Warga mengeluakan roti isi keju dari oven untuk dijual melalui media sosial di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (6/5/2020). | Prasetia Fauzani/ANTARA FOTO

Filantropi

Bersama Menyambut Tatanan Baru

Tatanan baru dalam menghadapi pandemi Covid-19 adalah kemestian.

Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menggagas program khusus untuk menyambut new normal atau tatanan baru dalam beradaptasi dengan Covid-19. ACT meluncurkan program bertajuk Sahabat Usaha Mikro Indonesia (Sahabat UMI).

Direktur Komunikasi ACT Lukman Aziz menyampaikan, pelaku usaha mikro adalah pihak yang paling merasakan dampak ekonomi di tengah pandemi. Sebagian kehilangan penghasilan harian, sebagian bingung untuk kembali bangkit karena kehabisan modal usaha.

"Program kami memberikan hibah modal bagi pengusaha ultramikro yang tidak bisa di-cover pinjaman bank, seperti pedagang sayur, pedagang kecil, klontong. Mereka butuh survive kembali," kata Lukman kepada Republika, beberapa waktu lalu.

Program tersebut merupakan bagian dari gerakan Aksi Bantu Indonesia (ABI), yang digagas ACT sejak pandemi bermula. Sementara, penghimpunan donasi Sahabat UMI dimulai selepas Idul Fitri silam dan program secara resmi diluncurkan pada Selasa (2/6).

Hingga kini, program Sahabat UMI sudah membagikan bantuan modal kepada lebih dari 100 penerima, dengan besaran Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. ACT menargetkan Sahabat UMI bisa memberikan hibah modal kepada 10 ribu pelaku usaha ultramikro seluruh Indonesia.

Lukman menginformasikan pula program lain yang sudah berjalan, yakni Humanity Care Line. Layanan pengntaran bantuan pangan gratis itu bisa diakses lewat nomor telepon bebas pulsa, lantas mengantarkan paket beras untuk masyarakat yang membutuhkan.

Selain menyalurkan bantuan kepada masyarakat, ACT melibatkan orang-orang yang terimbas pemutusan hubungan kerja (PHK) pada masa pandemi. Melalui Humanity Care Line, ACT memberikan kesempatan mereka untuk bekerja kembali sebagai operator telepon dan distributor bantuan.

Terdapat lebih dari 100 orang operator telepon dari korban PHK serta ribuan orang lainnya yang menjadi distributor program Humanity Care Line. Lukman mengatakan, ACT ingin kembali membangkitkan semangat mereka dengan mendapat pekerjaan sekaligus menjadi pelayan umat.

"Sebentar lagi kurban. Kami juga membuka ruang bagi mereka yang menjadi korban PHK untuk berpartisipasi dalam program Global Qurban. Mereka bisa menjadi bagian dari agen-agen filantropi, survive kembali," ujar Lukman. 

Jaga protokol kesehatan

Selaras dengan ACT, lembaga amil zakat nasional Dompet Dhuafa telah menyiapkan sejumlah hal menyambut new normal. Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa Imam Rulyawan mengatakan, kondisi new normal adalah sebuah keniscayaan.

Jauh sebelum new normal digaungkan, Dompet Dhuafa melakukan pendekatan khusus untuk menjamin aktivitas layanan kepada donatur dan dhuafa tidak berkurang. Dompet Dhuafa tidak melakukan WFH secara total, tapi mengembangkan skema kerja dengan pola 2-1.

Sistem itu memungkinkan ritme kerja tim tidak banyak terganggu sekaligus memastikan protokol keselamatan tetap terjaga. Dompet Dhuafa juga meningkatkan layanan digital donasi melalui berbagai kanal digital untuk memudahkan donatur berdonasi dari rumah saja.

Sejak awal pandemi, Dompet Dhuafa telah menginisiasi kampung Cekal Corona. Program tersebut berupaya menyiapkan ketangguhan masyarakat di kampung setempat dalam menghadapi Covid-19, dengan cara melakukan upaya pencegahan dan promosi kesehatan berkelanjutan.

Saat ini, sudah ada delapan Kampung Cekal Corona di delapan provinsi Indonesia, tersebar dari Pulau Nasi, Aceh, hingga Distrik Abepura di Jayapura, Papua. Program akan terus digulirkan di wilayah lain Indonesia dengan pembinaan dan pendampingan secara intensif.

"Diharapkan akan meningkatkan kewaspadaan, kepedulian, dan ketahanan masyarakat, dimulai dari kesadaran individu dan keluarga di wilayah tersebut dalam menghadapi pandemi Covid-19, khususnya pada era new normal yang akan dimulai di Indonesia," kata Imam.

Selain Kampung Cekal Corona, Dompet Dhuafa juga telah menggagas program lain, seperti rumah sakit kontainer sebagai fasilitas kesehatan darurat. Ada pula program tes swab yang bisa dijangkau secara luas oleh publik, termasuk kelompok pekerja harian yang berisiko tinggi.

Program prioritas lain, yakni gerakan Ketahanan Pangan Berbasis Keluarga, khususnya untuk kaum dhuafa dan keluarga yang tidak memiliki lahan. Isu ketahanan pangan mandiri menjadi perhatian terbesar Dompet Dhuafa.

"Kami ingin gerakan ini menjadi jaring pengaman sosial gaya baru, dari tetangga untuk tetangga, bukan memberikan ikan tapi pancing, setiap rumah tangga mampu menghasilkan sumber daya sendiri dalam sektor pangan," ujar Imam. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat