Bekerja dari Rumah | Pixabay

Inovasi

Meneruskan Euforia WFH

Kita memiliki kondisi kenormalan baru karena WFH pun memiliki banyak manfaat.

Wabah Covid-19 muncul dan menyerang orang-orang di seluruh dunia secara cepat. Pandemik ini kemudian mengubah berbagai hal, mulai dari, sektor bisnis, kesehatan, hingga pendidikan.

Banyak orang yang harus menyesuaikan sikap dan kebiasaan mereka. Contohnya, dengan tetap berada di rumah jika tidak memiliki kegiatan penting di luar, hingga selalu menerapkan protokol kesehatan. 

Bagi yang bekerja dan belajar dari rumah, salah satu yang yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan peralatan teknologi untuk bekerja dari jarak jauh. Para ahli memperkirakan, kita tidak akan kembali ke keadaan normal sebelum pandemi Covid-19. 

Namun, kita akan memiliki kondisi kenormalan baru. Kondisi ini tak sepenuhnya buruk, karena bekerja dari rumah (WFH) pun memiliki banyak manfaat.

Direktur Utama dan Desain Interior di firma arsitektur dan desain global Perkins and Will di Los Angeles, Meena Krenek mengungkapkan, orang-orang kini berbagi lebih banyak kehidupan pribadi dengan orang lain saat bekerja dari rumah. Hal ini membuat pekerja jauh lebih terhubung satu sama lain. “Kami mendengarkan lebih fokus pada panggilan video dan mengembangkan nilai empati yang lebih besar,” ujar Krenek, seperti yang dilansir dari Forbes, Selasa (2/6).

Senada, Director of Diversity, Equity and Belonging di Ultimate Software, Cara Pelletier percaya banyak adaptasi yang dibuat terkait bekerja dari jarak jauh. Harapannya, ketika tenaga kerja berevolusi, situasi ini mampu membawa lebih banyak empati pada hubungan antarmanusia dalam kehidupan sehari-hari. “Ketika akhirnya kembali ke kantor, hal ini akan memberikan kesempatan untuk lebih mendukung satu sama lain, mengantisipasi kebutuhan tim, dan membuka jalan untuk tempat kerja yang lebih empati dan manusiawi,” ujar Pelletier.

Studi memprediksi, peningkatan kerja jarak jauh menjadi bagian dari normal baru. Survei yang dilakukan Amdocs pada 2.000 konsumen mempertanyakan pendapat mereka tentang pengalaman 5G di masa depan. 

Hasilnya 35 persen responden percaya teknologi akan mengarah ke opsi konferensi video yang lebih baik, 32 persen mengantisipasi lebih baik pelatihan video dan peluang pengembangan, serta 61 persen mengatakan 5G akan menciptakan banyak peluang bekerja dari jarak jauh berikut dengan keberhasilannya.

Tren bekerja dari  jarak jauh pun diperkirakan akan terus tumbuh dengan kecepatan tinggi. Kemudian, tren ini juga akan memainkan peran penting dalam mendukung angkatan kerja generasi mendatang,

Managing Principal of Corporate Interiors di Perkins and Will, Alice Hricak percaya, bekerja dari rumah menunjukkan cara baru dalam bekerja dan kebiasaan. Menurutnya, ketika infrastruktur dan alat yang memadai disediakan, kekhawatiran tentang privasi dan kebutuhan untuk ruang khusus ‘kantor’ dapat dihilangkan. 

Ini termasuk membentuk mana tim yang lebih cocok bekerja dari rumah dan menemukan keseimbangan antara kerja dari rumah dan hadir di kantor secara fisik. Pada akhirnya, di tengah bekerja dari rumah selama masa pandemik Covid-19 ini, hal terpenting yang perlu dilakukan oleh CEO dan tim kepemimpinan  adalah menyadari kejadian ini bisa terasa sangat sulit untuk tim mereka.

Persenjatai tim sebaik mungkin dengan informasi dan sumber daya yang dibutuhkan.
JO LALLOUZ, CEO & Founder Perusahaan Teknologi Bison Trails 

Dukungan Teknologi

Bekerja dari jauh memerlukan persiapan dalam menghadapi banyak tantangan. Di antaranya, menegosiasikan jadwal staf yang beragam, melacak proyek yang sedang dikerjakan di berbagai zona waktu, hingga membangun dan memilih mitra perusahaan.

Hal ini membutuhkan alat teknologi canggih dan manajemen yang cerdas. Alat elektronik yang umum digunakan para pekerja adalah laptop dengan koneksi internet. 

Agar tetap terhubung dengan rekan-rekan kerja yang lainnya dari rumah, sudah banyak aplikasi konferensi video yang bisa digunakan, seperti FaceTime, Skype, Zoom dan Google Hangouts.

Untuk skala yang lebih canggih, menurut laporan Inc., ada sebuah robot seluler setinggi lima kali yang dinamai BeamPro. Robot ini dilengkapi layar dan menawarkan sesuatu yang lebih interaktif, yakni karyawan yang jauh dari kantor dapat menggunakan aplikasi gim video untuk menggerakkan Beam di konferensi ruangan. Lengkap dengan kecepatan lebih dari dua mil per jam.

Selain aplikasi konferensi video, karyawan juga bisa memanfaatkan platform perpesanan seperti Slack, Snapchat dan GroupMe. Slack adalah platform perpesanan yang melintasi batas antara email dan pesan instan. Aplikasi ini juga bisa membuat pengiriman memo hingga lelucon dengan sangat mudah.

Pendiri layanan daring Bumble, Whitney Wolfe mengungkapkan, kegemarannya dengan GroupMe, platform pengiriman pesan untuk berbagi foto, video dan tautan di antara berbagai kelompok.

Sementara untuk manajemen proyek, Wolfe menyukai Trello, yang merupakan laman dan aplikasi yang dapat membuat semacam papan bulletin real-time

Sama halnya seperti teknologi, manajemen yang cerdas dapat membantu karyawan tetap kondusif bekerja dari rumah atau dari jarak jauh. Salah satu triknya, adalah dengan senantiasa mengadakan pertemuan.

Jika ada jadwal pertemuan di kantor pada hari tertentu, para karyawan bisa tetap menjalankan kebiasaan tersebut. Bekerja dari jarak jauh juga bukan alasan untuk menghentikan kebiasaan pertemuan itu.

Selain itu, bekerja dari jarak jauh memungkinkan batas negara dan zona waktu menjadi lebur. Contohnya, staf Bumble berbasis di New York City bisa berkolaborasi dengan rekan mereka di London. 

Karyawan bisa langsung menyalakan alat elektronik mereka, begitu mengetahui rekan kerja lainnya sudah siap bekerja. Jangan lupa pula, untuk menetapkan ekspektasi yang jelas. 

Karena bekerja jarak jauh terkait dengan fleksibilitas. Bagi atasan yang ingin karyawannya tersedia dalam waktu-waktu tertentu dalam sehari, mereka bisa membicarakannya agar jelas. 

Pesan daring akan dapat membantu diskusi ini. “Ini sesederhana status di Google chat, yakni membiarkan orang tahu kapan anda tersedia dan kapan anda tidak,” saran kepala operasi N2 Publishing, Marty Fukuda.

Tren Baru yang Mendunia

photo
Bekerja dari Rumah - (Pixabay)

Salah satu cara untuk mengukur ruang lingkup dari pergeseran bekerja di kantor ke bekerja dari jarak jauh adalah melalui peningkatan penggunaan platform berbasis teknologi.

Research Director Center for Growth and Opportunity Universitas State of Utah (CGO USU) Megan Jenkins menulis dari November 2019 hingga Maret 2020, pengguna Microsoft Teams telah meningkat sebesar 20 juta. Layanan ini kini memiliki sekitar 44 juta pengguna harian aktif. Sementara peserta harian dalam rapat Zoom tumbuh dari 10 juta pada Desember 2019 menjadi 200 juta pada Maret 2020. 

Perusahaan perangkat lunak Amerika Netskope juga melacak perpindahan ke bekerja dari jarak jauh karena Covid-19. Neskope melihat tren ini selama enam bulan terakhir untuk memahami berapa banyak pekerja yang pindah ke ekosistem bekerja dari jarak jauh akibat pandemik. 

Nestskope menemukan, sebelum pandemi, sekitar 27 persen pengguna bekerja dari jarak jauh pada hari kerja regular. Namun, pada 6  Maret, rata-rata telah meningkat menjadi 30 persen, kemudian naik lagi menjadi 42 persen pada 13 Maret. Pada akhir Maret, Netskope memperkirakan lebih dari 60 persen pengguna telah bekerja dari jarak jauh.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat