Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) dan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin berjalan keluar dari pintu belakang Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Rabu (7/7/2020). Erick meminta BUMN beradaptasi dengan normal baru. | Adam Bariq/Antara

Ekonomi

Erick Minta BUMN Adaptasi Normal Baru

Ini situasi normal baru yang suka tidak suka harus kita hadapi selama vaksin belum ditemukan.

 

JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta perusahaan pelat merah mampu beradaptasi dengan situasi terkini imbas dari pandemi Covid-19. Erick menilai, masa sekarang dalam situasi yang penuh ketidakpastian akibat belum ditemukannya vaksin Covid-19.

"Ini situasi normal baru yang suka tidak suka harus kita hadapi selama vaksin belum ditemukan. Saya lihat vaksin ini belum bisa ditemukan dalam waktu pendek. Semoga saya salah," kata Erick di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (9/7).

Erick mengatakan, jika vaksin ditemukan pada akhir tahun dan bisa diproduksi, sudah ada solusi untuk tahun depan. Namun, jika belum ditemukan, masyarakat harus mampu beradaptasi dengan kenormalan yang baru, termasuk BUMN.

Dikatakan Erick, isu Covid-19 tidak bisa dipisahkan dengan ekonomi. Erick menyebut, pemulihan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun sekira 40 persen sampai 60 persen dan meningkat hingga 75 persen pada tahun depan.

"Baru nanti pada kuartal I 2022, bisa 100 persen seperti 2019. Ini pun tergantung jenis bisnisnya karena dengan normal baru ini banyak dunia usaha pasti berubah pola bisnisnya, harus beradaptasi," ujar Erick.

Erick menilai, penanganan kesehatan harus berjalan bersamaan dengan penanganan ekonomi pada masa sekarang. Kementerian BUMN berkoordinasi dengan Kemenkes dan semua kementerian, termasuk pemerintah daerah dalam upaya penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi.

Ia mengingatkan, sejumlah BUMN yang memiliki kewajiban menjalankan penugasan pemerintah agar melalui proses yang benar. "Saya sangat berharap kinerja BUMN yang terus kita jaga bisa juga membuat terobosan yang dapat mengurangi beban masyarakat dan pemerintah," kata Erick.

Erick menyampaikan, Kementerian BUMN saat ini sedang fokus memastikan perusahaan Bio Farma menjadi leading company dan leading sector untuk mencari vaksin. BUMN juga ditugaskan membantu pembuatan PCR lokal.

Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Kementerian BUMN Alex Denni mengatakan, pada era normal baru dibutuhkan ide-ide baru dan solusi yang baru pula. Alex juga menambahkan, normal baru memiliki kaitan erat dengan vaksin dan Covid-19. Menurut dia, sejumlah perubahan telah dilakukan oleh BUMN, seperti Pegadaian dan Bio Farma, agar bisa beradaptasi pada normal baru.

Sebagai produsen vaksin pelat merah yang rekam jejaknya sudah mendunia, Bio Farma diberi amanah oleh pemerintah untuk bisa segera membuat vaksin untuk melawan Covid-19. Direktur Marketing Riset dan Pengembangan Bio Farma, Sri Harsi Teteki, mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan vaksin Covid-19 ini melalui dua skema, yaitu skema jangka panjang dan skema jangka pendek.

Skema jangka panjang pihaknya berkolaborasi dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman di bawah Kementerian Riset dan Teknologi. Melalui skema ini, vaksin Covid-19 disiapkan mulai dari tahap paling awal, yakni meyiapkan bibit hingga menghasilkan vaksin yang siap diproduksi massal.

Skema ini memakan waktu lama, diperkirakan vaksin yang dihasilkan lewat skema ini baru akan ada hasilnya pada akhir 2021.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat