Seorang guru mencoba baju alat pelindung diri (APD) yang telah jadi di SMK Negeri 3 Klaten, Jawa Tengah, Kamis (2/4/2020). Hasil dari donasi keluarga besar sekolahan tersebut digunakan untuk memproduksi baju dan masker sebagai APD para tenaga medis yang d | ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

X-Kisah

Solidaritas Siswa SMK Melawan Covid

Proses produksi tetap menjaga kualitas material dan pola APD sesuai standar rumah sakit.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mulai menampilkan diri untuk ikut berperan melawan pandemi Covid-19. Jurusan mereka yang spesifik memungkinkan untuk ikut terjun langsung sebagai tim pendukung. Misalnya, tiga SMK di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, ikut membuat alat pelindung diri (APD) dan cairan pembersih tangan.

Hasil produksi mereka disumbangkan ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Kudus. Penyerahan bantuan APD berupa baju terusan untuk tim medis serta cairan pembersih tangan buatan siswa dari SMKN 3 Kudus, SMKN 1 Kudus, dan SMK Duta Karya Kudus dilakukan kepala sekolah masing-masing kepada Ketua IDI Kudus. Ketua IDI Kabupaten Kudus Ahmad Syaifuddin mengaku berterima kasih kepada tiga SMK di Kabupaten Kudus yang membantu pemenuhan kebutuhan APD maupun cairan pembersih tangan.

“Rata-rata kebutuhan APD secara keseluruhan di rumah sakit rujukan penyakit virus corona (COVID-19) di Kabupaten Kudus setiap harinya bisa mencapai 500-an unit APD,” tuturnya, Senin (4/5).

Bantuan APD dari SMK jurusan tata busana ini totalnya sebanyak 400 set APD serta 1.500 botol cairan pembersih tangan. Siswa jurusan tata busana di SMK 1 dan 3 Kudus tersebut berpartisipasi dan mempraktikkan langsung pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk membuat pola APD.

Proses produksinya juga tetap menjaga kualitas material dan pola APD yang sesuai dengan standar rumah sakit dan pengerjaannya juga mengenakan masker higienis, menjaga kebersihan, dan menerapkan jaga jarak fisik demi keamanan bersama saat memproduksi APD di lingkungan sekolah. Aksi ketiga SMK di Kudus ini bisa menginspirasi SMK di seluruh daerah untuk bersama-sama ikut bergerak meningkatkan makna pendidikan, makna belajar dan nilai kemanusiaan melawan pandemi Covid-19.

 
photo
Sisiwa SMK memproses pembuatan baju pelindung diri (Hazmat Suit) di SMKN 2 Blitar, Jawa Timur, Kamis (9/4). Untuk pemenuhan kebutuhan alat pelindung diri (APD) dalam penanganan pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit umum dan swasta, pemda setempat menggandeng sejumlah SMK untuk memproduksi Hazmat Suit, masker medis, pelindung wajah (Face Shield), dan sejumlah APD lainnya - (ANTARA FOTO)

Di Jawa Barat, sejumlah SMK dilibatkan dalam produksi ventilator. Mereka yakni SMK 4 Bandung, SMK 6 Bandung, SMK 8 Bandung dan SMK 1 Cimahi. “Sekolah kami di SMK, yaitu SMK 4, 6, 8 (Bandung) dan SMK 1 Cimahi sudah mendapat masing-masing 20 paket untuk sama-sama dengan tim yang dipimpin oleh Pak Syarif Hidayat (Dosen ITB) dalam rangka produksi ventilator, kerja sama dengan Salman ITB. Jadi, sekolah SMK kita juga dilibatkan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jabar Dewi Sartika.

Dewi mengatakan, para siswa SMK tersebut membantu pembuatan ventilator sebanyak 500 unit. Dari jumlah tersebut, 80 unit di antaranya akan diberikan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar. “Insya Allah dari 500 yang akan dibuat, kita mendapatkan 80. Jadi ini juga sebuah bentuk kepedulian dari kita semua,” katanya.

photo
Seorang guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memperlihatkan masker karya siswanya di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh, Aceh, Kamis (9/4/2020). Aksi sosial para guru SMK di Banda Aceh membagikan masker kepada warga itu merupakan gerakan bersama dalam mencegah penyebaran Corona Virus (COVID-19) - (ANTARA FOTO)

Gubernur Jabar Ridwan Kamil, menilai keterlibatan SMK di Jabar dalam pembuatan ventilator menjadi bukti kekuatan insan pendidikan Jabar. Menurutnya, insan pendidikan Jabar harus kompetitif dan inovatif dalam merespons perkembangan dunia global. "Kita bisa menciptakan apa saja yang kita mau. Terbukti, pada saat Covid-19 ini tiba-tiba kita bisa membuat ventilator dengan karya anak bangsa, yang salah satunya dikerjakan oleh SMK di Jawa Barat,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Ini artinya, kata dia, bangsa kita harus semangat. Kita punya kekuatan yang luar biasa. Jangan selalu dengan efek terdesak atau kepepet baru kita berinovasi. Emil menyatakan, seluruh insan pendidikan diwajibkan mengedepankan nilai kejujuran dan keteladanan. Selain itu, dalam mengikuti perubahan zaman dan perkembangan dunia, nilai kompetitif dan inovatif harus diterapkan di Jabar. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat