Jalan raya di DKI Jakarta. (ilustrasi) | Republika/Thoudy Badai

Opini

Melihat Masa Depan

Perubahan yang dapat menjadi ancaman, juga peluang.

Oleh ARINDRA KARAMOY

ARINDRA KARAMOY, Alumnus Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia

Mengubah model mental untuk mau melihat ke masa depan, bukan hal mudah. Melihat masa depan (foresight) hakikat utamanya adalah mendeteksi dini segala ancaman yang mungkin datang mengancam suatu negara atau organisasi.

Dengan suatu metode, kita dapat melihat kemungkinan yang bisa saja terjadi di masa depan. Dengan begitu, kita dapat mengantisipasi perubahan dan kemungkinan yang akan datang. Perubahan yang dapat menjadi ancaman, juga peluang.

Perubahan tak selamanya bergerak perlahan, ada yang tiba-tiba dan mengubah segalanya dengan cepat. Perubahan itu bisa digolongkan sebagai kejadian wild card. Wild card adalah kejadian yang kemungkinan sangat kecil, tapi jika terjadi berdampak sangat besar.

John Rockfellow menulis artikel pada 1994 di sebuah penerbitan bernama The Futurist. Ia menyebutkan, saat itu terdapat laporan tentang skenario-skenario wild card yang dapat muncul.

 

 
Skenario wild card menuntut kita berani berfantasi dalam menggambarkan masa depan. Dengan demikian, dapat membuat kita melihat ancaman sekaligus kesempatan yang mungkin terjadi. 
 
 

 

Premis dari skenario ini berdasarkan kejadian tersebut mulai terlihat awal abad ke-21, kemungkinan terjadinya sangat kecil, satu berbanding 10, bahkan dapat kurang dari itu, dan yang terakhir, itu akan berdampak besar bagi perusahaan-perusahaan internasional.

Skenario pertama, Hong Kong berjaya di Cina. Skenario ini melihat, pada 1997, Inggris melepas Hong Kong. Melepas masalahnya ke Cina. Kedua, Eropa jadi negara kawasan. Skenario ini mencoba melihat, pada 2000, negara Eropa sepakat meninggalkan negara bangsa.

Saat itu, ia memperkirakan, kemungkinan terjadinya hal itu memang kecil, tapi akan berdampak besar jika terjadi. Ketiga, ekonomi tanpa karbon. Bumi menjadi lebih panas akibat dari gas rumah kaca di dalam atmosfer.

Dunia mengalami lebih banyak bencana perubahan cuaca yang signifikan, badai, dan lain-lain. Di atas adalah contoh skenario yang dapat timbul akibat kejadian wild card. Skenario tentu tidak 100 persen akurat, tapi membuat kita selalu siap jika benar-benar terjadi.

Skenario wild card menuntut kita berani berfantasi dalam menggambarkan masa depan. Dengan demikian, dapat membuat kita melihat ancaman sekaligus kesempatan yang mungkin terjadi. Skenario-skenario di atas dibuat sekitar tahun 1994.

Sekarang, kita maju 26 tahun kemudian. Pada 2020, terjadi wild card, yaitu pandemi  Covid-19. Tak ada yang menduga sebelumnya pada awal hingga pertengahan 2020, bahkan mungkin akan lebih lama lagi, seluruh dunia dilanda pandemi virus.

Semua tatanan kehidupan manusia di seluruh dunia mengalami dampak dahsyat. Covid-19 adalah wild card. Sesuatu, yang awalnya banyak pihak menganggapnya memiliki kemungkinan kecil, tetapi implikasinya masif.

Aktivitas foresight perlu dilakukan lembaga-lembaga negara. Keon Chi (1991) menjelaskan, aktivitas foresight yang dilakukan badan negara berguna. Pertama, membantu pemimpin daerah/lembaga bahkan negara mengantisipasi masa depan.

Kedua, dapat menggambarkan tujuan jangka panjang bagi badan/lembaga pemerintahan. Ketiga, foresight dapat membantu pemimpin mengambil keputusan terencana dan dipikirkan dengan masak.

Keempat, dapat meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara eksekutif, legislatif, yudikatif, dan swasta. Kelima, pada era penuh tantangan untuk mempertahankan diri dari ancaman, foresight sangat diperlukan lembaga pemerintahan.

Foresight menghadapi wild card harus segera dimiliki pemerintah. Misalnya, untuk pandemi pada masa mendatang, siapa tahu lebih dahsyat. Pandemi atau bahkan penyakit yang mungkin belum terbaca saat ini. 

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh. Pertama, goal setting. Metode ini menentukan visi atau tujuan apa yang akan dicapai suatu negara.

Dalam konteks pandemi misalnya, dapat dimulai dengan mengajukan pertanyaan, seperti bagaimana menuju negara yang selalu siap dalam bidang medis menghadapi pandemi? Apa langkah-langkahnya menuju kondisi tersebut?

Kedua, identifikasi isu. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi isu kebijakan dan masalah yang mungkin dihadapi negara dalam lima hingga 10 tahun ke depan.

Terkait pandemi, pertanyaan awal misalnya, pandemi seperti apa yang mungkin terjadi? Bagaimana kemungkinan penyebaran dan karakter dari virusnya nanti? Kebijakan apa yang perlu dibuat jika pandemi berikutnya terjadi?

Ketiga, metode analisis tren. Yakni, dengan melihat keadaan sekarang dan perkiraan masa depan. Misalnya, tren masyarakat digital, apakah akan semakin luas meliputi seluruh masyarakat hingga pelosok? Jadi, perlu diperhatikan, misalnya terkait hoaks pada kemudian hari.

Karena itu, pemerintah dapat mempersiapkan kebijakan untuk mengantisipasinya. Terakhir, metode masa depan alternatif, yaitu melihat masa depan dengan berbagai skenario. Biasanya ada empat skenario.

Skenario-skenario ini dibuat dengan mengikuti kaidah keilmuan. Dari empat skenario yang didapat nanti, pemerintah dapat memperkirakan kebijakan apa yang bisa dibuat menghadapi masing-masing skenario itu.

Baik skenario terbaik, misalnya pandemi dapat dikendalikan atau terburuk, pandemi tak terkendali. Saatnya pemangku kepentingan dan pengambil keputusan di berbagai sektor, pemerintah juga swasta, memiliki model mental melihat masa depan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat