Billboard menggambarkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump di Yerusalem, 10 Juni lalu. Poster itu berisi dukungan aneksasi israel ke Tepi Barat. | AP/Oded Balilty

Internasional

Guterres: Semoga Israel Dengarkan Suara Dunia

Penasihat Trump mulai merumuskan sikap AS terhadap aneksasi.

 

NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, dia berharap Israel dapat mendengar seruan global untuk tidak melanjutkan rencananya menganeksasi Tepi Barat. Langkah tersebut dinilai dapat merusak solusi dua negara Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade. "Aneksasi tidak hanya akan melanggar hukum internasional, tapi juga akan menjadi faktor utama untuk mengacaukan kawasan," kata Guterres dalam sebuah wawancara dengan Associated Press pada Selasa (23/6). 

Dia meyakini, aneksasi akan merusak solusi dua negara, yaitu Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan dalam damai, saling menghormati, dan menjamin keamanan satu sama lain. "Saya berharap suara alasan ini yang bukan hanya milik saya, tapi menggema di seluruh dunia, akan didengar oleh otoritas Israel dan bahwa aneksasi tidak terjadi pada 1 Juli," ujarnya. 

Israel berencana memulai proses aneksasi 30 persen wilayah Tepi Barat pada 1 Juli. Langkah itu sejalan dengan rencana perdamaian Timur Tengah yang disusun pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar pertemuan untuk membahas masalah tersebut pada Rabu (24/6) waktu New York. Menteri luar negeri Palestina dan duta besar Israel untuk PBB diagendakan turut hadir dalam pertemuan tersebut. 

Sementara, sekitar 75 negara dan organisasi non-pemerintah telah menjanjikan dana sebesar 130 juta dolar AS untuk Badan PBB untuk Pengungsi Palestina atau United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA). Dana itu diharapkan dapat membantu para pengungsi Palestina di kawasan Timur Tengah.  

Komitmen itu dibuat setelah PBB menggelar konferensi virtual pada Selasa (23/6). Tujuannya adalah menjembatani kesenjangan dana sebesar 400 juta dolar AS yang dihadapi UNRWA. 

“Setiap hari UNRWA berkontribusi pada pembangunan manusia serta stabilitas dalam konteks yang semakin bergejolak dan menantang,” kata Guterres dalam konferensi tersebut, dilaporkan laman UN News

Komisioner Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan, krisis telah datang seiring dengan masuknya Timur Tengah menuju periode ketidakpastian baru. Israel mengancam menganeksasi sebagian wilayah Tepi Barat. Lebanon menghadapi kekacauan ekonomi, sementara Suriah belum menunjukkan tanda-tanda berakhirnya konflik. 

“Dalam lingkungan yang tidak dapat diprediksi dan tidak stabil, kita membutuhkan lebih dari sebelumnya, UNRWA yang dapat diprediksi dan stabil,” kata Lazzarini. 

AS bahas aneksasi

Penasihat senior Trump memulai diskusi untuk menentukan apakah mereka akan memberikan lampu hijau kepada Israel terkait aneksasi Tepi Barat. Pembahasan tersebut dilakukan di Gedung Putih dan dihadiri oleh penasihat senior sekaligus menantu Trump, Jared Kushner, penasihat keamanan nasional Robert O'Brien, utusan Timur Tengah Avi Berkowitz, dan Duta Besar AS untuk Israel David Friedman. 

Seorang pejabat yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, Trump tidak hadir dalam pertemuan tersebut. Namun, Trump diperkirakan hadir dalam pembahasan lanjutan pada pekan ini. Inisiatif Timur Tengah yang diluncurkan Trump pada Januari lalu menyatakan AS mengakui permukiman Yahudi sebagai bagian dari Israel. 

Dengan dorongan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berencana untuk memperluas kedaulatan atas permukiman Yahudi dan Lembah Jordan, dengan harapan bisa mendapatkan persetujuan dari AS. Saat ini ada sekurangnya 135 permukiman Yahudi yang dibangun Israel di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur. 

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi juga menyampaikan komitmen Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan kepada Palestina pada 2020. Ini disampaikan Retno dalam pertemuan luar biasa Badan PBB untuk Pengungsi Palestina atau United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (23/6) malam. 

"Komitmen ini adalah wujud kepedulian Indonesia atas penderitaan bangsa Palestina dalam menghadapi pandemi Covid- 19 dan ancaman perluasan aneksasi Israel," ujar Menlu Retno dalam keterangan pers yang diterima Republika, Rabu. 

Bantuan kemanusiaan Indonesia rencananya akan disalurkan langsung kepada Pemerintah Palestina dan melalui UNRWA dan ICRC (International Committee for Red Cross). Retno juga menegaskan kembali dukungan politik Indonesia bagi perjuangan bangsa Palestina untuk merdeka secara penuh dan berdaulat.  "Dalam hal ini dukungan terhadap UNRWA berarti dukungan terhadap perjuangan bangsa Palestina," katanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat