Prajurit TNI AL menaikkan jangkar sebelum melakukan patroli di Laut Natuna Utara, nama yang digunakan Indonesia untuk menyebut sebagian wilayah Laut Cina Selatan (LCS) di sekitar Kepulauan Natuna. | ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT

Internasional

Menlu RI dan AS Bahas Laut Cina Selatan

Isu Laut Cina Selatan sempat membuat perang Twitter diplomat Cina dan Australia.

JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo dan Menlu RI Retno Marsudi melakukan diskusi melalui sambungan telepon, Selasa (3/8). Keduanya membahas berbagai isu termasuk soal Laut Cina Selatan (LCS).

"Menlu Michael R Pompeo berbicara dengan Menlu RI Retno Marsudi tentang kemitraan strategis AS - Indonesia yang berkelanjutan dan kuat," ujar wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Cale Brown, dalam website resmi Kementerian Luar Negeri AS, Selasa (4/8).

"Dan hal lain yang dibahas adalah tujuan bersama kedua negara atas penghormatan terhadap hukum internasional di Laut Cina Selatan," ujarnya menambahkan.

Kedua menlu juga menyoroti pentingnya peningkatan kerja sama di bidang kesehatan masyarakat dan kerja sama ekonomi untuk membangun kembali ekonomi dan menjaga kawasan itu aman.

Melalui akun resmi Twitter @Menlu_RI, Retno juga membenarkan komunikasi dan mengatakan bahwa dirinya telah melakukan pembicaraan positif dengan Menlu Pompeo. Retno dan Pompeo membahas mengenai pentingnya meningkatkan kerja sama di bidang kesehatan dan ekonomi untuk membangun kembali perekonomian pascapandemi serta menjaga kawasan agar tetap aman.

"Senang sekali berbicara sekali lagi dengan Menlu AS Pompeo hari ini (3/8). (Indonesia) menghargai bantuan AS akan ventilator," cicit Retno.

"Saya mengangkat dua masalah, pertama menjajaki kemungkinan kerja sama dalam produksi vaksin dan kerja sama kesehatan lainnya serta, dan kedua upaya penguatan perdagangan dan investasi," cicitnya.

Perang Twitter

Isu LCS juga sempat membuat perang Twitter antara para diplomat Cina dan Australia, pekan lalu. Ini bermula dari dukungan Australia pada pernyataan AS yang mengatakan tidak akan mengakui klaim teritorial Cina di LCS. 

Australia memang baru saja menyepakati memorandum dengan AS yang menyatakan bahwa klaim atas LCS "tidak memiliki dasar hukum". Sikap tersebut mengundang kemarahan dari Cina. 

Komisioner Tinggi Australia Barry O’Farrell pada 30 Juli lalu dalam cicitannya mengisahkan ucapannya kepada seorang menteri India. O’Farrell mengatakan, langkah Cina "mengguncang stabilitas dan bisa memprovokasi ketegangan".  

Duta Besar Cina untuk India Sun Weidong membalas pada 31 Juli. Ia menudung O’Farrell "menyangkal fakta". "Sudah jelas siapa yang menjaga perdamaian dan stabilitas dan mendestabilitas dan memprovokasi ketegangan di kawasan."

O’Farrell kembali membalas dengan menyatakan Cina seharusnya mematuhi putusan pengadilan arbitrase internasional pada 2016. Pengadilan saat ini memutuskan menyangkal sebagian besar klaim Cina atas LCS. Namun, Cina menyebut putusan tersebut ilegal dan tidak mengikat secara hukum. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat