belanja kurban online | Dok Tokopedia

Khazanah

Pendapat Imam An-Nawawi Soal Patungan Kurban

Kurban menjadi ibadah yang membagikan kebahagiaan kepada masyarakat luas.

Tak lama lagi Hari Raya Idul Adha tiba dan umat Islam akan melaksanakan ibadah kurban. Tahun ini, Idul Adha diprediksi jatuh pada tanggal 31 Juli 2020. 

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, hari raya Idul Adha yang akan segera tiba berlangsung di tengah pandemi virus korona jenis baru (Covid-19). Kondisi ini menjadi momen istimewa. Dalam situasi ini, Allah menguji kekuatan dan kemampuan manusia, apakah tetap mampu untuk berkurban, mendedikasikan sebagian yang dimiliki untuk kebahagiaan bersama 

Dalam situasi pendemi ini, Allah SWT menghadiahkan umat Islam dua momentum bersejarah, yaitu Ramadhan yang telah diisi dengan perayaan spesial, serta Dzulhijah yang juga akan jadi momentum istimewa. Jika sebelumnya Dzulhijah selalu identik dengan ibadah haji, tapi tahun ini, bersamaan dengan hadirnya pendemi, haji hanya dilaksanakan Muslim di Arab Saudi yang berjumlah sangat terbatas. Maka, insya Allah ibadah terbaik yang dapat kita laksanakan adalah berkurban. Ini akan menjadi ibadah kurban yang berbeda dari tahun sebelumnya.

Pada hari H penyembelihan, daging kurban akan didistribusikan ke berbagai daerah. Ada yang berpusat di kota besar. Ada pula yang didistribusikan dalam bentuk daging olahan ke daerah pedalaman, seperti yang dilakukan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) dan sejumlah lembaga amil zakat. 

photo
Sejumlah sapi yang telah diperiksa kesehatannya di Rumah Potong Hewan (RPH) Cakung, Jakarta, Jumat (10/7). Pemeriksaan itu dilakukan untuk menjamin kesehatan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah - (Republika/Putra M. Akbar)

 

Ibadah ini memiliki sejumlah hikmah. Pertama adalah kecintaan menghidupkan dan melestarikan sunah para nabi. Ibadah ini pernah dilakukan Nabi Ibrahim alayhis salam. Pada mulanya sang nabi diperintahkan Allah untuk menyembelih anaknya, nabi Ismail. Saat dilaksanakan, Allah mengganti Nabi Ismail dengan hewan sembelihan. Ibadah ini kemudian dilaksanakan para nabi setelahnya, termasuk Nabi Muhammad shallallahu alayhi wa sallam.

Kedua adalah kesabaran. Sebab, belajar kesabaran dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Bagaimana mereka mengikuti dan taat kepada perintah Allah. Nabi Ibrahim lama meminta kepada Allah untuk bisa mendapatkan anak, dan kemudian Allah ngasih yaitu Nabi Ismail, dan itu Allah minta lagi, karena Allah mau memberitahukan kalau kecintaan kepada Nabi Ismail jangan sampai melebihi kecintaan kepada Allah.

Ketiga adalah hikmah silaturrahim juga dapat dipetik dari praktik kurban. Artinya, terjalin tali silaturrahim dengan keluarga, saudara, tetangga, sahabat, dan juga antara orang kaya dan orang miskin, orang mampu dan kurang mampu. Semua orang bersenang menikmati daging kurban. Mereka berkumpul dan berbagi cerita dan kebahagiaan. Jika silaturrahim telah terjalin maka kehidupan sosial seseorang akan lebih baik karena merasa hidup dengan orang lain. Di antaranya keluarga, sahabat dan lain sebagainya.

Keempat, hikmah puncak dari syariat kurban adalah bentuk syukur kepada Allah. Sebab, Allah yang telah memberikan hidup kepada setiap makhluk tanpa memberi bandrol harga pada tiap kenikmatannya. Oleh karena itu, kurban juga merupakan wujud syukur seorang hamba kepada Allah.

photo
Petugas memeriksa kesehatan hewan kurban di Rumah Potong Hewan (RPH) Cakung, Jakarta, Jumat (10/7). Pemeriksaan itu dilakukan untuk menjamin kesehatan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah - (Republika/Putra M. Akbar)

Di kalangan umat Islam di Tanah Air, sudah menjadi kelaziman untuk melaksanakan ibadah kurban bersama-sama dengan cara urunan atau patungan. Ustaz Muhammad Ajib Lc dalam buku Fikih Kurban Perspektif Mazhab Syafi'i terbitan Rumah Fiqih Publishing menjelaskan pendapat Imam an-Nawawi tentang patungan kurban tersebut.

Ia mengatakan, para ulama bermazhab Syafi'i atau Syafi'iyah sepakat bahwa hewan kurban seperti unta, sapi, dan kerbau boleh diatasnamakan maksimal tujuh orang saja. Hukumnya tidak boleh diatasnamakan lebih dari tujuh orang. 

Sedangkan, untuk kurban seekor kambing hanya boleh diatasnamakan satu orang saja. Tidak boleh satu kambing diatasnamakan untuk banyak orang. 

"Kambing hanya boleh atas nama satu orang dan tidak boleh lebih. Namun, jika salah satu keluarga (suami, istri, atau anak) ada satu orang saja yang berkurban maka pahala kesunahan merata untuk mereka semua. Ini namanya sunah kifayah. Dan unta hanya boleh diatasnamakan maksimal tujuh orang, begitu juga sapi." (An-Nawawi, al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab). 

Ustaz Ajib berpendapat, sebenarnya jika ingin patungan membeli hewan kurban, berapa orang pun boleh saja. Misalnya, satu kambing dibeli secara patungan atau urunan oleh tiga orang, yakni suami, istri, dan anak. "Yang seperti ini boleh-boleh saja seandainya masing-masing patungan uang Rp 1 juta maka terkumpul uang Rp 3 juta untuk beli satu kambing," kata dia dalam buku tersebut. 

 
Hewan kurban seperti unta, sapi, dan kerbau boleh diatasnamakan maksimal tujuh orang saja.
USTAZ MUHAMMAD AJIB, Lc, pendakwah
 

 

 

Namun, perlu diingat bahwa atas namanya saat berkurban harus tetap satu orang saja. Misal, atas nama suami saja meski beli kambingnya patungan, itu tidak bermasalah. Atas namanya tetap satu orang saja maka secara otomatis pahala kurban merata ke istri dan anak-anaknya. “Inilah yang disebut dengan istilah sunah kifayah,” ujar Ustaz Ajib.

Begitu juga jika mau patungan kurban sapi. Menurut dia, tidak apa-apa lebih dari tujuh orang yang patungan. “Tapi ingat, atas namanya tetap harus maksimal tujuh orang saja. Jadi, kata kuncinya sebenarnya adalah atas nama,’’ kata dia. 

Ustaz Ajib mengingatkan, jangan terjebak dengan istilah patungan. Patungan beli sapi oleh orang sekelas, se-TPA, sekantor, sepondok, sema'had, atau sekampung boleh-boleh saja. Namun, atas namanya harus tetap maksimal tujuh orang saja dari mereka. Jadi, tentukan saja nama tujuh orang dari semua yang ikut patungan. 

"Begitu juga jika beli satu kambing patungan oleh orang sekelas, se-TPA, sekantor, sepondok, sema'had, atau sekampung juga silakan. Tapi ingat, atas namanya harus tetap satu orang saja agar hal ini benar-benar bernilai pahala kurban.

photo
Bermacam inovasi daging kurban. - (dok Lazismu Jatim)

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat