Pekerja memasang poster berisi imbauan terkait pandemi Covid-19 di Arab Saudi beberapa waktu lalu. | AP/Amr Nabil

Internasional

Pengumuman Haji Saudi Pekan Ini

Umat Islam masih menanti keputusan Saudi terkait penyelenggaran haji 2020.

 

RIYADH -- Saat ini, umat Islam masih menanti keputusan Saudi terkait penyelenggaraan haji 2020. Laman Financial Times menyebutkan, Arab Saudi sedang mempertimbangkan untuk membatalkan haji karena khawatir akan penyebaran virus korona penyebab Covid-19.

"Masalah ini sedang dipelajari dengan seksama dan sejumlah skenario berbeda sedang dipertimbangkan. Keputusan resmi akan dibuat dalam waktu sepekan ini," kata petinggi senior Saudi kepada Financial Times, Sabtu (13/6). 

Setiap tahunnya, ada sekitar dua juta Muslim yang berhaji. Jika pembatalan dilakukan, ini menjadi yang pertama kali dalam sejarah modern Muslim. Sejumlah negara termasuk Indonesia, Malaysia, dan Brunei sudah membatalkan pengiriman jamaaah calon haji tahun ini. 

Sementara itu, Yaman menutup kantor Kedutaan Besar (Kedubes) mereka di Saudi, diumumkan Sabtu malam. Keputusan ini diambil setelah semakin banyak staf kedutaan yang dinyatakan positif terpapar Covid-19.  

Kedubes Filipina juga menutup kantor urusan tenaga kerja di Saudi, mulai Ahad (14/6). Sejumlah karyawan dites virus korona dan enam orang dinyatakan positif. Kedubes Filipina mengatakan, kantor itu sudah disterilkan dan pegawai bekerja jarak jauh.

Saudi salah satu negara yang merespons pandemi virus korona dengan cepat. Namun, rata-rata kasus infeksi virus korona di negara itu mencapai 3.000 kasus per hari. Saat ini, Arab Saudi sudah mengonfirmasi 123 ribu lebih kasus infeksi. 

Beberapa hari ke belakang, beredar kabar seputar keputusan rencana Kerajaan Arab Saudi soal pelaksanaan haji 2020. Beberapa di antaranya menyebut Saudi yang akan membatalkan haji tahun ini, atau mengurangi kuota jamaah dari seluruh dunia.

Menanggapi informasi yang beredar, Konsul Haji KJRI Jeddah, Endang Jumali menyebut sampai saat ini pihak Kerajaan Arab Saudi belum membuat keputusan. Informasi yang beredar tidak bisa dipastikan kebenarannya. "Secara resmi belum ada statement. Di media memang sedang trending," ujarnya saat dihubungi Republika, Ahad (14/6).

Ia menyebut mendapat informasi dari Kantor Sekretariat Menteri Haji Saudi. Dalam pemberitahuannya, dikatakan sampai saat ini belum ada pengumuman resmi terkait rencana pelaksanaan ibadah haji 2020.

Tidak hanya itu, Endang juga menyebut kapan waktu pasti Arab Saudi akan mengumumkan keputusannya hingga saat ini belum ada pemberitahuan.

Endang menyebut, dua hari lalu saat ia melakukan konfirmasi dengan Dirjen Haji Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, jawaban yang ia dapat masih sama. "Sama jawabannya. Belum ada keputusan resmi," kata dia.

Sebelumnya Endang juga membantah beredarnya berita jika Saudi akan membatasi kuota jamaah hanya 20 persen. Berdasarkan konfirmasi yang ia lakukan dengan Dirjen Haji Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi Husein Syarif, kabar pembatasan kuota tersebut tidak benar.

Kasus positif Covid-19 di Arab Saudi hingga saat ini  masih tinggi. Angka yang dikonfirmasi setiap harinya tembus hingga 3000 kasus selama satu minggu terakhir.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berusaha melakukan pembahasan dengan Arab Saudi. Pembahan ini fokus mengenai rencana penundaan ritual haji di tengah pandemi Covid-19.

WHO disebut berusaha memberikan masukan terkait pelaksanaan haji di tengah pandemi. Pun jika nantinya haji tetap dilaksanakan, ibadah haji 2020 harus diawasi dan dipantau oleh Organisasi Kesehatan Dunia ini.

Dilansir di AhlulBayt News Agency (ABNA), Kepala Kantor Regional WHO untuk Mediterania Timur, Dr. Dalia Samhouri mengatakan, organisasi ini akan terus melakukan konsultasi dengan Arab Saudi. Namun hingga berita ini dibuat, belum ada keputusan yang diambil terkait hal tersebut.

"Setiap keputusan untuk mengadakan kegiatan ziarah keagamaan tahunan tahun ini di dunia harus dibuat di bawah pengawasan Organisasi Kesehatan Dunia, bersamaan dengan menegakkan protokol kesehatan," ujar Dr. Dalia Samhouri dikutip di ABNA, Ahad (14/6).  

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat