Petugas mengenakan masker dan pelindung wajah saat beraktivitas di posko Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP Negeri 60, Jakarta, Selasa (16/6/2020). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan panduan penyelenggaraan pembelajaran | ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Kisah Dalam Negeri

Membantu PPDB tanpa Mengabaikan Bahaya Covid-19

Banyak masyarakat menengah ke bawah sangat membutuhkan layanan bantuan dalam PPDB.

 

OLEH BOWO PRIBADI

Pendaftaran peserta didik baru (PPDB) pada masa pandemi Covid-19, telah meminimalkan cara-cara tatap muka antara orang tua maupun calon siswa dengan panitia di tiap satuan penyelenggara pendidikan. Tak terkecuali dengan PPDB jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) di Kota Semarang. Namun, tidak semua orang tua calon siswa memiliki kemampuan yang sama mengakses teknologi digital serta cara-cara pendafataran daring tersebut.

Mau tidak mau, Dinas Pendidikan Kota Semarang harus menjembatani kepentingan para orang tua, dengan memberikan pelayanan bantuan pendaftaran secara daring oleh panitia. Konsekuensinya, orang tua akan tetap bertemu dengan panitia sehingga protokol kesehatan ketat harus dimaksimalkan.

Pemandangan itu jelas terlihat di SDN Karangayu 02, Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Selasa (16/9) pagi. Sekolah telah menyiapkan tatalaksana layanan bantuan dengan protokol kesehatan.

Ketika masuk, semua orang tua calon siswa harus lengkap dengan maskernya. Mereka juga harus melewati pemeriksaan suhu tubuh dan kemudian mencuci tangan dengan bersih sebelum masuk ke area antrian. Di tempat antrian, physical distancing diatur dengan baik. 

“Bagi orang tua calon siswa yang tidak memakai masker, kami berikan kepada mereka secara cuma-cuma,” kata Kepala SDN Karangayu 02, Yuni Anja Warti, Selasa (16/9).

photo
Petugas membatu orang tua murid di posko pelayanan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Negeri 70, Jakarta, Selasa (16/6). Kendati pelaksanaan PPDB dilaksankan secara daring, namun posko tersebut tetap buat guna membantu orang tua atau calon siswa yang terkendala masalah teknis, dengan tetap menggunakan protokol kesehatan - (Prayogi/Republika)

Para panitia PPDB yang berinteraksi langsung dengan orang tua calon siswa juga sudah dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD), seperti masker serta pelindung wajah (face shield). “Sekolah juga melindungi aktivitas para panitia dengan tirai plastik sebagai pembatas,” katanya.

Supriyanto, salah satu guru yang diperbantukan sebagai panitia PPDB di SDN Karangayu 02 mengaku, tatalaksana baru dengan penerapan protokol kesehatan karena sekolah sangat peduli untuk meminimalkan potensi dan risiko penyebaran Covid-19. Terlebih, para calon siswa di SDN itu banyak yang berasal dari kalangan masyarakat menengah ke bawah dan sangat membutuhkan layanan bantuan dalam PPDB jenjang SD tersebut. “Kami menyadari, tidak semua orang tua calon siswa familier dengan sistem pendaftaran online ini,” katanya.

Tak hanya di SDN Karangayu 02, sekolah lain di Kota Semarang juga memberikan layanan bantuan dalam PPDB di masa pandemi ini. Misalnya, SDN Ngaliyan 01 yang telah menyiapkan panduan khusus protokol kesehatan dalam membantu pendaftaran PPDB. Sekolah ini telah membuka layanan sejak Senin (15/6).

Di sekolah itu, para orang tua calon siswa tidak diperbolehkan masuk jika suhu tubuhnya 38 derajat Celcius. Mareka juga tidak diperkenankan membawa anak kecil saat membutuhkan layanan bantuan di sekolah. Masker dan mencuci tangan sebelum menunggu giliran penyerahan berkas sudah pasti harus dipatuhi.

Setelah nama orang tua calon siswa dipanggil, akan ada petugas yang mengarahkan menuju ke ruangan petugas pendaftaran secara daring. Setelah proses layanan bantuan rampung, para orang tua langsung diminta segera pulang. 

“Seluruh panitia dalam memberikan layanan bantuan ini semuanya mengenakan alat pelindung diri, seperti masker maupun face shield,” kata Kepala SDN Ngaliyan 01, Purwaningsih.

photo
Siswi mengambil hand sanitizer sebelum prosesi wisuda siswa SD di tengah pandemi Covid-19 di Sekolah Mutiara Persada, Yogyakarta, Senin (15/6). Sebanyak 50 siswa SD Sekolah Mutiara Persada mengikti wisuda dengan cara drive thru - (Wihdan Hidayat/ Republika)

Pelayanan bantuan ini disiapkan hingga Kamis (18/6). Karena itu, sekolah mengimbau para orang tua calon siswa tidak perlu datang secara bersamaan. “Hal ini untuk mengurangi potensi terjadinya kerumuman orang banyak di sekolah,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri mengatakan, layanan bantuan PPDB daring memang telah diinstruksikan kepada sekolah penyelenggara PPDB di Kota Semarang. Sekolah penyelenggara PPDB diminta menyiapkan petugas operator guna membantu orang tua calon siswa yang tidak memiliki perangkat komputer atau ponsel pintar.

“Kami di Dinas Pendidikan Kota Semarang sudah mengoordinasikan layanan bantuan PPDB online ini dengan semua sekolah agar bisa membantu orang tua siswa yang ingin mendaftarkan putra-putri mereka, namun mereka memiliki keterbatasan untuk mengakses pendaftaran PPDB secara online,” katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat