yang di Madinah menyambut kedatangan Rasulullah dengan suka cita. Bangga dapat hidup berdampingan dengan kekasih Allah.

Kaum Anshar menyambut kaum muhajirin dengan perkataan berikut ini. “Diyruna diyarukum, wa amwaluna amwalukum, wa tijaratuna tijaratukum, wa nahnu jami’an ahlukum wa ashdiqaukum.” Artinya rumah kami adalah rumah kalian, harta benda kami adalah harta benda kalian, perdagangan kami adalah kongsi antara kami dan kalian. Kami semua adalah keluarga dan teman-teman kalian.

Ketua Yayasan Syeikh Ali Jaber, Habib Abdurrahman Asad Al-Habsyi, menjelaskan, persaudaraan merupakan bagian dari hablum minannas atau hubungan antarmanusia. Realisasinya adalah melalui ibadah sosial, seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf. 

Hablum minannas merupakan interaksi, pergaulan, dan komunikasi yang harus dibangun dengan kearifan. Setiap orang harus menunjukkan kesantunan dan membangun toleransi. Dengan begitu semuanya akan saling bersinergi dan menjadi kekuatan besar untuk membangun sumber daya manusia yang bermutu. Kemudian membangun bangsa menjadi kekuatan yang menginspirasi. Bahkan membangun dunia dalam kebersamaan dan sinergi.

“Dengan hablum minannas kita dapat mengambil ibrah dari orang, kaum, bangsa, dan peradaban lain,” kata Habib Abdurrahman Asad Al-Habsyi dalam sebuah webinar di Jakarta pada Ahad (23/8).

Hablum minannas dibangun dengan keimanan dan kepasrahan kepada Allah, juga sepenuh jiwa, tulus untuk membantu sesama. Dari situlah mereka yang berkecukupan membantu orang lain. Mereka yang berkecukupan menyadari bahwa harta yang dipegang pada hakikatnya bukan milik sendiri. Hanya titipan Allah. Sebagian dari itu harus diberikan kepada yang membutuhkan. Dengan begitu, Allah akan membalas kebaikan tadi dengan beratus, bahkan ribuan kebaikan lainnya. 

 

 

Dengan hablum minannas kita dapat mengambil ibrah dari orang, kaum, bangsa, dan peradaban lain

 

HABIB ABDURRAHMAN ASAD AL-HABSYI, Ketua Yayasan Syeikh Ali Jaber
 

 

Pandemi Covid-19 dan bantuan untuk pesantren 

photo
Ketua Yayasan Visikita Kiagus Muhammad Husni (kiri) berpidato di samping Pengasuh Pesantren Ulumul Quran Depok KH Jamaludin - (Erdy Nasrul/Republika)

Meski pandemi masih mengancam kehidupan, Yayasan Visikita dan Nadiya Group Foundation memberikan sejumlah bantuan untuk kesuksesan belajar keluarga besar Pesantren Ulumul Qur’an di Bojongsari, Sawangan, Depok, pada Sabtu (22/10). Para penerima bantuan adalah 707 santri yang selain belajar formal tingkat tsanawiyah juga menghafal Alquran. Lainnya adalah para guru di sana yang menjadi teladan para santri.

Bantuan terdiri dari uang santunan sebesar Rp 240 juta, wakaf uang Rp 100 juta untuk pembangunan asrama, dan 750 pak produk kecantikan (senilai Rp 112,5 juta). Masing-masing pak senilai Rp 150 ribu. Total bantuan yang diberikan senilai Rp 452.500.000

Pengurus Nadiya Group Foundation, Nadia Stefanie menjelaskan bantuan tersebut berasal dari donasi para karyawan di perusahaan yang dikelolanya. Mereka dengan sukarela menyisihkan sebagian harta untuk disalurkan kepada keluarga besar Pesantren Ulumul Qur’an. 

"Saya berharap santri lebih giat belajar, lebih semangat menghafal Alquran sehingga mereka tumbuh menjadi inspirasi bangsa," ungkap Nadia.

Dalam segala keterbatasan yang dihadapi, Nadia mengatakan, ada kekuatan yang membuat setiap insan tergerak untuk melakukan hal yang luar biasa. Para santri yang kini hidup dalam situasi pandemi Covid-19 dan juga berbagai permasalahan yang dihadapi, pasti termotivasi untuk menghafal Alquran, mempelajari dan mengamalkan ilmu yang didapat, dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. 

Pembiasaan tersebut akan membentuk kepribadian tangguh yang kelak akan menggerakkan bangsa ini menjadi maju lebih baik lagi. Nadia optimistis pada masa yang akan datang, santri seperti mereka ini akan menjadi sumber daya yang dibutuhkan untuk kemajuan bangsa.

Ketua Yayasan Visikita Kiagus Muhammad Husni menjelaskan, setelah menggiatkan shalat dan puasa, umat Islam harus menyisihkan sebagian hartanya untuk orang lain. Ibadah sosial dengan memberikan infak dan wakaf akan menjadi bekal kehidupan akhirat kelak. 

Dia menyitir hadis Rasulullah riwayat imam Muslim, apabila seorang manusia meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga, yakni sedekah jariyah, atau ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak saleh yang mendoakannya.

“Wakaf uang adalah sedekah jariyah yang pahalanya terus mengalir meski si pemberinya sudah tutup usia,” ujar alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor tahun 1999 ini.

 

 

Wakaf uang adalah sedekah jariyah yang pahalanya terus mengalir meski si pemberinya sudah tutup usia

 

KIAGUS MUHAMMAD HUSNI, Ketua Yayasan Visikita.
 

 

Selain itu, bantuan tadi juga diharapkan menginspirasi para santri yang kelak akan tumbuh dan mewarnai kehidupan. Mereka akan menjadi teladan membantu sesama yang menginspirasi keluarganya, juga orang-orang sekitar. 

“Anak-anak mereka kelak akan belajar tentang membantu sesama dari ibunya yang saat ini masih belajar di Pesantren Ulumul Qur’an,” kata Husni.

Pengasuh Pesantren Ulumul Qur'an KH Jamaluddin berpesan kepada para santri agar semakin rajin belajar. Belajar yang baik menurutnya bermula dari ketaatan dan akhlak mulia kepada para guru yang dibuktikan dengan sikap rendah diri (tawadhu’). 

“Insya Allah kalian akan menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas,” ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat