Jejak,In usaha rintisan di bidang lingkungan. | Google Play Store

Inovasi

Manfaatkan Teknologi untuk Memberi Dampak

Selama pandemi, teknologi memberi solusi bagi berbagai lapisan masyarakat.

Teknologi sudah sejatinya menghadirkan kemudahan bagi manusia. Menghadirkan solusi yang menjadi jawaban atas berbagai kesulitan sehar-hari pun, kerap menjadi ukuran sejauh mana sebuah inovasi dapat memberi dampak nyata.

Pada Rabu (1/7), melalui program akselerator perusahaan rintisan dari Gojek dan Digitaraya, Gojek Xcelerate memperkenalkan tiga perusahaan inovatif yang dinilai paling berdampak sosial positif. Tiga perusahaan rintisan yang mengikuti program Gojek Xcelerate sejak September 2019 lalu tersebut, adalah Jejak.in yang merupakan solusi teknologi layanan lingkungan hidup, Etanee, platform rantai pasok digital yang menghubungkan ekosistem industri pangan dari hulu ke hilir, dan Qlue yang merupakan aplikasi pelaporan publik untuk berbagai masalah sosial dan lingkungan di kota. 

Ketiga usaha rintisan tersebut, merupakan bagian dari 35 rintisan yang dilatih Gojek Xcelerate selama enam bulan sejak September 2019. Senior System Engineer Gojek, Giri Kuncoro mengatakan para alumni perusahaan rintisan Gojek Xcelerate memiliki potensi besar untuk mengembangkan inovasi teknologi di bidangnya masing-masing. 

Melalui puncak acara Gojek Xcelerate Xcellence ini, Giri berharap para perusahaan rintisan dapat bertemu dan membangun kolaborasi satu sama lain. “Sebagai katalisator bisnis startup, kami percaya potensi startup Gojek Xcelerate mampu memperkuat ekosistem digital di Indonesia dan Asia Tenggara, sekaligus menciptakan dampak sosial yang luas dan positif bagi masyarakat,” ujar Giri. 

Beri solusi

photo
Aplikasi Qlue - (Google Play Store)

Ketiga perusahaan rintisan paling inovatif yang dipilih oleh panel Gojek Xcelerate ini, dianggap mampu menciptakan dampak sosial luas yang bisa mengatasi tantangan masyarakat secara sistemik.

Founder dan CEO Jejak.in Arfan Arlanda mengungkapkan, Jejak.in merupakan rintisan di bidang lingkungan yang mengembangkan sistem sensus tumbuh kembang pohon atau tanaman di suatu area. Jejak.in menggunakan software drone, sensor IT dan satelit. 

Kegiatan penanaman, perawatan dan pengawasan dalam program konservasi yang dilakukan oleh Jejak.in dengan mitra-mitranya, membantu perekonomian kelompok-kelompok masyarakat di sekitar area konservasi selama masa pandemi.

Hasil laporan data dan analisa aktual Jejak.in dapat diakses secara daring dan luring. Sistem Jejak.in, Arfan melanjutkan, banyak dimanfaatkan oleh perusahaan maupun pribadi yang ingin mengendalikan hasil kalkulasi jejak karbon yang dihasilkan aktivitas harian. 

Misalnya, satu pabrik pada skala besar, maupun aktivitas skala kecil yang melibatkan masyarakat sehari-hari. “Jadi, satu tahun dari pengembangan dan pengalaman kami dalam mengembangkan sistem ini membuat kami sadar, bahwa ini  harus dikembangkan lebih luas lagi agar fapat mengendalikan dampak lingkungan,” ujar Arfan

Sementara itu, Co-Founder dan COO Etanee Herry Nugraha mengungkapkan Etanee adalah platform digital yang mengautomatisasi rantau pasok  pangan. Etanee menghubungkan antara ekosistem para pemasok, khusunya produksi sayuran, buah-buahan, sumber protein seperti daging ayam, daging sapi dan sebagainya, ke ekosistem distribusi. 

Ekosistem distribusi ini adalah logistic hub yang dimiliki oleh masyarakat karena Etanee melakukan sharing economy dalam membangun ekosistem ini sampai ke konsumen.

Selama pandemi, tentu ada berbagai dampak yang dirasakan oleh masyarakat. Diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat akses masyarakat untuk membeli bahan pangan di gerai, pasar tradisional dan lain sebagainya menjadi terputus.

Herry menemukan, ternyata platform pembelian bahan pangan berbasis daring menjadi alternatif channel bagi masyarakat dalam mengakses berbagai bahan pangan yang mereka butuhkan untuk tetap fit dan berstamina. 

Menurutnya, pada level ekosistem suplai, Etanee membangun prinsip sharing economy. “Jadi, kami melibatkan masyarakat sebagai logistic hub yang kami sebut sebagai stock case, juga sebagai demand generator-nya atau agen yang bebasis komunitas,” ujar Herry.

Para agen ini, adalah koordinator dari masyarakat setempat di sebuah perumahan atau di sebuah komunitas yang mengoordinasi belanjaan dari petani-petani yang lain. “Kita memberlakukan sistem skema komisi kepada mereka. Sehingga bisa menjadi tambahan penghasilan untuk para agen ini justru di masa ketika orang sulit mendapatkan pekerjaan,” katanya melanjutkan.

Salah satu contoh nyata yang dilakukan oleh Etanee adalah pada para petani di Puncak, Cianjur. Karena PSBB, penyerapan permintaan mereka menjadi hilang dan akhirnya Etanee menjadi alternatif saluran yang membuat distribusi pangan mereka tetap tersalurkan.

Teknologi yang digunakan oleh Etanee adalah automation technology menggunakan cloud computing dan location base marketplace. Sewaktu mengikuti program Gojek Xcelerate, Etanee mendapatkan inspirasi bagaimana mereka bisa mengefisienkan untu memanggil API dari Google Maps sehingga lebih murah.

Perusahaan rintisan ketiga adalah Qlue. Qlue mengembangkan ekosistem smart city di Indonesia dengan menambahkan fitur pengawasan thermal dan sistem komputer berbasis kecerdasan buatan (AI). Chief Comercial Officer (CCO) dan Chief Operations Officer (COO) Qlue Maya Arvini mengatakan, fitur pengawasan thermal sudah dirilis tiga pekan terakhir ini. 

Dalam membuat fitur ini, Maya menjelaskan, sebenarnya terbilang cepat karena Qlue melihat ada kesempatan dan kompetisi penyedia pengawasan thermal tidak terlalu banyak. “Akhirnya yang menarik itu adalah kompetitif attendance kita pun menang dari sisi availability product,” ujarnya. 

Selain itu, akan ada pula garansi layanan pascapenjualan selama satu tahun. Misalnya, pengguna membutuhkan pendampingan engineer, soal onderdil atau yang lainnya.

 
Kami melibatkan masyarakat sebagai logistic hub yang kami sebut sebagai stock case, juga sebagai demand generator-nya atau agen yang bebasis komunitas.
HERRY NUGRAHA, Co-Founder dan COO Etanee
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat