Petugas Dinas Kesehatan Kota Bogor mengambil sampel lendir seorang anak saat tes swab di Perumahan Cilendek Indah Green Garden, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (6/6/2020). Anak-anak nakes dapat kuota khusus PPDB. | ARIF FIRMANSYAH/ANTARA FOTO

Jawa Barat

Anak Tenaga Kesehatan Dapat Kuota Khusus PPDB

Jabar dan Jatim memberikan kuota khusus kepada anak-anak nakes dalam PPDB.

 

BANDUNG-- Memasuki masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK dan SLB Tahun Ajaran 2020/2021, sejumlah daerah memberi keistimewaan kepada anak-anak tenaga kesehatan (nakes). Di Provinsi Jawa Barat (Jabar), pemerintah provinsi memberikan apresiasi pada nakes yang merawat pasien Covid-19.

Namun, apresiasi ini tidak diberikan kepada seluruh tenaga kesehatan. Hanya mereka yang merawat pasien Covid-19. "Jadi Disdik (Dinas Pendidikan) atas restu saya ada prioritas masuk sekolah negeri pada anak mereka-mereka yang digaris depan penanganan Covid-19 seperti dokter, nakes, perawat Covid-19," tutur Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat Konferensi Pers di Gedung Sate, Senin (8/6).

Menurut Emil, minimal yang bisa ia berikan adalah mengapresiasi dalam bentuk uang dan lain-lain. Salah satu bentuk insentif tersebut, adalah kemudahan PPDB bagi anak-anak dan keluarganya. Ketua Panitia PPDB SMA/SMK/SLB Provinsi Jabar, Yesa Sarwedi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan berbagai hal untuk menunjang PPDB 2020. Salah satunya, dengan memperkuat jaringan teknologi informasi (TI) yang selama ini sering menjadi pemicu persoalan.

PPDB Jabar dua tahap, yakni pada 8-12 Juni dan 25 Juni hingga 1 Juli 2020. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini seluruh proses pendaftaran dilakukan secara daring kecuali untuk SLB. "Kami sudah meningkatkan bandwidth server kami, dedicated 1 gbps," ujar Yesa, kepada wartawan di Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Tikomdik) Disdik Jabar, Senin (8/6).

photo
Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menggunakan pelindung wajah saat bertugas di SMAN 3 Bandung, Jalan Belitung, Kota Bandung, Senin (8/6). Penerimaan siswa baru bagi SMA, SMK dan SLB di Jawa Barat digelar secara daring dalam dua tahap, yakni 8-12 Juni dan 25 Juni-1 Juli. Anak-anak nakes mendapatkan kuota khusus masuk sebagai siswa baru - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Menurut Yesa, peningkatan akses internet ini sangat penting, mengingat proses PPDB SMA/SMK tahun ini sepenuhnya dilakukan secara daring. Dengan kesiapan TI seperti ini, ia meyakini proses PPDB berjalan lancar, khususnya saat siswa mengunduh dan mengunggah berkas-berkas persyaratan. Hal ini terbukti, dengan telah masuknya data pendaftaran dari 578.223 calon siswa baru atau setara dengan 83 persen lulusan SMP di Jawa Barat.

Bukan hanya di Jabar, Provinsi Jawa Timur juga memberikan keistimewaan kepada anak-anak nakes. Disdik Jatim memberi kuota khusus bagi anak-anak nakes yang menangani pasien Covid-19. Dari total kuota PPDB SMA/ SMK Negeri di Jatim, putra-putri tenaga kesehatan yang pasien Covid-19, mendapatkan kuota sebesar 1 persen.

"Kami siapkan kuota sebesar 1 persen bagi putra putri tenaga kesehatan sampai dengan sopir ambulans, yang telah mendedikasikan diri untuk penanganan pasien Covid-19. Mereka adalah garda terdepan kita dalam melawan Covid-19," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.

Khofifah menambahkan, kuota yang disediakan bagi putra-putri tenaga kesehatan perawat pasien Covid-19 pada PPDB SMA/ SMK negeri sebanyak 1 persen dari 381.752 kuota siswa. Kuota tersebut disebar di 1.542 SMA negeri dan 2.081 SMK negeri di Jawa Timur. Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menegaskan, hitungan tersebut didapatkan setelah melakukan kalkulasi.

Khofifah melanjutkan, dengan menyediakan kuota satu persen atau sebanyak 3.817 kursi, maka seluruh putra-putri tenaga kesehatan Jatim yang masuk ke SMA negeri dan SMK negeri di Jatim akan tertampung untuk mendapatkan kursi. "Dengan adanya kuota ini, maka nakes tetap bisa konsentrasi yang kuat untuk memberikan layanan pasien Covid-19 tanpa harus khawatir putra putrinya yang akan masuk SMA Negeri dan SMK Negeri, karena sudah ada kuota khusus," kata Khofifah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat