Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menunjukkan kantong berisi darah pendonor. (ilustrasi) | ASPRILLA DWI ADHA/ANTARA FOTO

Jawa Timur

Jatim Gencarkan Donor Plasma Darah

Plasma darah yang dikumpulkan untuk membantu kesembuhan pasien Covid-19.

 

SURABAYA – Pertambahan kasus positif Covid-19 di Jawa Timur (Jatim) dalam beberapa hari terakhir terus menunjukkan angka tertinggi dibandingkan provinsi lain. Salah satu cara yang sedang digalakkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim yakni mengajak survivor alias penyintas atau pasien Covid-19 yang telah sembuh melakukan gerakan aksi sosial donor plasma darah.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, plasma darah yang dikumpulkan nantinya akan digunakan untuk membantu kesembuhan pasien Covid-19. “Ini karena dalam plasma darah pasien yang telah sembuh dari Covid-19 telah terbentuk antibodi yang mampu untuk melawan virus Covid-19,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (3/6).

Khofifah berharap, angka kematian pasien Covid-19 bisa terus ditekan. Plasma darah dari pasien sembuh itu akan digunakan untuk terapi plasma convalescent pada pasien Covid-19 yang masuk kategori berat dan sangat berat. Metode terapi plasma convalescent  yang dilakukan di Indonesia, Amerika, Cina, Inggris, maupun Korea terbukti efektif menyembuhkan pasien Covid-19. FDA dan WHO juga telah memberikan izin untuk penggunaan plasma convalescent  pada pasien Covid-19.

photo
Sejumlah pasien positif COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh sedang mendonorkan plasma darahnya Kupang, NTT, Selasa (19/5). Sebanyak lima pasien positif COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh dari kluster Sukabumi mendonorkan plasma darahnya untuk diperiksa dan diteliti untuk bisa menyembuhkan pasien COVID-19 yang masih dirawat jika diperlukan - (Kornelis Kaha/Antara Foto)

Ketika plasma darah tersebut ditransfusikan pada pasien yang tengah berjuang melawan virus SARS-CoV-2 yang jadi penyebab Covid-19, akan bisa menjadi antibodi yang ampuh. Artinya, kata Khofifah, darah dari para pasien Covid-19 yang sembuh bisa menyelamatkan nyawa orang lain.

“Karena di dalamnya ada kekebalan yang bisa membunuh virus Covid-19. Maka, warga Jatim, sebelum vaksin ditemukan, mari bahu-membahu untuk saling membantu dengan cara mendonorkan plasma darah,” kata Khofifah.

Khofifah melanjutkan, ada syarat mutlak yang harus dipenuhi bagi para pendonor plasma darah. Yaitu, usia pendonor harus berada pada rentang 17 hingga 60 tahun. Kemudian, pendonor juga harus sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 dengan menunjukkan dua dokumen hasil pemeriksaan laboratorium.

“Rumah sakit kita, baik di RSUD Soetomo maupun RS Saiful Anwar di Jatim sudah memiliki teknologi yang mumpuni untuk terapi plasma convalescent ,” kata Khofifah.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi, menyatakan, mulai melakukan uji klinis terapi plasma convalescent  kepada pasien Covid-19. Hal ini dilakukan karena berdasarkan hasil penelitian terapi ini memberikan harapan sembuh yang lebih besar kepada pasien Covid-19.

Di Jatim, kata Joni, baru ada lima pasien sembuh dari Covid-19 yang mendonorkan plasma convalescent . Padahal, total pasien sembuh mencapai 799 orang. Maka dari itu, Joni mengajak pasien Covid-19 yang sembuh di Jatim untuk mendonorkan darahnya.

photo
Petugas melakukan pengambilan darah pendonor di ruang layanan donor darah PMI Tulungagung, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (21/4). - (ANTARA FOTO)

“Kita sudah buka pengumuman itu, tapi ternyata yang berniat mendonor itu tidak gampang karena golongan darahnya harus sama dan kita meyakinkan harus tidak ada penyakit lainnya, seperti HIV, hepatitis, dan lainnya,” ujar Joni. 

Jawa Timur dan DKI Jakarta masih menjadi provinsi teratas yang mencatat penambahan kasus positif Covid-19 tertinggi di Indonesia per Rabu (3/6), yakni 183 kasus baru di Jatim dan 82 untuk DKI Jakarta. Namun demikian, dua provinsi ini juga mencatat jumlah pasien sembuh terbanyak pada hari ini.

“Kalau kita lihat, Jawa Timur yang kasus positif tertinggi sebanyak 183, namun kita lihat yang sembuh hari ini adalah 100 orang, kemudian DKI meningkat 82 orang positif baru, tetapi jumlah pasien sembuh hari ini adalah 187 orang,” ujar Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga melakukan berbagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, salah satunya dengan menekankan pelacakan dan pemetaan suatu wilayah secara masif. “Jadi, kami punya beberapa klaster yang ada di Surabaya. Kita tracing, siapa dia, ketemu di mana, kemudian siapa saja di situ,” kata Risma.

Dari hasil tracing itu, lanjut dia, kemudian ditemukan orang dengan risiko (ODR). Dari dasar data tersebut, Pemkot Surabaya mendetailkan siapa saja atau keluarga yang ada di situ. Setelah itu, kata dia, dokter mendatangi rumahnya dan melakukan pemeriksaan. Jika kondisinya berat, dimasukkan ke rumah sakit. Namun, jika kondisinya tidak berat, orang tersebut dibawa ke Hotel Asrama Haji untuk isolasi.

photo
Pengunjung berolah raga angkat beban sambil menggunakan masker di salah satu pusat kebugaran di Kota Blitar, Jawa Timur, Selasa (2/6). Menghadapi tatanan normal baru sejumlah tempat kebugaran yang sebelumnya tutup, mulai beroperasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna menekan penyebaran COVID-19 - (IRFAN ANSHORI/ANTARA FOTO)

Namun demikian, Risma mengaku, ada beberapa yang tidak mau karena mereka menyatakan tidak positif dan ingin melakukan isolasi mandiri di rumah. “Nah ketika melakukan isolasi mandiri di rumah itu, kami memberikan makan supaya mereka tidak keluar (rumah). Setiap hari kelurahan mengirim makan tiga kali sehari. Siangnya kita berikan telur dan jamu,” ujar dia.

Selain itu, Risma menyatakan, saat ini pihaknya terus gencar melakukan rapid test (tes cepat) massal dan swab di beberapa lokasi yang dinilai ada pandemi. “Kadang lokasinya di sepanjang jalan, kadang pula di masjid dan sebagainya. Sampai hari ini rapid test kurang lebih sebanyak 27 ribu orang,” ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat