Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kedua kanan) bersama Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Muhammad Fadil Imran (kiri) dan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah (kanan) mengunjungi Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (6/6/2020). | Prasetia FauzaniANTARA FOTO

Khazanah

Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Harus Diperkuat

Pendidikan pesantren dan keagamaan merupakan ruh kebangsaan yang harus dikembangkan.

JAKARTA -- Menyusul diberlakukannya tatanan normal baru (new normal) dalam beberapa aspek kehidupan, pemerintah juga sedang menggodok kebijakan afirmasi (penguatan) untuk sektor pendidikan, khususnya pesantren dan pendidikan keagamaan.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menilai, pesantren dan pendidikan keagamaan wajib mendapat perhatian. Tidak hanya dari segi pembelajaran di tengah pandemi virus korona jenis baru(Covid-19), tetapi juga menyangkut bantuan sosial (bansos). 

“Tugas Kemenko PMK adalah melakukan koordinasi terkait hal ini. Sebelum nanti akan dilaporkan ke Wapres dan dimatangkan dalam rapat kabinet terbatas, kita ingin ini agar klir dulu dengan mendengar masukan dari para stakeholder,” kata Muhadjir saat memimpin rapat tingkat menteri membahas afirmasi kepada pesantren dan pendidikan keagamaan melalui telekonferensi di Jakarta, Senin (8/6).

Rapat tersebut juga dihadiri Menag Fachrul Razi, Menkes Terawan Agus Putranto, Mensos Juliari Batubara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, Menkominfo Johnny G Plate,  Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Doni Monardo, Wamenkeu Suahasil Nazara, dan perwakilan pemangku lebih dari 25 pondok pesantren (ponpes) dari seluruh Indonesia, serta staf khusus Presiden dan staf khusus Wakil Presiden. 

Muhadjir mengatakan, sudah ada diskusi secara teknis yang dilakukan Kementerian Agama (Kemenag) terkait afirmasi tersebut. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pun sudah menyetujui total anggaran sebesar Rp 2,36 triliun.

Muhadjir meminta, pembagian alokasi anggaran benar-benar mempertimbangkan proporsionalitas dari tiap-tiap pesantren. Sementara untuk bantuan operasional pesantren, madrasah, ataupun lembaga pendidikan keagamaan lainnya agar disertai dengan petunjuk teknis yang dikoordinir oleh Kemenag.

“Masalah proporsionalitas ini sangat penting, berapa jumlah santrinya, jumlah pengajar, pengasuh, dan lain-lainnya. Kalau bisa data itu nanti bisa dijadikan dasar untuk afirmasi pesantren ke depan,” katanya.

Ia juga mengusulkan agar komponen listrik masuk dalam skenario pemberian bansos kepada pesantren, selain jenis bansos yang berasal dari Kemensos dan Kemendes PDTT.

"Kemenag agar mempersiapkan peta 21 ribu pesantren dan dipilih mana yang prioritas untuk nanti dibantu oleh Kementerian PUPR. Bantuannya berupa tempat wudhu, MCK, dan tempat cuci tangan yang kemudian nanti tiga hal tersebut akan kita jadikan standar baku," kata Muhadjir melalui keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (8/6).

 Sementara, Kemenag segera menyiapkan data lebih dari 1,2 juta ustaz secara by name-by address dengan disertai NIK agar dapat dipadankan ke dalam DTKS sehingga tidak terjadi duplikasi dalam pemberian bantuan. Begitupun Menteri PUPR menegaskan siap memberikan dukungan MCK, air bersih, dan sarana wudhu.

"Pondok pesantren harus menjadi percontohan bagi implementasi kenormalan baru dalam kehidupan dengan mengutamakan hidup bersih dan sehat," ujar Muhadjir.

Sementara, Kemendikbud diminta dapat terlibat secara penuh untuk bertanggung jawab terhadap sekolah yang berbasis pesantren.

 

Pesantren tangguh

Polres Pamekasan, Jawa Timur, membentuk pesantren tangguh sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19 di pondok pesantren di wilayah itu."Salah satu pesantren yang kami pilih sebagai percontohan adalah Pesantren Miftahul Ulum, Palengaan," kata Kapolres AKBP Djoko Lestari di Pamekasan.

Menurut Kapolres, pembentukan pesantren tangguh ini sebagai upaya Polres Pamekasan dan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 dalam mencegah penyebaran virus corona di daerah setempat, khususnya di lembaga pondok pesantren. Langkah ini, sambung dia, juga sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus di kalangan lembaga pendidikan dan pondok pesantren.

Apalagi, Pamekasan dikenal sebagai kabupaten dengan jumlah lembaga pesantren yang tidak sedikit dan hampir tersebar di semua desa/kelurahan di daerah ini. Kapolres mengatakan bahwa pihaknya berkoordinasi dengan pengasuh dan pengurus pondok pesantren terkait dengan pembentukan pesantren tangguh COVID-19 itu.

Berdasarkan hasil koordinasi, kata Kapolres, pengasuh dan pengurus di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Panyepen, Desa Potoan Laok, Kecamatan Palengaan itu setuju, bahkan menyambut baik tentang pesantren tangguh ini. Pola dan tata laksana tentang pesantren tangguh itu sama dengan pola dan tata cara desa/kelurahan tangguh yang terlebih dahulu dibentuk Polres Pamekasan, antara lain harus berprilaku hidup sehat, menyediakan berbagai fasilitas sesuai dengan anjuran protokol COVID-19, termasuk selalu menjaga jarak dan menggunakan masker.Pembentukan pesantren tangguh ini, kata dia, akan menyebar di 329 pesantren di 13 kecamatan.

 

Pesantren Lirboyo

photo
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (tengah), Ketua DPRD Jawa Timur Kusnadi (kiri) dan Forkopimda Jatim mengikuti Istighatsah Kubro Dalam Jaringan (Daring) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (8/4/2020). Istighatsah yang digelar secara daring dari tiga tempat yakni Gedung Negara Grahadi (Surabaya), Kantor PWNU Jatim (Surabaya) dan Ponpes Lirboyo (Kediri) tersebut untuk mohon agar pandemi COVID-19 segera berakhir - (ANTARA FOTO)

Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur, menjadi percontohan pondok pesantren tangguh dalam menghadapi COVID-19 menjelang kegiatan belajar-mengajar di pesantren yang segera dimulai."Kami mohon bahwa Pondok Pesantren Lirboyo akan jadi prototipe pesantren tangguh terutama dalam menghadapi COVID-19," kata Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat silaturahim ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, beberapa waktu lalu.

Gubernur yang hadir bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Mohammad Fadil Imran dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah mengatakan untuk konsep pondok pesantren (ponpes) tangguh terdapat beberapa hal yang diperhatikan, di antaranya adalah pesantren sehat.

Ponpes sehat berarti memastikan bahwa santri menggunakan masker kemudian saat mencuci tangan menggunakan air yang mengalir dan cairan pembersih tangan.Namun, jika tidak ada antiseptik bisa memanfaatkan sabun yang ada busanya. Hal itu penting karena dengan sabun yang ada busanya bisa membersihkan koloni-koloni virus COVID-19.

"Kemudian ponpes bersih. Kami harapkan tempat cuci tangan bisa diperbanyak dan ketiga di ponpes adaTOPP artinya tanaman obat untuk pondok pesantren," kata dia.Gubernur juga mengatakan konsep ponpes tangguh ini juga akan kembali dikoordinasikan dengan berbagai pihak dan diharapkan pesantren tangguh ini bisa menjadi prototipe pesantren-pesantren lain di Jawa Timur dan seluruh Indonesia.

Dalam kunjungannya, Gubernur juga menerima laporan persiapan Pesantren Lirboyo di era normal baru serta peran dari jajaran kepolisian untuk membantu ponpes guna berbenah.Hadir juga dalam acara itu, Ketua Umum PP Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Kediri KH Abdulloh Kafabihi Mahrus, Pengasuh PP Lirboyo Kota Kediri KH M Anwar Manshur, sejumlah keluarga, serta pengurus pondok.

Hadir pula Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga menyerahkan bantuan kepada pesantren seperti masker kain, sprayeratau alat semprot, sarung tangan pendek, cairan pembersih tangan, vitamin C, sepatu bot, thermal gun, dan beberapa bantuan lainnya.Setelah dari PP Lirboyo Kediri, rombongan melanjutkan perjalanan ke PP Al Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri serta kampung tangguh di Kabupaten Kediri.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat