Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah Mabdail Falah, Desa Sumurbandung, Lebak, Banten, Selasa (4/8/2020). Sebanyak 80 siswa di sekolah Madrasah Diniyah tersebut mulai melaksanakan kegiatan belajar | ANTARA FOTO/MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS

Nusantara

Lebak Buka Enam Sekolah di Masa Pandemi Covid-19

Sekolah tersebut berada di lokasi yang aman dari pandemi Covid-19.

LEBAK -- Sebanyak enam sekolah menengah pertama negeri (SMPN) di Kabupaten Lebak, Banten direncanakan mulai menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka pada pertengahan Agustus ini. Enam sekolah yang ditunjuk, yaitu SMPN 3 Bojongmanik, SMPN 3 Cirinten, SMPN 1 Cigemblong, SMPN 6 Gunung Kencana, SMPN 5 Leuwidamar, dan SMPN 3 Sobang.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lebak, Wawan Ruswandi menuturkan, pihaknya sudah membahas hal itu dengan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lebak. Hasilnya, enam sekolah tersebut yang dianggap paling memungkinkan untuk dimulai KBM, lantaran berada di lokasi yang sedikit ditemukan kasus positif virus korona.

"Rencana paling lambat tanggal 18 Agustus dibuka sambil kita lihat kalau tidak ada perkembangan kasus. Kita rekomendasikan karena di daerah itu relatif aman," ucap Wawan di Kabupaten Lebak, Kamis (6/8).

Untuk tetap menjaga keselamatan para siswa maka protokol kesehatan wajib ditegakkan di enam sekolah yang segera dibuka itu. Wawan menjelaskan, sistem masuk siswa dibagi shift, dengan maksimal 50 persen dari kapasitas kelas. "Apakah nanti digilir tergantung sekolahnya entah kelas tujuh dulu masuk baru kelas delapan," ucap Wawan.

Sementara bagi sekolah dasar (SD), menurut Wawan, Disdikbud Lebak paling cepat berani membuka tiga bulan setelah pelaksanaan belajar tatap muka tingkat SMP. "Kalau SD, sesuai dengan keputusan menteri setelah masa transisi berjalan dan dinyatakan aman."

Kabupaten Lebak yang merupakan wilayah terluas di Provinsi Banten tidak bisa disamakan dengan daerah lain, seperti Tangerang Raya terkait penyebaran Covid-19. Dia menyatakan, tidak semua area di Lebak terdampak Covid-19 sehingga memungkinkan diadakannya KBM di kelas.

Menurut dia, persoalan penyebaran virus korona harus dilihat per wilayah. Apalagi, Lebak selama ini tidak semua daerah menjadi zona merah. "Apalagi di Lebak masih ada daerah-daerah yang tidak bisa melaksanakan belajar daring karena terbatasnya sinyal internet," ucap Wawan.

Zona hijau

Camat Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Wahyudin mengatakan, sebenarnya sebagian besar siswa di wilayahnya sudah melakukan belajar tatap muka. Meski bukan dilangsungkan di sekolah, sambung dia, KBM dijalankan secara berkelompok di rumah warga.

"Warga buat semacam kelompok belajar dan keliling di rumah siapa saja bergantian jadi sudah tatap muka. Kan anjuran dari dinas pendidikan," ujarnya.

Menurut dia, para guru membuat kelompok belajar di rumah warga karena masyarakat di wilayahnya menghadapi banyak kendala dalam menggelar belajar daring. Akses internet yang belum stabil ditambah masih banyaknya masyarakat prasejahtera yang tidak memiliki ponsel pintar membuat metode belajar daring tidak memungkinkan. Belum lagi, Wahyudin melanjutkan, sebagian warga di wilayahnya baru terkena bencana banjir bandang, sehingga merasa berat jika harus membeli kuota internet. 

Wahyudin menyebut, hingga kini wilayahnya sudah bisa dikategorikan daerah zona hijau Covid-19 karena minimnya temuan kasus baru. Hingga kini, baru ada satu orang terkonfirmasi positif karena bekerja di luar Kecamatan Lebakgedong. "Satu yang positif, itu juga OTG (orang tanpa gejala). Tinggalnya mah di luar tapi KTP-nya di Lebakgedong," kata Wahyudin.

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, mengatakan, kondisi geografis Lebak tidak seperti wilayah lain yang berada di perkotaan. Dia menerangkan, ada sekolah di Lebak yang berlokasi di gunung dan kawasan terpencil sehingga sulit mendapat akses sinyal seluler, apalagi internet. Kecamatan Sobang, misalnya, yang sebagian wilayahnya belum terjangkau jaringan internet. 

Karena itu, Iti mendorong pelaksanaan KBM siswa SMP bisa diberlakukan demi kebaikan bersama. "Di gunung kalau melalui daring belum memadai karena banyak blank spot sinyal internet," kata Iti.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat