Tangkapan layar saat Iwan Fals tampil dalam "SOS Rainforest Live", 22 Juni 2020 | Youtube/Rainforest Foundation Norway

Geni

Pesan Lingkungan dari Musisi Dunia

Rainforest Foundation mengadakan konser daring melibatkan sekitar 60 musisi dunia.

OLEH PRIYANTONO OEMAR

 

Sekitar pukul 06.30, musisi Iwan Fals tampil. Dia langsung menyuarakan jerit rimba. Iwan membawakan tembang "Isi Rimba tak Ada Tempat Berpijak Lagi", sebelum melantunkan "Balada Orang-Orang Pedalaman". Iwan tampil memetik gitar dengan cahaya matahari pagi yang menerpa pepohonan dan dedaunan di sekitar Iwan.

Populasi masyarakat adat hanya lima persen dari populasi penduduk dunia. Meski begitu, mereka melindungi 82 persen biodiversitas dunia.

Sayangnya, kehidupan mereka terancam oleh kerakusan manusia yang membabat hutan demi kepentingan lain, bukan karena demi kebutuhan. "Kalau hutan kami punah, kami jadi miskin," kata Petrus dari Kampung Kinggo Kambenap, Bovel Digul, Papua.

Ketua Artikulasi Masyarakat Adat Brasil (Articulaco dos Povos Indigenas do Brasil) Sonia Guajajara menyampaikan, bumi terus berteriak, tapi tak ada yang mendengarkannya. "Kami masyarakat adat dan perempuan adat, kami juga hutan, kami juga air, kami juga bumi," ujar aktivis kelahiran 1974 itu.

Pada 21 Juni 2020, Rainforest Foundation yang didirikan Sting mengadakan konser daring "SOS Rainforest Live" yang melibatkan sekitar 60 musisi. Buat yang menyukai jaz, bisa menikmati penampilan Lisa Simone yang membawakan "My World".

Adapun, yang rindu dengan grup Daramuda yang bubar April lalu, bisa menyimak penampilan Sandrayati Fay membawakan "Suara Dunia". Lagu tersebut ada di album Daramuda yang dirilis pada Februari 2019 berjudul Salam Kenal.

Di Amerika, konser ini disaksikan mulai pukul 15.00, di Brasil pukul 16.00, di Inggris pukul 20.00, di Norwegia pukul 21.00, dan di Indonesia pukul 02.00 dini hari pada 22 Juni. Konser selama enam jam ini diadakan untuk mendukung perjuangan masyarakat adat di Amerika Tengah dan Selatan, Asia Tenggara, dan Afrika Tengah menghadapi pandemi Covid-19.

Menurut Ketua Aliansi Masyarakat Adat Indonesia Rukka Sombolinggi, masyarakat adat telah berjuang mempertahankan pangan lokal ketika distribusi pangan dunia terganggu pandemi Covid-19. Namun, Ketua Yayasan Econusa, Papua Barat, Bustar Maitar, mengakui, para pembalak tak memberi kesempatan hutan bernapas pada masa pandemi. Pembalakan terus berlanjut ketika bidang kehidupan lain istirahat sejenak karena pandemi.

Tak ketinggalan, grup musik Slank turut meramaikan konser. Kaka dan kawan-kawan teriak nyinyir lewat "Hutan Karma". Sayangnya kualitas rekaman untuk konser ini kurang bagus.

Suara Slank tak terdengar jelas. Barang kali para Slankers (sebutan untuk penggemar Slank) kecewa, sebagaimana kecewanya para penggemar Sting, yang tampil seperti sedang berkaraoke.

Sting menyetel rekaman lama lagu "The Police", lalu dia seperti bermain gitar dan seperti bernyanyi. Meski kecewa pada penampilan, masih bisa mengambil pesan yang dikirim Sting lewat botol. "Saya akan mengirimkan SOS (pesan darurat) ini kepada dunia. Saya berharap seseorang akan menemukan pesan di dalam botol ini," kata dia.

Menurut dia, hanya harapan yang bisa membuat orang tetap bersama. Cinta dapat memperbaiki kehidupan. Selama pandemi, kondisi inilah yang bergaung. Kepedulian terus ditebar dengan penuh cinta dan harapan terus disemai agar bisa mengatasi situasi bersama-sama.

Suara sopran Sandy Leah mendendangkan lagu "Respirar" membuat hati menjadi ceria. Suaranya empuk, seolah menjadi penawar atas kecewaan pada Sting dan Slank. Artis kelahiran 1983 ini oleh Forbes dinobatkan dalam daftar 100 orang berpengaruh di Brasil pada 2013. Lewat "Tempo", Sandy memupuk harapan yang sudah tumbuh.

Film dokumenter

Selain menampilkan para musisi, konser ini juga menayangkan film dokumenter masyarakat adat. Ada pula tantangan menari di Tiktok. Penampilan band dari Meksiko, Cafe Tacvba, cukup menghibur. Dengan empat personel kelahiran 1967 dan 1969, di koda lagu, mereka meletakkan alat musik masing-masing, lalu berjoget.

Sang vokalis, Ruben Albarran, terus berjoget selama menyanyi lantas istirahat di hammock di teras rumah ketika Joselo Rangel Arroyo (gitar), Emmanual del Real (piano), dan Enrico Rangel Arroyo (bas), asyik berjoget. Cafe Tacvba cukup populer di Meksiko pada era 1990-an.

Penampilan Carlinhos Brown dengan lagu yang pernah dinyanyikan Sergio Mendes "Magalenha" mendorong kaki dan tangan terus bergerak menari. Pun penampilan Overdriver Duo (Fabi Terada dan Evandro Tiburski) bersama Evandro Mesquita. Mesquita yang mengajak Overdriver Duo bergabung di konser daring ini.

Overdriver Duo adalah duo yang kemunculannya berawal dari kebiasaan meng-cover hit dunia dengan iringan ukulele. Media-media memujinya sebagai duo yang menginspirasi sejak kemunculannya pada 2014.

Pasangan ini disebut telah menciptakan cara mengeksekusi lagu, bernama OverStyle, yang kemudian menjadi referensi untuk kreativitas, inovasi, dan kualitas. Video-video kaver lagu yang sudah tayang di media sosial banyak dilihat publik. Ada yang dilihat 6,1 juta kali.

Di konser "SOS Rainforest" ini, Mesquita dan Overdriver Duo membawakan tembang "A Dois Passos Do Paraiso" yang pernah dipopulerkan Blitz pada 2007. Rekaman dilakukan pada awal-awal masa karantina.

Lagu tersebut mewakili gambaran yang dialami pribadi-pribadi selama pandemi di belahan dunia manapun. Tak bisa lagi bersilaturahim secara fisik sehingga seperti di Italia dan Jerman misalnya, setelah lockdown secara bertahap silaturahim fisik diperbolehkan dimulai dari keluarga dekat dulu.

Suara Fabi Terada dan Evandro Mesquita yang ditimpali petikan ukulele terus mengalun. Mereka hanya bisa saling memantau dari kejauhan melalui alat komunikasi atau mungkin lewat media sosial, seperti Sting yang juga selalu memberi pengawasan lewat "Every Break You Take".

Melalui lagu, masyarakat adat terhubung ke semua penjuru dunia. "Kami menghubungkan semuanya, melalui lagu kami dan tindakan luar biasa nenek moyang kami," ujar Sonia Guajajara.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat