Deretan mobil baru siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Senin (18/3/2019). Penjualan kendaraan bermotor mengalami penurunan di masa pandemi. | ANTARA FOTO

Ekonomi

Astra Optimistis Penjualan Membaik pada Masa Transisi

Hingga akhir Mei 2020, Astra masih mencatat penurunan penjualan kendaraan bermotor.

 

JAKARTA -- PT Astra International Tbk optimistis kinerja penjualan segera membaik pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Hingga akhir Mei 2020, perusahaan masih mencatat penurunan penjualan kendaraan bermotor.

"Pada Mei, (penjualan) kendaraan bermotor hanya 17 ribu secara retail. Pada Juni ini pergerakannya sudah naik. Kami harapkan dengan adanya PSBB transisi, semoga kita cepat pulih," kata Presiden Direktur PT Astra International Tbk Djony Bu narto Tjondro, Selasa (16/6).

Djony mengakui, pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran Covid-19 tidak hanya berdampak terhadap kinerja penjualan kendaraan. Lini bisnisnya lainnya seperti jasa keuangan Astra juga terdampak.

Pendapatan bersih konsolidasian Grup Astra pada kuartal I 2020 sebesar Rp 54 triliun. Angka itu turun 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kondisi serupa juga terjadi pada laba bersih Grup Astra yang mencapai Rp 4,8 triliun atau turun 8 persen dibandingkan kuartal I 2019. Hal ini terutama karena tekanan dari kontribusi yang lebih rendah dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi.

Meski demikian, menurut Djoni, perusahaan telah melakukan antisipasi untuk menghadapi situasi ini. Manajemen perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi agar dapat bertahan di tengah lesunya daya beli masyarakat pada masa pandemi.

Strategi tersebut di antaranya merevisi kembali be lanja modal atau capex pada tahun ini. Perusahaan menentukan ulang anggaran-anggaran yang menjadi prioritas termasuk memprioritaskan dana-dana tunai. Astra juga menekan pengeluaran untuk anggaran yang bersifat tidak mendesak. Perusahaan juga memastikan likuiditas dan arus kas di seluruh unit bisnis Astra Group harus tetap terjaga.

Di sisi lain, perusahaan juga tetap memperhatikan bisnis-bisnis yang dapat dikembangkan untuk jangka panjang. "Kami juga tetap melihat, apa pun yang punya potensi berkembang jangka panjang tetap kita perhatikan," kata Djony.

Astra juga memastikan neraca keuangannya dalam kondisi baik saat ini. Menurut Djony, seluruh unit bisnis perseroan mampu melakukan pengelolaan finansial secara sehat.

Dengan kondisi neraca yang sehat, Djony memas tikan, Astra masih mampu memenuhi kebutuhannya pada era new normal baik untuk jangka pendek, menengah, maupun panjang.

Meski demikian, Djony belum dapat memastikan proyeksi pertumbuhan bisnis Astra hingga akhir 2020. Dia melihat situasi ke depan masih penuh ketidakpastian. "Rebound rasanya sulit kita perkirakan karena situasi ini tak ada yang bisa memperkirakan," kata Djony.

Dengan kondisi keuangan yang sehat, Astra berkomitmen membagikan dividen sebesar Rp 8,66 triliun atau 40 persen dari total laba bersih 2019 se besar Rp 21,70 triliun. Pembagian dividen tersebut termasuk di dalamnya dividen interim sebesar Rp 2,3 triliun yang telah dibayarkan pada Oktober tahun lalu.

Sedangkan, sisanya berjumlah Rp 6,3 triliun akan dibayarkan pada 10 Juli 2020 mendatang. Sisa laba sebesar Rp 13 triliun dibukukan sebagai laba ditahan perseroan.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat