Sejumlah nakes mengenakan alat pelindung diri lengkap saat uji usap massal di kantor Pemprov Riau, Pekanbaru, Selasa (21/7/2020). | FB Anggoro/ANTARA FOTO

Nasional

Nakes Terpapar Terus Bertambah

Nakes memiliki risiko yang besar terpapar virus Covid-19.

YOGYAKARTA—Tenaga kesehatan (nakes) yang ikut terpapar virus Covid-19 terus bertambah. Bahkan, pada Rabu (22/7), jumlah nakes terpapar Covid mendominasi penambahan kasus di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dari pertambahan 21 kasus positif di DIY, sebanyak 13 kasus merupakan tenaga kesehatan.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk DIY, Berty Murtiningsih mengatakan, nakes yang sudah dilaporkan hingga 21 Juli sudah mencapai tujuh persen dari seluruh kasus positif yang ada di DIY.  "Nakes sekitar enam sampai tujuh persen yang positif dari total keseluruhan kasus di DIY, sekitar 30-an orang," kata Berty di Kompleks Kepatihan, Rabu (22/7). 

Hal ini tentu menjadi perhatian karena nakes memiliki risiko yang besar terpapar Covid-19, terutama nakes yang menangani langsung pasien Covid-19. Berty menyebut, nakes memang menjadi prioritas untuk dilakukan tes swab/PCR. Walaupun begitu, tidak semua nakes yang menangani Covid-19 dan termasuk dalam golongan karyawan kesehatan. 

"Risiko tinggi nakes itu berhubungan karena dia melayani. Maka kita lakukan prioritas untuk swab. Nakes ini aset kita, kalau tidak dilindungi nanti pelayanannya tidak akan optimal," ujar Berty. 

Hingga saat ini, nakes yang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 cukup tinggi di DIY. Berty mengatakan, nakes yang sembuh sudah mencapai hampir 80 persen. "Sebagian sudah sembuh, kecuali yang terakhir-terakhir (dilaporkan positif) kemarin. Nakes ini sebetulnya (kebanyakan) OTG (Orang Tanpa Gejala) juga dan nakes yang (sudah) lama (dilaporkan positif) itu kita dapatkan bukan di bagian pelayanan (pasien Covid-19), dia pulang pendidikan dan kita swab, positif," tuturnya.

Tidak hanya di DIY, di Solo, Jawa Tengah, nakes juga mendominasi kasus Covid-19. Kasus Covid-19 dari klaster mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mencapai 70 kasus positif. Mereka tidak hanya berasal dari Solo, melainkan juga luar kota. 

Dekan FK UNS, Reviono mengatakan jumlah 70 kasus tersebut merupakan angka kumulatif dari residen dokter yang menempuh PPDS di UNS. "Kalau PPDS itu update sampai saat ini ada 70 yang positif, tapi ini masih progres karena hasil swab PCR hari Ahad (19/7) dan Senin (20/7) di RSUD dr Moewardi belum keluar," tutur Reviono dalam jumpa pers secara virtual, Selasa (21/7). 

Reviono menyatakan, dari jumlah tersebut, sudah banyak yang dinyatakan sembuh karena hasil uji usap (swab) secara Polymerase Chain Reaction (PCR) negatif dua kali. "Angka-angkanya tidak persis tahu karena di Rumah Sakit UNS ada sembilan yang pulang yang negatif. Dari RSUD dr Moewardi saya belum dapat laporan. Jumlahnya fluktuatif per hari," ujar Reviono yang juga menjabat anggota Dewan Pengawas RSUD dr Moewardi tersebut.

Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyatakan komitmennya untuk melindungi nakes agar tidak gugur dalam bertugas menangani pandemi virus korona. Menurutnya, komitmen itu sudah diwujudkan melalui beberapa upaya seperti meminta agar rumah sakit memiliki sistem kerja yang lebih baik. Sehingga dalam hal ini tenaga medis dan kesehatan lainnya dapat lebih optimal bekerja dari segi waktu dan kualitas.

Selain itu, dia juga meminta agar tidak semua pasien suspek dicampur dengan mereka yang dinyatakan positif Covid-19. "Kami berharap rumah sakit dapat memilki sistem yang lebih baik, kalau pasien dalam perawatan (PDP) masih dikelompokkan dengan mereka yang positif Covid-19 maka sama saja membiarkan penularan menjadi semakin parah,” katanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat