Area Sungai Cisadane di Tangerang, Banten. | Republika

Kabar Utama

Menjaga Ketahanan Pangan dari Pinggiran Sungai Cisadane

Ketahanan pangan di pinggiran Sungai Cisadane bermanfaat untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Sejumlah personel TNI-Polri dibantu warga setempat sedang mempersiapkan lahan yang digunakan untuk program ketahanan pangan di kawasan Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci) Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Banten. Lahan yang terletak di tengah aliran Sungai Cisadane tersebut sebelumnya dijadikan tempat wisata oleh pengelola Banksasuci.

Untuk memasuki wilayah ini, para pengunjung tidak dikenakan biaya sepeser pun. Hanya saja, pengunjung harus menukarkan sejumlah botol bekas untuk bisa memasuki kawasan tersebut. Karena lahan tersebut berbentuk pepohonan mirip hutan, hampir setiap malam ada saja warga sekitar berkemah dan membuat api unggun. Namun, kini lahan seluas 12,5 hektare tersebut telah dibabat habis dan nantinya ditanami bibit sayuran dan buah-buahan.

Untuk menuju lahan tersebut, warga harus melewati jembatan apung yang tersedia. Pantauan Republika pada Senin (20/7), baru 8 hektare dilakukan pembukaan lahan. Selain dijadikan sebagai tempat bercocok tanam, rencananya lahan tersebut juga disiapkan untuk budi daya ikan. Untuk memanfaatkan lahan sekitar, terutama di sepanjang aliran Cisadane, saat ini sudah ada tiga keramba yang sudah disiapkan dan jumlahnya terus ditambah.

Kapolsek Jatiuwung, Kompol Aditya Pratama, mengatakan, inovasi ketahanan pangan dilakukan bersama dengan jajaran Koramil 06/Jatiuwung (JTU) melalui pemanfaatan lahan milik pemerintah yang dikelola Banksasuci. Nantinya, lahan tersebut menjadi lokasi pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19.

“Bagaimana kita menggerakkan warga, menyadarkan warga bersama-sama membuat lumbung-lumbung pangan,” kata Aditya saat ditemui di kawasan Banksasuci, Senin.

Proses pembukaan lahan yang digunakan untuk ketahanan pangan kini mencapai 70 persen. Melalui program ketahanan pangan, pihaknya mencari jalan keluar agar potensi krisis pangan di masyarakat bisa dicarikan solusi. Karena itu, TNI-Polri berusaha memanfaatkan lokasi-lokasi yang bisa digunakan untuk ketahanan pangan, seperti perkebunan, pertanian, dan perikanan yang menghasilkan lapangan kerja untuk mereka.

 
Kita olah sebesar 11 hektare, sisanya untuk wilayah perairan air tawar kita olah dengan keramba. 
KOMPOL ADITYA PRATAMA, Kapolsek Jatiuwung
 

“Kita olah sebesar 11 hektare, sisanya untuk wilayah perairan air tawar kita olah dengan keramba. Semua ini untuk warga, dari warga untuk warga. Kita optimalkan apa yang sudah dilakukan warga dalam rangka ketahanan pangan. Kita hanya menggerakkan mereka saja,” ujar Aditya.

Dalam proses pembukaan lahan, menurut Aditya, karena konsep ini awalnya taman arboretum (laboraturium untuk buah-buahan dan bunga) sehingga penebangan pohon tidak dilakukan. Untuk itu, petugas memanfaatkan area sekitar lahan yang selama ini ditumbuhi semak-semak.

“Kita tidak menebang satu pohon pun, hanya memanfaatkan area sekitar lahan yang selama ini ditumbuhi semak-semak itu yang kita bersihkan,” ucapnya.

Sejumlah lahan sudah siap untuk ditanami. Rencananya, penanaman benih tanaman serentak dijadwalkan pada 1 Agustus 2020. Dia berharap nantinya masyarakat bisa ikut tergerak untuk menjaga lingkungan sekitar. “Ini bisa menjadi momen bagi rakyat seluruh Indonesia, khususnya Kota Tangerang, untuk bisa sama-sama tergerak menjaga lingkungan. Kalau memang bisa diolah, segera tanami,” kata Aditya.

Direktur Banksasuci, Ade Yunus, menyampaikan, lahan yang ada siap ditanami sejumlah bibit meski sudah ada beberapa jenis tanaman dan buah-buahan yang sudah lebih tumbuh. “Kita nanti akan tanami bermacam-macam jenis sayuran, seperti jahe, bayam, terung, dan jenis sayuran lainnya. Untuk saat ini, sudah ada sayuran yang ditanam, seperti kacang tanah,” ujar Ade menjelaskan di lokasi.

Kegiatan yang dipelopori TNI-Polri ini juga melibat masyarakat sekitar. Meski lingkungan masyarakat mayoritas buruh dan bukan petani, nantinya mereka diberi sejumlah pelatihan bercocok tanam. “Bagaimana menanam, menggali tanah, menggemburkan tanah, termasuk ternak lele dan ternak ikan lainnya,” ujar Ade.

Pihaknya telah menyiapkan delapan klaster ladang yang nantinya digunakan untuk bercocok tanam, di antaranya terdiri atas ladang bayam, kangkung, terung, dan cabai. Nantinya delapan klaster tersebut berada di bawah koordinasi Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Adapun satu klaster itu sekira 5.000 sampai 8.000 meter persegi.

"Beda-beda ukurannya. Ada masyarakat di setiap klaster, target ada lima sampai sepuluh orang untuk menggarap satu klaster. Karena antusiasme masyarakat banyak, satu klaster bisa sampai 15 orang,” kata Ade.

Hingga saat ini, Ade melanjutkan, sebanyak 12 kolam telah disiapkan, 6 di antaranya telah siap ditaburi benih ikan. Untuk satu kolam, nanti diisikan sekitar 5.000 sampai 10 ribu benih ikan. “Kita juga bikin keramba ikan dipinggiran Sungai Cisadane, isinya ada ikan nila, patin, gurame,” ucapnya.

Ade menambahkan, hasil panen diserahkan kepada masyarakat yang terkena dampak Covid-19. Pihaknya juga siap dibarter dengan masyarakat untuk membeli beras. Selain itu, kata dia, klaster yang sedang dipersiapkan nantinya ada klaster khusus untuk budi daya madu.

Kemudian, direncanakan pula akan dibuatkan mini zoo. “Sekarang masyarakat banyak yang berkunjung, nanti ke depannya juga begitu sebagai argowisata,” katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat