Pelatih Atalanta Gian Piero Gaspelini (kiri) mengadu tangan dengan Gennaro Gattuso | EPA-EFE/PAOLO MAGNI

Olahraga

Emosi Gattuso di Stadion San Paolo

Maldini dan Gattuso saling berpelukan sebelum laga Napoli kontra Milan di San Paolo.

 

"Emosi pada malam ini sangat kuat,” begitu suara Gennaro Gattuso terdengar lirih di Stadion San Paolo, Senin (13/7) dini hari WIB.

Gattuso pada malam itu tampil sebagai pelatih Napoli. Sementara, AC Milan—klub yang pernah dibela oleh Gattuso sebagai pemain selama 13 tahun serta selama 1,5 tahun menjadi pelatih--hadir sebagai tamu di San Paolo. Dalam duel lanjutan Seri A Italia giornata ke-32 itu, Napoli dan Milan berbagi gol 2-2 pada pengujung laga. 

Rino, begitu sapaan Gattuso, menyadari melawan klub yang telah membesarkan pamornya bukanlah pekerjaan mudah. Selalu saja ada emosi yang menyelip. Apalagi, sebelum laga dimulai, momen lebih emosional telah mengoyak perasaan Gattuso. 

Momen itu terekam kamera saat Gatusso berjumpa sohibnya semasa menjadi pemain di Milan. Sosok itu adalah Paolo Maldini yang sekarang menjabat sebagai direktur teknis Milan. 

Rasa canggung itu pun dikikis dengan pelukan hangat dari kedua sahabat yang malam itu justru dipertemukan untuk saling bermusuhan. Sebuah ironi yang terekam untuk mengantarkan Gattuso berdiri dipinggir lapangan, demi menyemangati anak asuhnya mengalahkan mantan klubnya, Milan. 

 

 

Emosi pada malam ini memang sangat kuat. Ini kali pertama saya harus menghadapi tim yang menjadikan saya sebagai pria dan pemain penting.

 

Gennaro Gattuso
 

Kecanggungan serupa juga disampaikan Maldini. Ia merasa aneh karena berjumpa dengan Rino di kubu yang berseberangan. "Sungguh aneh bertemu Gattuso sebagai lawan. Tetapi, terkadang jalanmu memang akan berbeda. Tak ada yang bisa menghilangkan apa yang sudah terjadi antara Rino dan Milan," ujar Maldini yang sekarang ini digosipkan bakal angkat kaki menyusul datangnya direktur Red Bull, Ralf Rangnick, di San Siro.

Terlepas dari rasa haru yang sempat menyelimuti perasaan, Gattuso masih tetap menunjukkan keaslian karakternya yang tegas. Rasa kecewanya tak bisa mengalahkan mantan klubnya itu terumbar lugas setelah Franck Kessie menyeimbangkan skor menjadi 2-2 lewat titik putih penalti pada menit ke-73. 

Rasa kecewanya makin membesar karena pada tiga menit akhir waktu normal babak kedua, Milan harus bermain dengan sepuluh pemain. Defender Milan asal Belgia, Alexis Saelemaekers, diusir keluar lapangan setelah menerima kartu kuning kedua.  “Yang membuat saya marah adalah pemain (Napoli) memiliki kesempatan mencetak enam atau tujuh gol. Bukan hanya striker, melainkan gelandang juga," kata Gattuso. 

"Kami sebenarnya memiliki banyak kesempatan dan tidak mampu menyelesaikannya. Di situlah kami harus berkembang," ujarnya menambahkan.

Dengan hasil imbang tersebut, Napoli berada di peringkat keenam klasemen sementara Seri A dengan 52 poin. Sementara, Milan yang menguntit satu peringkat di belakang Napoli hanya tertinggal dua angka. 

Hasil imbang ini pun direspons positif oleh pelatih Milan, Stefano Pioli. Pada laga itu, Pioli mengubah strategi permainan Milan yang cenderung lebih bermain ke dalam. Sebab, ia memperhitungkan stamina dan kondisi pemain. Padahal, saat melakoni laga neraka kontra Lazio dan Juve, pelatih kelahiran Parma menerapkan high pressing.

Hasilnya pun cukup efektif. Milan sempat mencuri gol lebih awal dalam pertandingan ini lewat Theo Hernandez pada menit ke-20. Namun, tuan rumah sukses membalikkan keadaan melalui gol yang dicetak Di Lorenzo pada menit ke-34 dan Dries Mertens pada menit ke-60.

"Ini jelas sulit, seperti setelah melawan Lazio dan Juventus. Akan tetapi, kami menunjukkan bahwa kami siap untuk tugas itu," kata Pioli kepada Sky Sport, dilansir Football Italia, Senin (13/7).

Pioli menyadari perubahan ini dilakukan dengan konsekuensi. "Ada bahaya dan keuntungan dari kedua pendekataan itu. Tapi, kami harus terus berjalan dan akan ada perubahan dalam setiap sisa pertandingan musim ini," ujar allenatore 54 tahun tersebut

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat