Warga penerima zakat mal melakukan registrasi KTP di kantor lembaga penyaluran zakat Baitul Mal Lhokseumawe, Aceh, Rabu (29/4/2020). Kesadaran masyarakat untuk berbagi terus tumbuh di masa pandemi. | RAHMAD/ANTARA FOTO

Laporan Utama

Kesadaran Berbagi Terus Tumbuh di Tengah Pandemi

Momentum Ramadhan memperkuat kesadaran masyarakat untuk berbagi.

 

Pandemi Covid-19 ternyata tak menurunkan semangat masyarakat untuk berbagi dengan sesama pada bulan suci Ramadhan. Justru jumlah masyarakat yang berdonasi mengalami peningkatan sangat signifikan. Ini bisa dilihat dari bertambahnya donatur yang menyalurkan zakat, infak, sedekah, dan wakaf melalui lembaga filantropi, seperti yang dialami Dompet Dhuafa.

Menurut Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa Imam Rulyawan penghimpunan ziswaf pada Ramadhan tahun ini mengalami pertumbuhan yang positif. "Kami masih on the track dengan target Rp 212,3 miliar. Dan seiring dengan arahan pemerintah untuk sosialisasi pembayaran zakat maal sebelum Ramadhan, ini pun kami lakukan sebagai bagian dari edukasi ke masyarakat, karena begitu banyaknya yang membutuhkan bantuan karena dampak dari korona ini. Untuk penghimpunan Ramadhan, alhamdulillah pada posisi positif dengan pertumbuhan di atas rata-rata," kata Imam kepada Republika beberapa waktu lalu.

Imam mengakui, pandemi Covid-19 membuat Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tak hanya Indonesia, menurut dia, setiap negara menghadapi krisis kesehatan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga filantropi.

photo
Warga penerima manfaat zakat dari lembaga Baitul Mal Kota Banda Aceh menghitung dan memperlihatkan uang yang baru diterima di Desa Cot Masjid, Banda Aceh, Aceh, Senin (20/4/2020). Kesadaran berbagi masyarakat terus tumbuh di masa pandemi Covid-19. - (ANTARA FOTO)
 

Menurut dia, selama pandemi aktivitas donatur di konter DD maupun kantor zakat mengalami penurunan terlebih setelah diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah kota besar yang memicu penurunan aktivitas masyarakat di luar rumah. Lesunya perputaran ekonomi di masyarakat juga memicu dampak lemahnya perputaran zakat, akibat pandemi Covid-19 dalam jangka panjang.

"Dompet Dhuafa sebagai lembaga kemanusiaan yang mengelola juga ziswaf memiliki kewajiban untuk menggerakkan roda ekonomi zakat maupun kemanusiaan, meskipun di tengah badai virus korona serta menjadikan Ramadhan tahun ini sebagai tantangan bukan halangan yang harus dihadapi bersama-sama," katanya.

 
Menjadikan Ramadhan tahun ini sebagai tantangan yang harus dihadapi bersama-sama
IMAM RULYAWAN, Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa
 

Sebab itu, sejumlah program pun terus digencarkan DD. Untuk Ramadhan tahun ini, kata Imam, DD memaksimalkan pemanfaatan fitur digital agar masyarakat lebih mudah memberikan ziswaf. DD juga mengoptimalkan jaringan di 34 Kesadaran masyarakat untuk berbagi terus tumbuh. Provinsi dan 200 zona layanan di nusantara serta jaringan global di 30 negara.

Sementara itu menurut Imam, beberapa program offline seperti pengajian perkantoran, kultum menjelang berbuka, pengajian sekolah, juga dialihkan ke digital menjadi pengajian daring, tadarus bersama dengan media sosial. DD juga menggandeng publik figur dan musisi untuk mengajak masyarakat berdonasi maupun beramal dengan menggelar konser amal.

"Sedangkan untuk program unggulan seperti tebar zakat fitrah, parsel ramadhan, parsel untuk yatim masih sesuai dengan agenda, dan jika memang memaksa, akan kita alihkan ke program digital juga dan distribusinya memaksimalkan jaringan Dompet Dhuafa Nasional," katanya.

Dihubungi terpisah CEO Rumah Zakat Nur Efendi mengatakan, pada Ramadhan tahun ini pengumpulan ziswaf bisa tumbuh di angka 41 persen. Menurut dia, hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat untuk berbagi dengan sesama terus tumbuh.

 
Kesadaran masyarakat untuk berbagi dengan sesama terus tumbuh.
NUR EFFENDI, CEO Rumah Zakat
 

Dengan adanya Covid-19 yang mengakibatkan dampak ekonomi ini justru malah menjadi daya ungkit atau mendorong masyarakat untuk berbagi kebahagiaan terhadap sesama. Apalagi, di bulan Ramadhan, pasti ini akan menguatkan, ada momentum, ada peluang, saya melihat keinginan untuk berbagi membahagiakan sesama itu sangat kuat sekali, kata dia.

Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar mengatakan, ACT menargetkan penghimpunan donasi untuk membantu masyarakat yang ekonominya terdampak Covid-19 mencapai Rp 1 triliun selama Ramadhan ini. Berbagai program yang telah dibuat ACT untuk membantu meringankan beban warga selama pandemi akan terus berlangsung, bahkan setelah Ramadhan. Ia menargetkan program-program untuk membantu warga pada masa pandemi Covid-19 berlangsung sampai akhir tahun ini.

"Kita bersyukur karena kita melihat pertumbuhan filantropi di Ramadhan ini ternyata tidak menurun bahkan trennya terus meningkat mungkin karena momentumnya Ramadhan, orang bayar ziswaf lebih meningkat. Walaupun belum sampai 100 persen tapi jumlahnya di atas rata rata donasi harian kita," katanya.

 
Pertumbuhan filantropi di Ramadhan ini ternyata tidak menurun bahkan trennya terus.
IBNU KHAJAR, Presiden ACT
 

Menurut Ibnu, pada Ramadhan tahun lalu, penghimpunan donasi dari para donatur lebih difokuskan untuk program bantuan Palestina bersamaan dengan terjadinya tragedi penyerangan Palestina. Namun, menurut dia, pada Ramadhan tahun ini 80 peran donasi dari para donatur untuk penanggulangan dampak Covid-19.

Ibnu menambahkan, pada Ramadhan tahun ini, ACT fokus pada program pangan yang berisi operasi makan gratis dan operasi beras gratis. Ibnu menjelaskan, ACT sebelumnya telah bekerja sama dengan 1.000 warteg untuk memberikan makan gratis bagi warga. ACT pun akan menambah bantuan operasi makan gratis dengan bekerja sama dengan 1.000 pedagang soto lamongan dan pecel lele.

Sementara untuk program operasi beras, ACT bekerja sama dengan TNI serta para pengemudi ojek daring untuk mendistribusikan paket beras bagi warga yang membutuhkan. Sejauh ini, ACT telah membagikan sebanyak 6 ton beras. Ke depannya, ACT menargetkan 3.000 kantong beras setiap hari. Warga dapat menghubungi ACT dan akan segera dikirim dengan bekerja sama para pengemudi ojek daring.

photo
Juru masak memberikan makanan kepada anak-anak saat peluncuran Dapur Kurban di kawasan Monas, Jakarta, beberapa waktu lalu. Semangat berbagi di kalangan masyarakat terus tumbuh di masa pandemi Covid-19. - (Republika/Putra M. Akbar)

 

Segerakan Bersedekah

Bersedekah di bulan Ramadhan memiliki keutamaan serta manfaat tersendiri bagi umat Islam. Terlebih di kondisi pandemi Covid-19 ini, budaya bersedekah menjadi hal yang harus ditingkatkan sebab tak sedikit orang yang membutuhkan bantuan ekonomi.

Mengenal keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan dijelaskan secara rinci oleh pendakwah senior, Ustazah Dedeh Rosidah. Menurut dia, sedekah merupakan tanda orang-orang yang bertakwa. Karena hal itu secara langsung diabadikan Allah dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 134. Yang artinya: "Yaitu orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan."

Mamah Dedeh menjelaskan, dalam ayat tersebut Allah secara langsung mencirikan bahwa orang yang gemar bersedekah merupakan bagian dari orang-orang yang bertakwa. Mereka tetap bersedekah baik di kala lapang maupun sulit seperti yang terjadi saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. "Jadi yang namanya sedekah adalah tanda dari orang yang bertakwa. Dia bisa raih surganya Allah," kata Mamah Dedeh saat dihubungi Republika, Selasa (5/5).

Dia menjelaskan, keadaan sesulit apa pun bagi seseorang yang menanamkan budaya bersedekah terutama di bulan Ramadhan pada saat pandemi ini tak akan menghalanginya bersedekah. Sebab, panggilan bersedekah itu menurut Mamah Dedeh, merupakan amanat langsung dari Allah SWT.

Sedekah, menurut Mamah Dedeh, sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran, harus dilakukan sesegera mungkin. Sebab jika sudah sampai hari kiamat di mana tiada lagi hari jual beli, pertolongan, hingga persahabatan, maka sedekah tak lagi berarti di sisi Allah. "Mangkanya sedekah itu harus segera dari sekarang," kata dia.

Mamah Dedeh membagi klasterisasi sedekah yang dapat diterima dan tidak diterima di sisi Allah. Pertama, sedekah yang ditampakkan dengan maksud agar dapat dicontoh orang banyak dan sedekah yang dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi dengan niat Lillahi Ta'ala sama-sama baik.

Apabila niat dari bersedekah itu tulus karena Allah, menurut Mamah Dedeh, maka sedekah itu akan diterima di sisi Allah. Sedangkan zakat ataupun sedekah yang tidak diterima di sisi Allah adalah orang yang apabila bersedekah kemudian mengungkit-ungkit sedekahnya. "Kata Allah, orang yang mengungkit-ungkit sedekahnya ini nilai sedekahnya menjadi sia-sia. Nggak ada gunanya di sisi Allah, artinya kalau bersedekahnya gitu pahalanya rontok," ungkapnya.

Mamah Dedeh juga menekankan agar bersedekah harus dilakukan beriringan dengan adab. Sangat dianjurkan kepada orang yang bersedekah untuk memberikan sedekah terbaik yang paling disukai. Hal itu pun, menurut dia, merupakan amanat Allah dalam Alquran.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat