WASHINGTON -- Anggota Dewan Kota Minneapolis, Amerika Serikat (AS), mewacanakan rencana untuk melucuti departemen kepolisian. Sembilan dari 13 anggota dewan menyetujui perlunya perombakan kepolisian.

"Kita berada di sini, di Minneapolis dan kota-kota di seluruh Amerika Serikat jelas karena sistem kepolisian yang ada dan keselamatan masyarakat tidak membuat masyarakat kita aman," ujar Presiden Dewan Kota Lisa Bender di hadapan massa pada Ahad (7/6), yang dikutip BBC, Senin (8/6). "Upaya kita untuk melakukan reformasi bertahap telah gagal. Titik."

Di antara tindakan tersebut adalah melakukan defund atau mengurangi pendanaan untuk kepolisian dan dialihkan ke pos lain. Isu defund ini juga menjadi salah satu seruan massa di berbagai kota.

Menurut para pengunjuk rasa, defund bukan berarti menarik semua anggaran dari kepolisian. Namun, mereka menilai inilah saatnya AS mengatasi masalah sistemik terkait kepolisian.

AS, kata mereka, harus lebih banyak menempatkan anggaran pada hal-hal yang dibutuhkan komunitas, seperti perumahan dan pendidikan. Data yang dikumpulkan Urban Institute menyebutkan, pemerintah negara bagian dan daerah menghabiskan 115 miliar dolar AS untuk pengamanan oleh kepolisian pada 2017.

Warga memberikan penghormatan terhadap mendiang George Floyd, korban kekerasan kepolisian Minneapolis, lapangan bola the Jack Yates High School di Houston, Amerika, Senin (8/6/2020). Minneapolis mewacanakan pelucutan kepolisian  - (AP/Karen Warren/Houston Chronicle)

SHARE    

Desakan defund juga muncul di beberapa kota lain. Di New York City (NYC), Wali Kota Bill de Blasio mengatakan pada Ahad bahwa ia akan mengalihkan sejumlah dana dari Departemen Kepolisan New York (NYPD). Dana itu akan dialihkan ke proyek insiatif untuk anak muda dan sosial, tanpa mengorbankan keselamatan warga NYC. Ia tak memerinci lebih jauh rencananya.

Di Los Angeles, Wali Kota Eric Garcetti berjanji akan memotong dana sebesar 150 juta dolar AS dari rencana anggaran untuk kepolisian.

George Flyod, warga kulit hitam Amerika, meninggal saat dibekuk polisi pada 25 Mei lalu. Berdasarkan rekaman video, Floyd terbaring telungkup di jalan dengan seorang polisi, Derek Chauvin, menekan lututnya di bagian leher.

Floyd tampak terengah-engah dan mengerang, "Saya tidak bisa bernapas" berulang kali. Chauvin tetap mempertahankan lututnya di leher Floyd selama hampir sembilan menit. Aksi ini berujung pada kematian Flyod.

Demonstrasi mengecam kematian George Floyd telah menjalar ke sebagian besar wilayah AS. Aksi serupa bahkan digelar di sedikitnya 40 negara lain di Asia, Afrika, dan Eropa.

Ribuan orang diprediksi akan berkumpul di jalan-jalan ketika jenazah Floyd dibawa ke kota asalnya, Houston, untuk dimakamkan pada Selasa (9/6).

Sementara, pengawasan terhadap kepolisian sedang disusun Partai Demokrat di House of Representative. Pemaparan rancangan undang-undang (RUU) Justice in Policing Act dijadwalkan pada Senin. Isinya, antara lain, mengurangi perlindungan hukum polisi, menciptakan database nasional tentang insiden-insiden kekerasan dan melarang polisi membekuk tersangka dengan cara menekan bagian leher seperti yang dialami Floyd.

Pihak berwenang mengatakan, seorang pria mengarahkan mobilnya ke pengunjuk rasa di Seattle. Ketika mobilnya menabrak barikade, laki-laki tersebut keluar sambil membawa pistol, Ahad.

Departemen Pemadam Kebakaran Seattle mengatakan, setidaknya satu orang terluka dalam insiden ini. Seorang laki-laki berusia 27 tahun yang tertembak dan sudah dibawa ke rumah sakit dalam kondisi stabil. Rekaman video yang diambil wartawan the Seattle Times menunjukkan sebagian lokasi kejadian yang berada di sekitar Capitol Hill Seattle dekat kantor polisi. Di tempat itulah pengunjuk rasa berkumpul selama berhari-hari. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat