Warga memakai topeng bergambar Presiden Joko Widodo untuk merayakan HUT ke-59 sang presiden di Solo, Jawa Tengah, Ahad (21/6). | Maulana Surya/ANTARA FOTO

Opini

Pesan Sabar Dari Ultah Jokowi

Menjadi Jokowi adalah tetap sabar dalam setiap mengambil keputusan.

MUHTAR SADILI SYIHABUDIN, Pengamat politik dan alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 

Adalah Rustam Ibrahim mendoakan hari Ulang Tahun Jokowi yang jatuh pada Ahad (20/6) agar diberikan sabar dan kekuatan selama memimpin Indonesia yang disiarkan di media nasional. Hal itu bukan tanpa alasan, karena mengurus republik ini tidak mudah. Bukan seorang super hero yang dibutuhkan, tapi manusia biasa yang menyadari keterbatasannya.

Bagaimanapun Jokowi adalah manusia biasa yang jika memutuskan sesuatu punya batas kemanusiaan yang bagi lawan poltiknya menyediakan ruang lapang untuk dikritik. Keterbatasan Jokowi akhirnya menjadikan kesabaran itu begitu penting ketika menghadapi kritikan pada dirinya.

Perintah kesabaran sudah sangat klasik dikenal dalam khazanah pemikiran politik. Berpolitik itu layaknya berkarya ‘seni kemungkinan' (art of possibility) dari sekian banyak anasir kepentingan yang ada.

Jokowi harus mengikuti makna kesabaran dalam berkarya seni. Setali tiga uang dengan iklan sebuah produk rokok, 'sabar tanpa batas'. Sampai periode berakhir, Jokowi harus tetap bersabar agar karya seninya bisa dinikmati banyak orang.

Meskipun menjadikan semua orang puas adalah mustahil, karena setiap keputusan politik menyisakan kekecewaan. Keputusan itu tidak mungkin punya wajah manis pada setiap orang, apalagi bagi lawan politik Jokowi.

Periode kedua Jokowi adalah momentum penting untuk menakar tingkat kesabaran Jokowi. Meski telah banyak melibatkan pihak yang menjadi musuh politiknya dalam kabinet, tapi tidak pernah menghilangkan kekecewaan.

Cara Jokowi merangkul lawan politik juga telah menjadikan kawan maupun lawan politiknya bertanya-tanya. Apakah ini jawaban dari label bagi mantan wali kota Solo sebagai petugas partai hingga sindiran lainnya bagi Jokowi. 

Jokowi kemungkinan sedang menggunakan gaya 'gotong royong' seperti kerja bhakti di masyarakat. Tanpa membedakan satu dan lainnya, tetap dapat peran. Dari sekadar ‘mencabut rumput’ sampai ‘memikul tumpukan sampah’.

Yang jelas, makna kesabaran itu sebuah proses. Kesabaran dalam praktiknya tidak akan pernah punya batas. Dia akan berhenti jika sang pelaku kelelahan atau kehabisan energi. Atau maaf, punya rasa sakit mendalam pada balasan yang diterima meski telah bersabar sangat lama dan besar.

Dalam nalar beragama sabar sering dinarasikan pada umatnya sebagai pencapaian spiritual tinggi. Jika seorang hamba tidak mampu bersabar atas musibah menimpa, maka diberikan gelar tidak bersyukur, bahkan menjadi hamba yang tidak tahu diri.

Musibah yang menimpa ditetapkan sebagai ketentuan pasti (takdir) dari Sang Pencipta yang harus diterima apa adanya. Dan penerimaan paling otentik dari musibah itu adalah bersabar.

Jokowi yang akan terus bersabar menjadi presiden adalah niscaya, tidak bisa menghindar dari hukum alam dirinya yang ditakdirkan jadi orang nomor wahid di negeri ini. Kesabaran adalah cara untuk menikmati penderitaan dari banyak kritik yang ditujukan pada dirinya.

photo
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kanan) - (Lukas/ANTARA FOTO)

 

 

Doa kesabaran itu boleh jadi disampaikan karena menyadari sumber kekuatan bagi Jokowi hanyalah kesabaran. Ia bukan keinginan untuk berusaha menjadikan semua pihak senang ketika mengambil keputusan.

 

 
 

 

Menjadi Jokowi harus berani memutuskan yang terbaik, tapi jangan lupa bahwa keputusan itu mustahil diterima oleh semua golongan. Kesabaran dalam keyakinan sekaligus dalam menerima kritik yang jika mungkin menjelaskan dasar keputusan yang diambil.

Hak prerogatif bagi Jokowi sengaja ditetapkan dalam tata negara kita untuk memberikan legitimasi pada seorang pemimpin eksekutif. Agar dia bisa memutuskan berdasarkan keyakinan dirinya sendiri dalam setiap mengambil keputusan menjalankan pemerintahan.

Memahami semangat bernegara itu harus dilengkapi pandangan bahwa sistem presidensial menganut asas keseimbangan. Di sana hadir mitra kekuasaan berupa lembaga legislatif dan yudikatif.

Artinya tudingan di mana kekuasaan akan menjelma jadi tirani dibantahkan dengan peran legislatif dan yudikatif yang suatu saat bisa meniupkan angin pelanggaran berbangsa dan bernegara. Jokowi hanya satu dari rumpun kekuasaan dalam sistem tata negara kita.

Tapi sekali lagi, politik adalah seni mengelola kemungkinan dalam medan kepentingan negara bangsa. Ia tidak harus seperti kanebo kering yang siap dipakai mengelap setiap kritik yang ada. Kanebo itu harus basah agar luwes jika digunakan.

Cara Jokowi memperlakukan lawan politiknya sampai detik ini bisa dibilang berhasil. Meski banyak yang tidak pernah puas pada keputusan Jokowi, masih bisa diterima publik meski tetap banyak kritik.

 

 

Fakta kuat dari kesabaran Jokowi adalah proses kehidupan berbangsa dan bernegara masih tetap berjalan. Meski banyak kritik melayang, Jokowi masih bisa hadir dengan segala kewajiban menjalankan tugasnya. Masa ini adalah medan kesabaran paling berat bagi Jokowi.

 

 
 

Setiap jengkal pembangunan lenyap dengan mendahulukan kepentingan menjaga keselamatan warga. Anasir pentingnya menghadirkan infrastruktur jalan raya mentah seketika, karena ancaman di depan mata.

Penanggulan Covid-19 bukan tanpa alasan dalam menghabiskan kesbaran Jokowi. Suasana batin publik banyak yang terganggu karena ancaman covid-19, tidak bisa bekerja seperti biasanya dengan bertahan hiduo dengan protokol kesehatan.

New normal yang ditawarkan Jokowi masih mengandung risiko coba dan salah, mengingat obat bagi covid-19 belum juga ditemukan. Cara berdamai dengan virus terpaksa harus dilakukam agar roda ekonomi berputar kembali. 

Berdamai atau melawan covid-19 menjadi wujud kesabaran Jokowi paling aktual. Jika masih bisa bersabar pada gilirannya kekuatan dalam memimpin negeri ini akan lahir di permukaan.

photo
Warga memakai topeng bergambar Presiden Joko Widodo berdoa bersama untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59 Presiden Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah, Ahad (21/6). Mereka berharap agar Presiden Joko Widodo selalu dilindungi Tuhan dan diberikan kekuatan, serta kesuksesan dalam memimpin Bangsa Indonesia - (Maulana Surya/ANTARA FOTO)

Bukan soal sesederhana menjadikan Jokowi terlihat sukses pada periode keduanya, tapi menyangkut kepentingan melanjutkan estafet pembangunan. Presiden boleh siapa saja asal berani bersabar dalam rumah beaar Indonesia.

Menjadi Jokowi adalah tetap bersabar dalam setiap mengambil keputusan. Kesabaran adalah warisan paling berharga bagi anak cucu kita di masa mendatang, tanpa melihat siapa pun yang jadi presiden.

Jika dibetot pada semua tingkah laku para presiden yang pernah ada, kita semua harus banyak belajar dari cara bersabar ketika mengambil keputusan. Mereka adalah manusia biasa seperti pada umumnya, tidak lepas dari kekurangan.

Bahkan angapan bahwa satu atau lebih dari mereka ada yang berhenti dengan cara kurang berkenan, tetap menyisakan semangat mereka memberikan yang terbaik buat negeri ini. Harus tetap dihargai dan masih mungkin diperbaiki di masa mendatang.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat