Petugas damkar menyemprotkan disinfektan di Pasar Minggu, Jakarta, Ahad (21/6). | Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

Kisah Dalam Negeri

Sepi di Pasar Minggu

Penutupan Pasar Minggu berlangsung mulai Sabtu (20/6) hingga Senin (22/6).

OLEH MEILIZA LAVEDA

Pintu masuk utama Pasar Minggu tertutup rapat oleh batangan bambu. Pada Ahad (21/6) sekitar pukul 08.16 WIB, ada beberapa orang yang berjaga di depan akses utama tersebut. Sepanjang jalan sepi, walaupun sesekali kendaraan berlalu-lalang. Ada juga yang bersepeda sebagai kegiatan rutinitas pada Ahad pagi.

Dari pintu utama terdengar suara mobil pemadam kebakaran. Sejumlah petugas berseragam merah yang dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sedang menyiapkan alat semprot disinfektan. Saat sedang menyemprotkan cairan disinfektan, mereka sangat antusias membersihkan area pasar dan terminal yang lokasinya berdampingan. Petugas yang bekerja mencapai belasan orang. Mereka bergantian yang setiap penyemprotan melibatkan dua orang. 

Manajer dan Kepala Pasar Minggu (Perumda) Pasar Jaya Febry Rozaldi mengatakan, penutupan kawasan Pasar Minggu tidak hanya area pasar. Termasuk di dalamnya, Terminal dan Lokasi Binaan (Lokbin) Pasar Minggu, serta jalan raya. Penutupan berlangsung tiga hari mulai Sabtu (20/6) hingga Senin (22/6). Tindakan itu diambil sebagai bentuk pencegahan penyebaran Covid-19 pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. 

photo
Petugas damkar menyemprotkan disinfektan di Pasar Minggu, Jakarta, Ahad (21/6/2020). Pemprov DKI Jakarta menutup Pasar Minggu dan melakukan sterilisasi akibat ditemukannya kasus positif Covid-19 - (Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO)

Sebelum ditutup, Febry menyebut, petugas telah melakukan sosialisasi kepada para pedagang. Beberapa spanduk telah dipasang di beberapa titik sebagai pengingat bagi pedagang dan pembeli. Dari 15 akses, sebanyak tujuh pintu masuk ditutup. Penutupan kawasan ini juga terkait adanya tiga orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Dia mengatakan, sebagai tindak lanjut, selain penutupan, pihak manajemen juga melakukan penyemprotan disinfektan dengan menggandeng petugas pemadam kebakaran (damkar). 

Dia menyebutkan, selama tiga hari beruturut-turut dilakukan penyemprotan disinfektan pada pagi hari. “Penyemprotan ini dalam rangka sterilisasi dalam menghadapi  Covid-19. Aksi ini juga telah berkoordinasi dengan camat Pasar Minggu,” kata Febry saat dikonfirmasi Republika pada Ahad.

Semua bangunan pasar yang terdiri atas lima blok, yaitu Blok B, C, D, E, dan F tidak luput disemprot. Respons pedagang pun positif. Menurut Febry, dengan dukungan pedagang proses sterilisasi pasar bisa berjalan lancar. Dia mengatakan, saat dibuka pada Selasa (23/6), baik pedagang maupun pembeli bisa merasa lebih aman ketika bertransaksi. Meski begitu, pedagang yang membuka lapak harus bergantian. Kebijakan ganjil-genap masih diberlakukan. Itu masih diwajibkan mematuhi protokol kesehatan.

Febry menuturkan, setelah penutupan, Perumda Pasar Jaya menyiapkan wastafel di lima titik. Sehingga, total terdapat sembilan wastafel yang dapat digunakan pedagang dan pembeli untuk mencuci tangan. Pembagian face shield juga dilakukan oleh manajemen pasar kepada para pedagang. Febry menjelaskan, kini sudah tersedia face shield untuk para pedagang ganjil.

Sedangkan, bagi pedagang genap menyusul. Pihaknya mencatat, total pedagang di Pasar Minggu ada 1.700 orang yang memiliki kios permanen, dan 1.400 pedagang pelataran, serta 1.000 pedagang pada siang hari dan 400 pedagang pada malam hari. Mereka semua beraktivitas di area sekitar 11 hektare.

photo
Petugas medis Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu memeriksa tesni warga saat kegiatan tes Swab di Terminal Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (16/6). Tes swab untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 itu diperuntukan bagi para pedagang pasar, Sopir angkutan umum, tukang ojek dan warga di sekitar Pasar Minggu - (Prayogi/Republika)

Febry menegaskan, bagi pedagang dan pembeli yang tidak mematuhi protokol kesehatan, petugas yang berjaga di lapangan siap menjatuhkan sanksi sosial. “Kita menerapkan sanksi sosial berupa kerja bakti untuk mengajak mereka lebih peduli terhadap lingkungan,” ujarnya. 

Berjalan beberapa langkah dari pintu utama Pasar Minggu, sampailah pada terminal Pasar Minggu yang ikut ditutup. Terpampang portal yang menutup area tersebut dilengkapi dengan spanduk. Spanduk itu berisi informasi penutupan terminal selama tiga hari. Tak ada orang yang berlalu-lalang di sana.

Sepanjang jalan menuju bangunan Pasar Minggu Blok D yang biasanya kerap diramaikan oleh sejumlah mikrolet ataupun bus, kini sepi. Di pengujung jalan sudah ditutup kerucut jingga berderet dengan spanduk.

Petugas yang berjaga memantau dengan tajam. Mengawasi jalanan tersebut bebas dari warga ataupun pedagang. Sempat ada pedagang asongan yang menunggu pembeli di sana, petugas langsung meneriakinya untuk segera pindah. Tak hanya pedagang, beberapa anak kecil yang sedang bermain bola pun diusir agar tidak bermain di sana dan tetap di rumah. 

 
Kita menerapkan sanksi sosial berupa kerja bakti untuk mengajak mereka lebih peduli terhadap lingkungan.
 
 

Mikrolet yang seharusnya menunggu penumpang, terpaksa pindah beberapa jarak dari lokasi itu. Edo (46 tahun), salah satu sopir Mikrolet 61 rute Cinere-Pasar Minggu mengatakan, tidak masalah area Terminal dan Pasar Minggu ikut ditutup karena sedang dilakukan penyemprotan disinfektan.

“Kalau penutupan pasar dan terminal sekarang, mengatasi masalah Covid-19 saya dukung. Saya setuju aja karena untuk kepentingan bersama,” ucap Edo.

Walaupun terminal tutup, ia tetap bisa beroperasi mulai pukul 10.00 WIB hingga menjelang Maghrib untuk mengangkut penumpang. Selama terminal tutup, rute perjalanan tidak ada yang berubah, hanya berbeda di putaran balik. "Cuma pas di pasar muternya dekat lampu merah belok kanan, atau muternya nanti ke kiri lewat Pejaten,” jelasnya.

Edo mengatakan, selama masa pandemi Cocid-19, ia juga menerapkan protokol kesehatan selama mengangkut penumpang. Selain menggunakan masker, ia selalu menyediakan hand sanitizer dua botol dan masker cadangan. Untuk penerapan jaga jarak ia tidak menerapkannya karena jumlah penumpang belum pulih seperti sebelum Maret lalu. "Penumpang per hari sepi, maksimal hanya lima orang, dan mereka sudah sadar untuk selalu jaga jarak," ucap Edo.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat