Pedagang kerudung merapihkan dagangannya di toko yang melayani pembayaran kode respons cepat berstandar nasional atau Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS), di toko Ummi Krudung, Pasar Mayestik Jakarta, Jumat (6/3). | Republika/Edwin Dwi Putranto

Inovasi

Makin Akrab dengan Teknologi QRIS

Penerapan QRIS merupakan langkah strategis dalam mendorong ekosistem perekonomian nasional berbasis teknologi.

Dalam era big data, transaksi pembayaran pun kini kian dipermudah berkat adanya layanan dompet digital. Saat ini, pemerintah telah menerapkan inklusi keuangan dengan menerapkan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS).

QRIS adalah standardisasi pembayaran menggunakan metode QR code dari Bank Indonesia. Dengan menggunakan QRIS, diharapkan transaksi pembayaran secara digital akan menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.

Apabila sebelumnya teknologi QR code diperkenalkan oleh masing-masing penyelenggara sistem pembayaran, kini dengan QRIS seluruh transaksi pembayaran hanya memerlukan satu QR code yang sudah terintegrasi.

Salah satu penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP) dompet digital, Dana, saat ini juga telah menerapkan QRIS dalam setiap merchant yang menjadi mitranya. Chief Legal and Compliance Officer Dana, Dina Artarini mengatakan, setelah melalui proses edukasi dan pelatihan, saat ini Dana telah berhasil menuntaskan penerapan QRIS dengan cakupan sebesar 100 persen. "Pencapaian ini merupakan perwujudan keseriusan Dana dalam mendorong laju inklusi dan kompetensi ekonomi digital di Indonesia," ujarnya.

Menurut Dina, penerapan QRIS merupakan langkah strategis dalam mendorong ekosistem perekonomian nasional berbasis teknologi. Sistem ini memiliki fondasi yang kuat dan strategis bagi seluruh ekosistem ekonomi digital Indonesia dalam membangun sinergi.

Karena, QRIS berperan dalam mempercepat kelancaran bertransaksi digital ke seluruh mitra bisnis Dana yang berasal dari ber bagai skala usaha. Mulai dari, UMKM hingga perusahaan besar. “Dengan segala kemudahan yang ada, kami yakin minat masyarakat untuk menggunakan transaksi digital juga makin meningkat,” ujarnya.

Saat ini, penerapan QRIS di Dana telah menunjukkan efektivitasnya. Sejak penerapan QRIS, 28 persen transaksi pada merchant Dana berasal dari pengguna PJSP lain. Dina menekankan, hingga saat ini, pengguna PJSP di Indonesia baru sekitar tiga persen dari populasi masyarakat Indonesia. Artinya, potensi pasar untuk mengajak masyarakat menggunakan dompet digital masih sangat besar.

Dalam kesempatan itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo menambahkan, program pekan QRIS serentak diadakan di seluruh kantor perwakilan Bank Indonesia. Hingga saat ini, Bank Indonesia mencatat sudah ada 2,7 juta merchant di Indonesia yang sudah menggunakan QRIS. “Dengan satu kode, semua sistem pembayaran bisa diterima dan bisa digunakan oleh PJSP di seluruh Indonesia,” kata Hamid.

Selain itu, Bank Indonesia juga mendorong agar para pelaku usaha dapat memanfaatkan perkembangan teknologi ini. Karena QRIS tak hanya memberikan kemudahan bertransaksi.

Salah satu keuntungan lain dari penggunaan sistem ini adalah para pengusaha makin dipermudah dalam pengelolaan keuangan. Sebab, data transaksi juga terpantau secara realtime oleh perbankan, maka pengusaha juga makin dipermudah saat akan melakukan peminjaman modal usaha. 

 

 

Hingga saat ini, Bank Indonesia mencatat sudah ada 2,7 juta merchant di Indonesia yang sudah menggunakan QRIS

Hamid Ponco Wibowo, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta NAMA TOKOH

 

Implementasikan QRIS

photo
Pembayaran dengan QRIS - (Dok Xendit)

Salah satu perusahaan teknologi keuangan di Indonesia yang menyediakan solusi pembayaran, Xendit, kini juga telah menawarkan fitur QRIS sebagai salah satu saluran pembayaran mereka.

Xendit adalah perusahaan teknologi keuangan yang menyediakan solusi pembayaran untuk menyederhanakan proses pembayaran untuk bisnis di Indonesia. Mulai dari, UKM, niaga elektronik, hingga perusahaan besar. 

Selama ini, penerimaan pembayaran di pedagang luring, selalu menjadi tantangan tersendiri. Perlunya integrasi teknis, dan pemeliharaan perangkat keras, menjadi beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian. 

Seringkali, pedagang merasa biaya untuk mengimplementasikan solusi pembayaran dan terus terintegrasi mengikuti perkembangan pembayaran sangatlah mahal. Sejalan dengan inisiatif BI, mulai April 2020, Xendit menyediakan kode QR sebagai saluran pembayaran tambahan untuk memungkinkan pelanggan membayar dengan mulus dari eWallets, seperti OVO, Gopay, Dana, LinkAja, dan ShopeePay. 

Chief Operational Officer Xendit, Tessa Wijaya menjelaskan, QRIS mengubah cara bermain bagi pedagang luring. Dengan satu integrasi, pedagang kini mendapatkan akses ke jangkauan pasar yang sangat luas dari eWallets teratas dan aplikasi perbankan teratas. “Pengguna akhir dapat menikmati perjalanan pembayaran tanpa batas dengan hanya memindai kode QR, dan tidak ada lagi penanganan uang tunai,” ujarnya. 

Menurut Tessa, pembayaran melalui QRIS yang ditawarkan Xendit akan memberi pedagang keandalan dan layanan yang dibutuhkan untuk menerima pembayaran tanpa khawatir. Solusi QRIS Xendit dirancang untuk memberikan fleksibilitas kepada pedagang berdasarkan bisnis mereka. 

Beberapa contoh kasus penggunaan untuk QRIS, antara lain, adalah untuk mengumpulkan pembayaran di titik penjualan dan penjualan makanan dan minuman, toko ritel, mesin penjual otomatis, konter tak berawak, koleksi pembayaran pengantaran tunai, serta acara amal. 

Sangat mudah untuk mulai menggunakan produk kode QR oleh Xendit. Untuk pelanggan baru, mereka hanya perlu mendaftar dengan dasbor Xendit. Aktivasi produk akan membutuhkan waktu sekitar lima hari kerja, sehingga akan siap untuk ditayangkan dalam waktu sekitar dua minggu. Sementara untuk pelanggan Xendit existing, cukup aktifkan kode QR sebagai metode pembayaran tambahan langsung dari dashboard mereka. 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat