Warga korban banjir bandang berjalan melintasi jalanan yang tertimbun lumpur di Desa Radda, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020). Banjir bandang yang terjadi akibat tingginya curah hujan yang membuat sungai Salukula dan Meli meluap ter | ABRIAWAN ABHE/ANTARA FOTO

Nusantara

Korban Banjir Luwu Utara Terus Bertambah

Ada dua bencana di Luwu Utara, bencana alam dan bencana nonalam.

MAKASSAR -- Hingga hari ketiga banjir bandang yang melanda Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, korban meninggal terus bertambah. Hingga Rabu (15/7), pukul 14.00 WITA, korban meninggal tercatat sebanyak 19 orang.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Makassar, Mustari, menuturkan, petugas menemukan tiga jenazah korban banjir bandang di Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Luwu Utara, Sulsel, pada Rabu pagi hingga siang.

"Dari laporan yang masuk, ada tiga jenazah lagi ditemukan tim gabungan. Sementara ini korban jiwa sebanyak 19 orang," tutur Mustari saat dikonfirmasi, Rabu (15/7).

Jenazah pertama teridentifikasi bernama Yanti pada pukul 09.30 WITA, disusul jenazah kedua belum teridentifikasi pada pukul 09.35 WITA. Satu jenazah lainnya juga belum teridentifikasi, ditemukan pada pukul 13.56 WITA. “Saat ini, tim gabungan masih terus melakukan pencarian,” ujarnya.

Selain korban meninggal, banjir juga menerjang rumah warga. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Ni'mal Lahamang, mengaku sebanyak 223 unit rumah juga rusak parah akibat banjir yang menerjang wilayah ini pada Senin (13/7) malam ini. 

"Data sementara, jumlah rumah hanyut sebanyak 10 unit dan rumah yang tertimbun pasir bercampur lumpur dan air sebanyak 213 unit," ujar Ni'mal Lahamang di Makassar, Rabu.

photo
Kondisi rumah dan mobil yang tertimbun lumpur akibat terjangan banjir bandang di Kecamatan Masammba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020). - (ANTARA FOTO/ABRIAWAN ABHE)

Dari laporan dan asesmen oleh TRC-PB, Basarnas, dan tim gabungan yang bergabung dari beberapa daerah tetangga Kabupaten Luwu Utara, ada enam kecamatan terdampak banjir, yakni Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat. Sisa timbunan lumpur disertai pasir yang mengering usai kejadian di Kecamatan Masamba, daerah ibu kota Kabupaten Luwu Utara, mencapai 1-2 meter.

Selanjutnya, di Kecamatan Baebunta, 3-4 meter tepatnya di Desa Rada begitu pun di Kecamatan Sabbang, Desa Malimbu, dan Desa Salama, ketinggian lumpur mencapai 3-4 meter. Jumlah kepala keluarga terdampak sebanyak 4.202 KK atau 15.944 jiwa. "Mengenai pengungsi, sementara dilakukan pendataan di titik-titik pengungsian oleh tim. Ada tiga posko induk di lapangan yang sudah didirikan dalam penanggulangan bencana," kata Ni'mal.

Bantuan

Bantuan kepada korban banjir bandang di Luwu Utara datang dari berbagai pihak. Inisiasi Zakat Indonesia (IZI) Perwakilan Sulawesi Selatan mendirikan dapur umum untuk membantu asupan makanan para korban banjir dan longsor. Kepala Perwakilan IZI Sulawesi Selatan, Arman, menjelaskan, IZI mendirikan dapur umum di lokasi bencana satu hari setelah bencana, yaitu Selasa (14/7), mengingat kebutuhan pangan para korban merupakan hal yang paling penting saat ini.

"Dapur umum yang didirikan di Kabupaten Masamba ini diharapkan dapat menjadi tempat perlindungan pangan sementara korban selamat yang tengah menjalani evakuasi di kawasan lebih aman," katanya. Arman menyatakan, dalam waktu dekat akan ada tim tambahan yang diturunkan untuk membawa bantuan bagi para korban.

photo
Warga korban banjir bandang melihat rumah dan kendaraannya yang tertimbun lumpur di Desa Radda, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020). Banjir bandang yang terjadi akibat tingginya curah hujan yang membuat sungai Salukula dan Meli meluap tersebut mengakibatkan 19 orang meninggal dan puluhan warga dilaporkan masih dalam pencarian, sementara ratusan rumah rusak berat dan hilang tertimbun material lumpur - (ABRIAWAN ABHE/ANTARA FOTO)

Berdasarkan pantauan tim IZI, korban banjir saat ini bukan hanya membutuhkan pangan, melainkan juga penerangan karena akibat banjir tersebut seluruh aliran listrik tidak dapat berfungsi. Korban juga membutuhkan bantuan lain, seperti obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya.

Sementara, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar juga menyerahkan bantuan pada korban banjir bandang yang menimpa warga Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. 

Ketua IDI Makassar Siswanto Wahab mengatakan, musibah banjir yang melanda Kabupaten Luwu Utara bukan hanya bencana alam. Sebab, saat ini seluruh warga di hampir semua negara juga sedang mengalami bencana nonalam, yakni pandemi Covid-19, sehingga kondisi ini pastinya berat.

"Ada dua bencana yang dihadapi saudara-saudara kita di Luwu Utara, bencana alam dan bencana nonalam. Makanya, kita harus bersama-sama menguatkan mereka dengan memberikan bantuan material maupun nonmaterial," kata Siswanto Wahab.

IDI Makassar menyerahkan bantuan itu berupa 30 set alat pelindung diri (APD), lima liter hand sanitizer, dan dua boks masker surgical. Ia mengatakan, bantuan yang diserahkan adalah bantuan tahap awal untuk para tenaga medis maupun sukarelawan yang ada di lokasi bencana. Pihaknya juga terus memantau situasi dan kondisi di Luwu Utara. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat