Sejumlah petani menggarap lahan pertanian palawija dengan latar belakang Gunung Salak di Desa Ciherang, Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (18/4). Lahan pertanian, agrowisata dan pertambangan di Kabupaten Bogor tersisa 15 | ANTARA FOTO

Bodetabek

Kota Bogor Jadi Tempat Pameran Artefak Rasulullah

Kegiatan di Kota Bogor ini akan memamerkan 30-40 artefak bersejarah peninggalan Rasulullah SAW dan Sahabat Nabi.

 

BOGOR -- Kota Bogor ditunjuk sebagai lokasi pameran artefak Rasulullah SAW dan para Sahabat Nabi. Rencananya, pameran itu akan digelar selama 30 hari pada awal Agustus 2020, dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.

Panitia penyelenggara pameran M Nur Asyik menjelaskan, pihaknya telah menyampaikan rencana tersebut ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Bogor, Jawa Barat. Dia mengatakan, panitia sangat membutuhkan dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.

"Kami perlu sekali berkomunikasi dengan Gugus Tugas Covid-19 Kota Bogor agar bisa mendapat arahan petunjuk teknis kegiatan serta dukungannya dari pemerintah," kata Nur Asyik di Kota Bogor, Kamis (25/6).

Direncanakan kegiatan itu memamerkan 30-40 artefak bersejarah peninggalan Rasulullah SAW dan Sahabat Nabi. Adapun benda bersejarah yang dipamerkan, di antaranya serban, baju, janggut, darah bekam, baju perang, pedang, tongkat, dan lain-lain.

Ketua GTPP Covid-19 Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, pemkot mendukung pameran artefak Rasulullah SAW dan para Sahabat Nabi digelar di Kota Bogor. Dia menjelaskan, pameran tersebut dapat merefleksikan kembali kondisi sejarah perjalanan Islam yang sangat panjang. Namun, ia mengingatkan, penyelenggara kegiatan wajib mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Dengan demikian, pameran dapat berjalan dengan lancar meskipun diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19.

 

 

Kita juga harus coba mengemas apabila akan dipamerkan. Namun, tetap perlu menyesuaikan new normal.

 

DEDIE A RACHIM, Ketua GTPP Covid-19 Kota Bogor
 

 

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor Atep Budiman mendukung terselenggaranya pameran tersebut. Menurut dia, pameran peninggalan Rasulullah memiliki nilai-nilai historis tinggi, khususnya bagi umat Muslim.

Selain itu, Atep menilai, pameran artefak Rasulullah dapat menjadi pemantik untuk kegiatan lain yang memberikan kontribusi positif bagi pemulihan ekonomi di Kota Bogor. Pasalnya, sektor pariwisata yang menyumbang roda perekonomian sempat lumpuh akibat pamdemi Covid-19.

Jajarannya siap mengawal persiapan penerapan protokol kesehatan yang dilakukan panitia penyelenggara. Sehingga, GTPP Covid-19 Kota Bogor dapat memberikan masukan untuk penyelenggaraan kegiatan pameran tersebut.

"Mengingat di Kota Bogor statusnya masih berada di zona kuning untuk kegiatan seperti pameran yang mengundang orang berkerumun, tentunya harus tetap mempertimbangkan risiko aspek kesehatan," jelas Atep.

Meskipun belum ditentukan lokasinya, Atep menyebut, berkoordinasi dengan pihak panitia terus dilakukan. Termasuk membahas secara teknis protokol kesehatan bersama unsur Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Kota Bogor. 

"Sebagai dukungan, kami selaku pembina teknis pelaksanaan meminta panitia menyampaikan kesiapan penerapan protokol kesehatan ketat sekaligus cek fisik lapangan," ujar Atep. 

 

Meningkatkan kunjungan wisatawan

Namun demikian, Pemkot Kota Bogor berupaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan sehingga semakin menggerakkan perekonomian masyarakat setempat. Berdasarkan catatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, terjadi lonjakan jumlah wisatawan yang berkunjung selama tahun 2019. Kenaikannya bahkan cukup signifikan sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Jumlah wisatawan yang telah berkunjung selama tahun 2019 total sebanyak 9.160.885 orang. Dari total jumlah wisatawan yang sebanyak 9.160.885 orang, angka wisatawan nusantara (wisnus) masih tetap mendominasi dengan jumlah 8.709.412 orang. Sementara untuk wisatawan mancanegara (wisman) jumlah sisanya, yaitu 451.473 orang.

Jumlah total kunjungan wisatawan tersebut melonjak dibanding tahun 2018 yang totalnya berjumlah 7.965.987 orang. Dengan komposisi yang masih tetap sama, yakni wisnus yang masih menjadi penyumbang terbesar dengan total sebanyak 7.573.402 orang. Sedangkan wisnusnya berjumlah 392.585 orang.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat