Petugas membungkus bantuan paket sembako di MDMC Muhammadiyah, Yogyakarta, Rabu (22/4). PP Muhammadiyah secara serentak membagikan 5 ribu paket sembako secara nasional | Wihdan Hidayat/ Republika

Khazanah

Dai dan Guru Ngaji Turut Diperhatikan

Para dai dinilai perlu uluran tangan di masa pandemi.

 

JAKARTA – Pandemi Covid-19 menjadikan Ramadhan pada tahun ini cukup berbeda. Biasanya, aktivitas dakwah semakin ramai saat bulan suci tiba. Namun, fenomena itu saat ini tak lagi tampak. Sebab, masyarakat diimbau untuk beribadah dari rumah masing-masing serta menghindari kerumunan.

Kalangan ustaz dan penceramah ikut terdampak situasi wabah Covid-19. Menurut Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Irfan Syauqi Beik, kelompok tersebut menjadi salah satu prioritas penyaluran bantuan selama wabah berlangsung. Mereka dinilai termasuk golongan yang berjuang di jalan Allah (fii sabilillah), yakni melalui dunia pendidikan.

“Terhadap dai ini, itu menjadi concern kita semua bagaimana kita bisa membantu. Kita menyasar para dai ini menjadi salah satu enam klaster sasaran utama program penyaluran zakat,” ujar Irfan Syauqi Beik saat dihubungi Republika, Ahad (26/4).

Baznas Pusat, lanjut dia, memiliki program bantuan khusus, yakni Bantuan Tunai Mustahik (BTM) atas nama ashnaf golongan fii sabilillaah. Skema ini antara lain diperuntukkan bagi para tenaga pendidik dan dakwah. “Prinsipnya, nilai bantuan kami akan melihat situasi kondisi saja di lapangan,” kata Irfan.

Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh Nahdlatul Ulama (LazisNU) terus berkoordinasi dengan seluruh cabang NU di daerah-daerah untuk mendata jumlah dai dan guru ngaji yang patut menerima donasi. Ketua PP NU Care-LazisNU Achmad Sudrajat mengatakan, pihaknya memiliki program untuk membantu para ustaz yang mengajar Alquran atau guru ngaji di masyarakat. Program ini bahkan telah dimulai sebelum memasuki bulan Ramadhan.

“Kami sudah mendistribusikan kepada kaum difabel, marbut masjid, guru ngaji di masjid tersebut, ojek online, dan kaum dhuafa,” ujar Achmad kepada Republika, kemarin.

Sudrajat melanjutkan, LazisNU telah menyiapkan sebanyak 13 ribu paket sembako yang akan didistribusikan. Paket ini terdiri atas beras, minyak goreng, gula, dan masker. “Insya Allah, kita akan tambah kemungkinan sampai 50 ribu paket sembako,” ungkap dia.

Bantuan itu akan disalurkan secara tepat sasaran. Menurut Achmad, pendataan khususnya mencakup dai atau ustaz yang tinggal di perdesaan. Selain Jabodetabek, bantuan tersebut juga akan didistribusikan ke provinsi-provinsi lain, seperti Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Lampung.

 

“(Sasaran bantuan) yaitu guru-guru ngaji yang ada di tengah masyarakat, bukan pendakwah di televisi. Kita fokus memikirkan guru-guru ngaji di kampung-kampung, di masyarakat. Makanya, kita mendata sampai ke daerah-daerah,” kata dia memaparkan.

Dia menilai para dai di wilayah tersebut memerlukan uluran tangan. Apalagi, banyak daerah yang telah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Dengan begitu, aktivitas dakwah mereka pun berkurang drastis. “Ketika pengajian ditutup, mereka ikut ditutup kan. Kalau mereka tidak punya sampingan, ya, dia benar-benar off. Nah, ini yang kita bantu,” ucap dia.

Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) berinisiatif untuk memberdayakan para dai di tengah situasi pandemi Covid-19. Ketua Lazismu Hilman Latief mengatakan, pihaknya telah menyiapkan program yang melatih mereka agar dapat melakukan dakwah via daring (online).

“Jadi, pelatihan membuat rekaman video sendiri untuk ceramah-ceramahnya sehingga dia bisa meng-online-kan dakwah-dakwahnya,” ujar Hilman kepada Republika, kemarin.

Ia menjelaskan, nantinya ada tim yang menawarkan topik-topik tertentu kepada para penceramah tersebut berdasarkan konteks aktual. Misalnya, topik seputar beribadah kala wabah Covid-19. “Mereka membuat konten-konten ceramah melalui rekaman video atau juga ada yang rekaman suara. Durasinya bisa 5-7 menit, kemudian dikirim ke kita,” ucap dia.

Para penceramah bisa memperoleh insentif dari setiap kiriman video yang memuat konten ceramah. Menurut Hilman, insentif ini adalah bentuk penghargaan kepada mereka yang telah menyebarluaskan ilmu di tengah masyarakat.

"Insentif ini sifatnya menjaga rasa bangganya mereka dan ilmunya menjadi termanfaatkan. Kami ingin menghargai mereka dengan cara yang elegan,” kata dia.

Saat ini, program tersebut masih berjalan. Jumlah pesertanya mencapai 80 orang dari. Sebagian besar mereka berasal dari DKI Jakarta. Antusiasme cukup tinggi sehingga Lazismu harus menggelar dua kelas pelatihan. “Banyak ustaz yang tertarik untuk mengembangkan dirinya. Kami berharap mereka sudah bisa memproduksi video pekan ini,” ujar dia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat