Karyawan melintas didekat patung maskot Pilkada Kota Blitar Si Kendang Memilih (Si Danglih) di kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Blitar, Jawa Timur, Kamis (9/4/2020). KPUD Kota Blitar memanfaatkan patung maskot Pilkada Kota Blitar Si Danglih | ANTARA FOTO

Inovasi

Mempersiapkan Ruang Publik di Era Baru

Masyarakat diperkenankan untuk kembali produktif. Namun, harus menjalankan protokol kesehatan.

Pada Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai pandemik. Hingga saat ini belum ada tanda-tanda ditemukannya vaksin dan obat spesifik untuk mengatasi Covid-19.

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr Daeng M Faqih, menjelaskan, jika suatu penyakit dinyatakan pandemik, berarti sudah lebih dari dua per tiga dunia terkena. Dalam kondisi ini, seluruh orang dan tempat yang berhubungan dekat dengan kita bisa berpotensi menjadi sumber penularan.

Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memperkenalkan istilah baru, yakni “tahapan masyarakat produktif dan aman dari Covid-19”. Menurut Jokowi, tahapan itulah yang merupakan ‘the new normal’ atau normal baru masyarakat Tanah Air dalam menjalani aktivitas sehari-hari. 

Maknanya, lanjut dia, masyarakat diperkenankan untuk kembali produktif. Namun, pada saat yang sama mereka pun harus menjalankan protokol kesehatan demi menghindari penularan virus.

Menurut, Daeng istilah new normal ini perlu didefiniskan bersama. Menurutnya, ada beberapa hal penting dari segi medis supaya seseorang hidup beradaptasi dengan Covid-19. 

Pertama, dapat mendeteksi diri sendiri atau siapapun dengan mudah dari penyakit tersebut. Hal ini penting untuk dilakukan bersama, bukan hanya dari bidang kedokteran saja. 

Cara mendeteksinya, misalnya dengan screening atau termometer tembak. Ke depannya akan dilakukan upaya efektif dan lebih akurat terkait pendeteksian ini.

Setelah pendeteksian, hal lain yang harus diperhatikan juga adalah penanganan yang baik. Misalnya, melakukan karantina rumah dengan pengawasan petugas. 

Sebab, petugas harus mengobservasi dan memonitor pasien. Selain dunia kesehatan, di sini juga diperlukan dukungan dari dunia digital.

Director PT Panasonic Gobel Life Solutions Sales Indonesia, R Widyastama Nugraha mengungkapkan, ketika mulai menghadapi pandemik, Panasonic telah mengambil satu langkah. Yakni memproduksi masker wajah. 

Hal ini menjadi salah satu contoh kontribusi untuk melawan penyakit. Panasonic juga melakukan peluncuran ulang robot bernama Hospi yang dilengkapi dengan alat penyemprotan disinfektan. 

Sebenarnya Hospi sudah dirilis sebelumnya pada 2004. Menurut Tommy, bidang industri harus memiliki berperan aktif mendukung dunia kesehatan. “Kebiasaan perlu ditunjang dengan satu teknologi atau satu kebiasaan yang di-drive satu industri supaya masyarakat mulai terbiasa,” ujarnya.

Panasonic juga meluncurkan kembali lampu ultraviolet (UV), karena banyaknya permintaan di pasar Jepang untuk mereduksi residu dari disinfektan. “Disinfektan setelah disemprot ada residunya. Residu ini untuk sebagian area yang cukup sensitif, seperti rumah sakit, dekat makanan atau minuman, ini tidak diperkenankan, sehingga mereka cenderung menggunakan yang non residual,” katanya menjelaskan.

 

 
Setelah virus mewabah, permintaan lampu UV ini meningkat di Cina. Arab Saudi juga sudah menerapkan lampu UV di beberapa fasilitas publik dan bandara.
R Widyastama Nugraha
Director PT Panasonic Gobel Life Solutions Sales Indonesia
 
 

 

Saat ini, orang-orang di Arab Saudi jika ingin masuk ke area publik, mereka harus melewati satu terowongan yang diterangi lampu UV. Fungsinya untuk mensterilkan orang tersebut ketika melewati pintu.

Tommy mengakui, sinar UV memang berbahaya bagi manusia. Sehingga Panasonic sudah mempersiapkan instruksi penggunaan produk sesuai standar. “Misalkan, nanti digunakan di dalam ruangan, setelah dinyalakan selama 30 atau 15 menit, ruangan itu harus kosong dulu. Setelah lampunya mati, baru bisa masuk. Efektivitasnya akan mulai berjalan setelah orang itu ada di ruangan,” ujar Tommy. 

Senada, Head of Business Development Karcher Indonesia, Fifit Fitria mengatakan Karcher Indonesia kini banyak menyosialisasikan standar prosedur yang tepat untuk fasilitas umum. Dimulai dari, pintu masuk hingga keluar dari fasilitas tersebut.

Tak hanya itu, Karcher Indonesia juga memikirkan tim pembersih, baik petugas kebersihan mandiri maupun  tim petugas kebersihan di suatu gedung. Keduanya harus memiliki SOP dan menjalankan proses pembersihan dengan benar.

Fifit mengatakan  sebelum membersihkan fasilitas, petugas kebersihan disarankan untuk mempelajari terlebih dulu fasilitas tersebut. Setelah itu petugas kebersihan bisa membagi area di fasilitas tersebut. “Karena di sini kita lebih mementingkan harus beradaptasi dengan new normal. Cara membersihkannya begitu,” ujarnya.

Karcher juga telah memiliki alat pembersih dengan menggunakan uap panas 80 derajat. Pembersih dengan uap panas ini disarankan untuk area seperti rumah sakit atau tempat yang sering disentuh oleh banyak orang, misalnya pegangan di kereta atau bis.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat