Seorang warga memperlihatkan hasil test diagnostik cepat atau rapid test Covid-19 yang menyatakan hasilnya Non Reaktif (NR) di Posko Penanganan Covid-19 Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (8/5). | JESSICA HELENA WUYSANG/ANTARA FOTO

Kabar Utama

Kasus Covid-19 tanpa Gejala Marak

IDI meminta pemerintah memperketat aturan PSBB.

 

JAKARTA -- Pemerintah mengingatkan seluruh elemen masyarakat untuk terus disiplin dalam mencegah penularan Covid-19. Selain karena tren kasus yang masih berfluktuasi, kini ada cukup banyak pasien yang terinfeksi Covid-19 tanpa adanya gejala.

 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, penyebaran Covid-19 telah bergeser dari sebaran awal virus. Selama ini, kata dia, sebaran klasik virus dibawa oleh orang dalam keadaan sakit dengan gejala demam mencapai 38 derajat Celsius, mengalami batuk, dan sesak napas.

 

Namun, hal itu sudah tidak lagi menjadi ciri khas dari orang yang terinfeksi Covid-19. "Kita banyak menemukan orang yang dalam tubuhnya ada virus Covid-19, tapi tidak panas, tidak batuk, sehingga seperti orang tidak sedang sakit," kata Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Ahad (10/5).

 

Padahal, kata dia, orang tanpa gejala (OTG) itu terbukti positif Covid-19 berdasarkan pemeriksaan polymerase chain reaction. Ia mengingatkan, jika para OTG berada di tengah masyarakat tanpa menggunakan masker, lalu melakukan kontak dengan kelompok rentan, mereka bisa menimbulkan penularan.

 

photo
Farida Rochmawati (kanan) pasien positif COVID-19 Tulungagung menerima seikat bunga dari warga yang menyambut sepulang dari rumah karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (7/5). Farida merupakan pasien kelima terkonfirmasi positif corona asal Desa Jabalsari, Kecamatan Sumbergempol yang dinyatakan sembuh setelah menjalani 18 hari masa isolasi dan tiga kali swab sampel lendir di tenggorokan, dengan hasil dua kali negatif COVID-19 - (Destyan Sujarwoko/ANTARA FOTO)

 

Yurianto pun menduga situasi ini yang menyebabkan kasus Covid-19 bertambah setiap hari. Oleh karena itu, ia mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. "Ini penting karena kita tidak tahu siapa di luar yang jadi OTG, siapa yang bawa virus tanpa menunjukan gejala apa pun," katanya.

 

Per Ahad (10/5) terdapat penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 287 orang dalam 24 jam terakhir. Dengan demikian, hingga saat ini total kasus positif Covid-19 di Tanah Air sebanyak 14.032 kasus. Angka ini didapat dari 158.273 spesimen yang telah diperiksa, baik dengan tes PCR atau rapid test.

 

Selain itu, terdapat juga penambahan pasien sembuh sebanyak 91 orang dalam satu hari terakhir sehingga jumlah pasien sembuh seluruhnya 2.698 orang. Pasien Covid-19 yang meninggal dunia tercatat bertambah 14 orang sejak Sabtu (9/5) sampai Ahad (10/5). Secara total, pasien yang meninggal dunia kini mencapai 973 orang.

 

Pada Sabtu (9/5), angka penambahan kasus positif Covid-19 secara nasional mencatatkan rekor, yakni sebanyak 533 orang dalam satu hari. Sementara, sejak Rabu (6/5) sampai Jumat (8/5), penambahan kasus positif Covid-19 berturut-turut sebanyak 367 orang, 338 orang, dan 336 orang setiap harinya.

 
photo
Tim medis memeriksa data keluarga salah satu pasien positif Covid-19 sebelum melakukan swab test di Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (7/5). Pemeriksaan tersebut dilakukan guna memastikan tertular atau tidaknya anggota keluarga yang salah satu keluarganya dinyatakan positif Covid-19, sementara warga dan keluarga yang pernah kontak secara langsung dengan pasien kini telah melakukan isolasi mandiri - (ABRIAWAN ABHE/ANTARA FOTO)
 

Yurianto mengakui, data sepekan terakhir menunjukkan adanya fluktuasi kasus Covid-19 di beberapa daerah. Ada daerah yang konsisten meningkat dengan jumlah yang semakin sedikit. Namun, ada juga daerah yang kasusnya tidak konsisten. Kata dia, ada daerah yang dalam beberapa hari terdapat penambahan kasus, tapi jumlahnya tidak banyak. Namun, tak lama berselang, penambahannya cukup signifikan.

 

Ia menyebutkan, di beberapa daerah belum terbentuk pola grafik yang konsisten terkait penambahan kasus Covid-19. "Gambaran ini bisa kita maknai bahwa proses penularan di tengah-tengah masyarakat masih terus terjadi," ujar Yurianto dalam konferensi pers.

 

Oleh karena itu, Yurianto kembali mengingatkan masyarakat untuk melindungi diri, keluarga, dan orang lain dengan disiplin mematuhi anjuran untuk tetap di rumah. Selain itu, harus rajin mencuci tangan, menjaga jarak fisik, menggunakan masker jika terpaksa ke luar rumah, dan menghindari kerumunan.

 

Angka kasus Covid-19 di daerah beragam. Ada yang naik, ada yang turun, bahkan ada pula yang tidak terdapat penambahan kasus. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya mengonfirmasi, per Ahad (10/5) tidak ada penambahan kasus. Hingga saat ini, terdapat 31 pasien positif Covid-19 yang dirawat di Tasikmalaya. Dari total 31 pasien positif Covid-19, 17 pasien masih menjalani perawatan, 11 orang dinyatakan sembuh, dan 3 orang meninggal dunia.

 

Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, selama empat hari pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), tidak ada penambahan kasus positif Covid-19. Hanya ada satu penambahan kasus positif Covid-19 selama Mei 2020, sebelum PSBB diterapkan di Kota Tasikmalaya.

 

"Artinya, mulai stabil. Itu harus kita jaga," kata dia, Ahad (10/5). Sementara, di Sumatra Barat, terdapat tambahan 13 kasus positif Covid-19 per Ahad. Hingga kini, ada sebanyak 299 orang yang terinfeksi Covid-19 di Sumbar.

 
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai kasus Covid-19 di Indonesia masih dalam tren meningkat.
 
 

Di Cimahi, Jawa Barat, tren penularan Covid-19 terus naik meski sempat menurun pada masa PSBB. Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna mengatakan, saat ini ada 64 pasien Covid-19. "Sampai saat ini, Cimahi zona merah karena penyebaran naik terus," kata dia, kemarin.

 

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai kasus Covid-19 di Indonesia masih dalam tren meningkat. Bahkan, penambahan kasus berada pada rentang 300 hingga 500 kasus per hari. "Jadi, belum tahu kapan puncak (Covid-19), apalagi melandai," kata Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng M Faqih kepada Republika, kemarin.

 

IDI khawatir, jika jumlah kasus terus bertambah, sementara fasilitas pelayanan kesehatan terbatas, bisa menyebabkan banyak pasien yang tidak tertangani dengan baik di rumah sakit. Apalagi, pasien Covid-19 harus mendapatkan terapi dan diisoliasi supaya tidak menularkan virus.

 

IDI mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati dan terus berupaya memperlambat penambahan kasus. Menurut dia, aturan social distancing dan PSBB harus diperketat untuk memperlambat laju penularan Covid-19. "Kalau tidak, IDI khawatir kasus terus meningkat," ujarnya.

Pengurus PB IDI Bidang Kesekretariatan, Protokoler, dan Public Relation Halik Malik menilai peningkatan kasus Covid-19 menunjukkan dua hal, yaitu adanya peningkatan kemampuan pemeriksaan dan bukti bahwa kasus positif masih tinggi. Dia berharap kebijakan yang ada tetap dijalankan secara ketat dan konsisten.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat