Warga membawa obor saat mengikuti pawai menyambut Tahun Baru Islam di Bendasari, Karawang, Jawa Barat, Rabu (19/8/). | Muhamad Ibnu Chazar/ANTARA FOTO

Kabar Utama

Maju pada Tahun Baru

Tahun Baru 1442 Hijriyah diharapkan jadi tahun solidaritas menangani dampak pandemi.

JAKARTA -- Umat Islam diminta menerapkan nilai-nilai hijrah Rasulullah Salallahu Alaihi Wasalam sehubungan masuknya 1 Muharram 1442 Hijriyah pada Kamis (20/8). Kehadiran tahun baru Hijriyah itu dinilai perlu jadi momentum positif untuk mengukir masa depan yang berkemajuan. 

"Mari memaknai hijrah untuk perubahan dari dalam umat Islam guna meraih kemajuan bersama seluruh bangsa Indonesia. Dengan usaha yang sungguh-sungguh dan kebersamaan, umat Islam dapat berkembang dari mayoritas jumlah ke mayoritas kualitas," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, kepada Republika, kemarin.

Prof Haedar mengatakan, pada masa-masa pandemi, kegiatan-kegiatan serbamassal sebaiknya dihindarkan dan kerja-kerja produktif untuk kemajuan harus diprioritaskan. Kaum muda dan generasi milenial Muslim harus diajak bangkit sebagai khaira ummah atau golongan terbaik dengan segala potensi dan ikhtiar konstruktif menggapai cita-cita kejayaan Islam Indonesia. 

"Bangun tradisi kerja keras memobilisasi kekuatan diri di berbagai bidang dengan spirit perubahan dari dalam diri sendiri. Kita praktikkan firman Allah yang artinya, 'sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri' (QS ar-Ra'd ayat 11)," ujar Prof Haedar.

photo
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (tengah). - (ANTARA FOTO)

Ia menekankan, energi umat harus disalurkan menuju agenda-agenda strategis melalui kerja produktif, memperkuat karakter utama, membangun kapasitas sumber daya manusia terbaik, menjalin solidaritas kolektif, dan mengembangkan pusat-pusat kemajuan. 

Ia mengingatkan, saat ini umat Islam Indonesia menyadari masih banyak ketertinggalan, khususnya dalam bidang ekonomi dan penguasaan ilmu pengetahuan serta akses ekonomi-politik strategis. Kesenjangan sosial dan kemiskinan melekat dengan mayoritas umat Islam. Sebab itu, umat Islam harus tetap kritis.  

“Lakukan semuanya secara elegan dalam spirit dakwah dengan cara hikmah, edukasi yang baik, dan dialog yang terbaik," ujarnya. Prof Haedar mengatakan, yang tidak kalah penting, semuanya dilakukan dengan semangat kebersamaan, damai, dan persaudaraan. 

Sementara itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud mengatakan, bulan Muharram tahun ini diharapkan menjadi ajang muhasabah bagi setiap pihak agar terlepas dari pandemi Covid-19 dan dampak yang menyertainya.

“(Bulan) Muharram itu bagian dari arba’atun hurum (empat bulan yang istimewa) dalam Islam. Maka, jika melakukan amalan baik pada bulan ini, ganjarannya bisa berlipat-lipat,” kata KH Marsudi saat dihubungi Republika, Kamis (20/8).

Karena ganjaran yang berlipat ganda itu, kata dia, dianjurkan kepada setiap umat Muslim untuk saling tolong-menolong pada masa Covid-19 ini. Di sisi lain, sikap optimistis juga diperlukan dalam kondisi yang serbasulit akibat Covid-19. 

photo
Dewan Adat Kasepuhan Girikusumo dengan mengenakan masker mengirab kotak berisi jubah pusaka peninggalan leluhur dalam prosesi Tradisi Kirab Sura Girikusumo di Desa Banyumeneng, Mranggen, Demak, Jawa Tengah, Kamis (20/8). - (ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Menurut dia, dengan semangat optimisme, umat sesungguhnya tengah menjalankan atau berikhtiar menyelesaikan ujian yang diberikan Allah SWT. Sebab, sebagaimana janji Allah yang disebutkan dalam Alquran, kata dia, Allah tak akan memberikan ujian kepada hamba-Nya apabila hamba-Nya tak sanggup. 

Menteri Agama Fachrul Razi mengajak umat untuk meneguhkan persatuan dan mewujudkan kehidupan berbangsa yang lebih baik menyongsong tahun baru Hijriyah kali ini. "Mari manfaatkan momentum 1 Muharram 1442 Hijriyah untuk teguhkan persatuan menuju dan mewujudkan Indonesia maju," ujar Fachrul dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Rabu (19/8).

Menurut Fachrul, tahun baru Hijriyah selalu mengingatkan umat Islam pada momen bersejarah hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah. Semangat hijrah, yakni berpindah dari keadaan yang tidak baik di suatu tempat ke tempat lain untuk menggapai keadaan yang lebih baik. 

photo
Puluhan warga mengikuti pawai obor di Kaki Gunung Manglayang, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (19/8). Pawai obor tersebut digelar dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1442 Hijriyah. - (RAISAN AL FARISI/ANTARA FOTO)

"Dalam kehidupan nyata, hijrah bisa bermakna perpindahan dari kemungkaran pada ketakwaan, dari keterbelakangan pada kemajuan, dari yang mudharat pada yang manfaat, dan juga dari peradaban jahiliyah ke peradaban yang bermartabat," kata dia.

Sementara, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi mengajak seluruh bangsa Indonesia agar menjadikan 1442 Hijriyah sebagai tahun solidaritas dan kepedulian sosial terhadap sesama. MUI mengimbau kepada para aghniya', dermawan, dan pengusaha untuk menggalang kesetiakawanan sosial.

Penggalangan dimaksudkan untuk membantu meringankan beban masyarakat yang menjadi korban dan yang terdampak pandemi Covid-19. MUI juga meminta kepada pemerintah untuk bekerja lebih sistematis, terencana, dan terprogram dalam menangani wabah Covid-19. Hal tersebut diperlukan agar jumlah korban tidak semakin bertambah. "Kami mengajak semua pihak untuk bersatu padu, bahu membahu, dan bekerja sama mengatasi musibah pandemi virus Covid-19," ujar dia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat