Petugas gabungan mengevakuasi jenazah ABK kapal ikan berbendera China yang berkewarganegaraan Indonesia di Dermaga Lanal Batam, Kepulauan Riau, Rabu (8/7). | M N Kanwa/ANTARA FOTO

Nasional

ABK Tewas di Kapal Cina Terus Berulang

Sebagian besar ABK yang bekerja di kapal Cina itu diperlakukan secara tidak manusiawi.

JAKARTA — Seorang anak buah kapal (ABK) asal Indonesia kembali ditemukan tewas di kapal ikan milik perusahaan Cina. Dia diduga mengalami eksploitasi dan tindak kekerasan. Peristiwa itu adalah yang keempat kalinya kasus kererasan terhadap ABK Indonesia di kapal Cina dalam dua bulan terakhir. 

Dalam kasus terakhir, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, pada 6 dan 7 Juli lalu, Badan Keamanan Laut (Bakamla) menerima pengaduan masyarakat mengenai adanya tindakan kekerasan terhadap ABK di kapal Lu Huang Yuan Yu 117 dan Lu Huang Yuan Yu 118. Pada 8 Juli, Bakamla bersama Polri dan TNI AL melakukan pencegatan terhadap kedua kapal tersebut dan menggiringnya ke pangkalan TNI di Batam, Riau. 

“Dari pemeriksaan awal kedua kapal itu, ditemui dua situasi. Satu, yaitu adanya satu awak kapal WNI yang meninggal di kapal Lu Huang Yuan Yu 118. Saat ini, jenazah telah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Batam untuk menjalani autopsi,” kata Retno dalam pengarahan pers pada Jumat (10/7). 

Situasi lain yang ditemukan adalah adanya dugaan tindak kekerasan di kapal Lu Huang Yuan Yu 117 dan dugaan kemungkinan terjadinya eksploitasi atas ABK WNI di kedua kapal ikan tersebut. “Jadi ini sekarang sedang dalam proses. Nanti tentunya kita akan update secara periodik,” ujar Retno.

Pada Kamis (9/7), Kepala Bidang Humas Polda Kepulauan Riau Kombes Harry Goldenhardt mengonfirmasi penangkapan dua kapal Cina tersebut. Korban yang ditemukan meninggal adalah HA. "Penangkapan dilakukan oleh tim gabungan Polda Kepri, TNI Angkatan Laut, Badan Intelijen Negara Kepri, Bakamla, Bea dan Cukai serta KPLP setempat," katanya.

photo
Petugas gabungan bersiap mengevakuasi jenazah ABK kapal ikan berbendera China yang berkewarganegaraan Indonesia di Dermaga Lanal Batam, Kepulauan Riau, Rabu (8/7). Petugas gabungan menangkap dua kapal ikan berbendera China yakni Kapal Lu Huang Yuan Yu 117 dan 118 di Perairan Selat Philip perbatasan Batam dengan Singapura, atas dugaan telah terjadi tindak pidana kekerasan terhadap ABK yang berkewarganegaraan Indonesia hingga meninggal dan jenazahnya disimpan didalam lemari pendingin kapal tersebut - (ANTARA FOTO/M N Kanwa)

Menurut dia, sama dengan kasus-kasus sebelumnya, sebagian besar ABK yang bekerja di kapal asing itu diperlakukan secara tidak manusiawi. Dokumen mereka juga sering kali dipalsukan. "Sehingga dugaan kami kedua kapal ini salah satunya merupakan tempat dilakukannya penganiayaan dan kapal lainnya sebagai saksi yang mengetahui kejadian tersebut," kata dia.

Pada (8/7) pukul 06.00 WIB, tim gabungan mengerahkan helikopter melakukan pencarian dua kapal itu dari udara. Kapal 117 kemudian berhasil diggiring untuk memasuki wilayah perairan Indonesia.

"Untuk kondisi jenazah saat ini sedang menjalani pemeriksaan oleh tim dokter, kondisi jenazah sendiri masih utuh dengan menggunakan pakaian serta diberi selimut. Untuk hasil visum-nya kami masih menunggu dari tim dokter," kata dia.

Retno mengatakan, kasus kekerasan terhadap ABK di kapal ikan Cina sebelumnya, yakni Long Xin 639, Long Xin 605, Long Xin 606, dan Tian Yu 8 masih terus diusut kepolisian. Itu adalah kasus yang terbongkar setelah video pelarungan jenazah viral di mesia sosial. Retno menekankan, Kemenlu akan terus berusaha agar seluruh hak ABK terpenuhi. “Kita lihat dari sisi pemenuhan hak ABK WNI,” kata dia.

Pada kasus pelarungan jenazah ABK, polisi telah menetapkan tiga orang tersangka. Sementara kasus dua ABK yang nekat melompat ke Laut Selat Malaka dari kapal Fu Lu Qing Yuan Yu 901, ditetapkan delapan tersangka.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat