
Inovasi
Strategi Storyselling dalam Digital Marketing
Storyselling merupakan cara tercepat membangun kepercayaan dan memberikan hasil untuk penjualan.
Melipatgandakan penjualan tentu menjadi tujuan setiap perusahaan. Mengatur strategi dan sistem yang tepat untuk mendongkrak penjualan pun berperan penting dalam hal ini.
Founder dan CEO Sunshine Digital Pte Ltd, Indhran mengungkapkan pelaku bisnis perlu terus meningkatkan kemampuan untuk meningkatkan penjualan. "Mengapa Anda tidak menggandakan penjualan? Mungkin karena tidak tahu, Anda melakukan apa yang selama ini dilakukan dan berpikir hanya itu yang Anda tahu," ujar Indhran dalam acara How To Monetize Revenue Through Digital Media Tech di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Di era digital seperti sekarang ini sumber bank data memang penting. Namun, bagi Indhran ada hal yang lebih penting dari itu. Ia memberi contoh kasus Facebook sempat menghadapi kritik pada 2008. Saat itu, Facebook justru tumbuh sebesar 30 persen dari perputaran laba.
Hal ini dikarenakan media sosial buatan Mark Zuckerberg itu memiliki `sweet spot' di era ekonomi baru, yakni attention economy. Seperti yang dilansir dari What Is, attention economy adalah kapasitas manusia kolektif untuk terlibat dengan banyak elemen di lingkungan yang menuntut fokus mental.
Istilah ini mencerminkan pengakuan kapasitas manusia untuk perhatian terbatas dan konten serta acara yang melebihi kapasitas bersaing untuk merebut perhatian. Membangun kepercayaan pun menjadi salah satu bagian penting dari attention economy. "Kami memiliki banyak data hari ini dan tidak cukup waktu. Jadi penting bagi Anda untuk memahami attention economy. Perhatian akan mendatangkan uang," Indhran menjelaskan.
Menurutnya, menumbuhkan kepercayaan pada orang lain memang memerlukan waktu yang lama. Storyselling merupakan cara tercepat membangun keper cayaan dan memberikan hasil untuk penjualan, pemasaran, penggalangan dana, dan perekrutan.
Storyselling ini berbeda dengan storytelling. Storytelling biasanya memiliki tujuan menghibur. Contohnya, `semalam saya pergi ke suatu tempat' atau `akhir pekan yang lalu, kami pergi ke suatu tempat'.
Sedangkan storyselling adalah konsep mendapat hasil bisnis. Peningkatan penjualan pun tergantung pada kualitas cerita yang dibuat.
Storyselling memiliki makna yang netral. Maka dari itu, storyselling dapat mempengaruhi pikiran orang lain.IndhranFounder dan CEO Sunshine Digital Pte Ltd
Misalnya, jika seseorang ingin melakukan hal-hal buruk, maka ia bisa membuat cerita buruk yang mengakibatkan orang marah serta melakukan hal buruk. Itu bagaimana kita memahami dunia di sekitarnya. "Ada hal yang pikirkan, tetapi sebenarnya di kepala, Anda menciptakan cerita. Jadi kita selalu membuat cerita," ujarnya.
Menurut Idhran, kesalahan umum yang biasa dilakukan dalam storyselling para jenama adalah mereka berusaha menjadi aktor dalam cerita. Padahal, konsumen adalah aktor utama dalam storyselling yang dibuat.
Jika jenama berusaha menjadi aktor dalam storyselling, maka mereka akan kehilangan pelanggan. Contohnya, banyak orang rela mengeluarkan uang untuk sepatu Nike, karena sepatunya pas di kaki dan membuat bahagia.
Selain itu, misalnya, memakai sepatu Nike membuat seseorang menjadi seperti olahragawan yang hebat.
Cara cerita dari mulut ke mulut juga sangat penting, karena jika ada kepercayaan maka mereka tidak akan melihat apa pun yang lain. "Sebelum memulai, Anda tidak memiliki satu ide tentang saya. Setelah mendengarkan cerita saya, saya yakin ide anda berubah dan Anda merasa lebih terhubung dengan saya. Inilah kekuatan cerita," katanya lagi.
Manfaatkan Influencer
Selain storyselling, untuk meningkatkan penjualan bisa pula dilalukan dengan cara iklan melalui influencer, youtuber dan selebgram. Head of Bussines Development for Platform Famous All Stars, Grady Esmond mengatakan, gambaran secara garis besar, influencer adalah orang yang bisa menghasilkan uang dengan menjual konten.
Yang bisa dimanfaatkan dari mereka adalah keterikatan emosional antara influencer dengan para pengikutnya. Misalnya, ketika influencer memasarkan sesuatu, pengikutnya akan cenderung membeli produk yang dijual atau bahkan mengikuti acara-acara tertentu hingga menyumbang di acara sosial tertentu.
Pendapatan influencer juga tidak main- main. Mereka mematok harga jasa bervariasi sekali memasarkan produk. Mulai dari, sekitar ratusan ribu sampai jutaan rupiah. "Misalnya, kalau mau di kategoriin, ada selebgram yang mega itu, untuk satu kali unggah di Instagram bisa 50 juta, Nah, this is how they make money fromInstagram, Twitter, Facebook dan Youtube. Sekarang ini sudah mulai ada kategori baru lagi nih, TikTok," ujar Grady.
Selanjutnya, Grady melanjutkan, influencer juga memiliki perannya masing- masing. Jika suatu jenama ingin dikenal lebih banyak oleh masyarakat, bisa meng gunakan jasa influencer kategori mega, karena ia memiliki eksposur lebih banyak.
Untuk influencer level nano, mikro dan makro, kaitannya lebih kepada keterikatan emosi dengan pengikutnya. Contohnya, saat ini Famous Allstars tengah berkolaborasi dengan BenihBaik.com untuk mengajak publik berdonasi.
Langkah ini dilakukan karena mengajak publik berdonasi tak bisa dilakukan menggunakan jasa influencer mega. Karena dia tahunya brand awareness. BenihBaik sendiri pun link-nya dari Andi Noya, sudah banyak artis-artis. Tapi, untuk mengajak yuk ikutan, misalnya mau bantu satu daerah terpencil dibutuhkan influencer nano, mikro, makro. Engagement nya akan lebih dapat dari orang-orang seperti ini. Kita bicara dari sisi engagement professional, kata Grady.
Kesimpulannya, lanjut dia, apabila ingin memberi kesadaran soal jenama dan kampanye-kampanyenya, seseorang bisa menggunakan jasa influencer mega. Sedangkan untuk meningkatkan penjualan, mereka memerlukan jasa influencer nano, mikro dan makro. (ed:setyanavidita livikacansera)
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.